~6~

439 104 24
                                    

(Name) berusaha memejamkan matanya tetapi tetap saja tidak bisa, gadis itu melirik ke arah jam dinding. "Hee...baru jam 12 siang, huhuhu...Tsumannai !" (Name) menatap Nendoroid pemberian ibunya, "Hikdsrot, andai saja kamu nyata."

Dasar otaku.g

(Name) berguling-guling dikasurnya, "hah..."

Kriet...

Pintu kamar (Name) dibuka, gadis itu langsung mendudukkan dirinya.

"(Name)." Ibunya masuk dan duduk disampingnya, (Name) hanya diam tidak berbicara sepatah kata apapun. "Sayang, besok kembali sekolah ya?" Ujar ibu (Name) mengelus pelan surai anaknya.

"Ha'i, Okaa-san."

(Name) hanya menuruti perkataan ibunya, "Okaa-san..." panggil (Name), "Ada apa, sayang?"

"Belikan (Name) manga lagi."

Ok, sekarang ia dibuat pusing dengan kelakuan anaknya yang meminta manga baru lagi.

***

Besoknya (Name) sudah kembali bersekolah seperti biasa, sekarang ini ia sedang berada dibangkunya mengerjakan soal-soal yang ia tinggalkan saat diskors. Yah masalah yang seperti ini sih gampang buat (Name), ia termasuk dalam kategori siswa berprestasi dan aktif dalam kegiatan klubnya.

(Name) meletakkan penanya, "Yosh, sudah selesai!"

(Name) mengantarkan soal yang sudah ia jawab ke ruang guru, setelahnya (Name) malah berkeliaran dilingkungan sekolah. Saat sedang berjalan menuju kelas (Name) kembali dihadang oleh anak-anak kampret yang membuat dirinya diskors.

"Lihat, (Surname) yang katanya murid teladan malah diskors, ahaha." Tsubasa mentertawakan (Name), sedangkan (Name) hanya mengulas senyum.

"Itulah akibat karena berani mencampuri urusan kami!" Mereka tertawa sambil memandang rendah (Name).

"Souka, berarti kalian tidak keberatan dengan ini'kan?" Ujar (Name) mengulas senyum horor diwajahnya dengan menunjukkan gergaji mesin.

Author saja sudah berteriak-teriak sambil berkata "(Name)! Darimana kamu mendapatkan benda itu!?"

Mereka meneguk ludah, (Name) menyalakan gergaji mesin itu dan mendekati mereka.

"LARI! (SURNAME) SUDAH GILA!!!!"

(Name) melongo heran, "Lho? Kok malah kabur?" Gadis itu langsung melempar gergaji mesin tanpa peduli akan berakhir dimana, ia kembali berjalan ke kelasnya.

Na'as gergaji mesin tersebut malah nyasar ke tempatnya Author.

Author : "(Name) KAMPRET!!!"

.
.
.
.

Kamu memakan permen, dan terus berkata bosan. Seharian ini kamu tidak bertemu dengannya, Junpei. Sepertinya dia bolos lagi, kamu mengerti kenapa ia seperti itu dan lagi meskipun kalian satu sekolah kamu tidak bisa terus-terusan menolongnya dari perundungan karena beberapa alasan. Ya, memang kamu ingin menolongnya tetapi apakah bisa kamu menemuinya tiap waktu? Apa kamu mau terus-terusan meninggalkan pelajaran dan kegiatan klub sehingga membuat orang tuamu kecewa? Kamu dibuat pusing dengan kedua pertanyaan itu terus menerus karena kamu tidak bisa membiarkan keduanya.

"Yo! (Name)-chan!" Sapa Akira, "Kamu terlihat lesu, ada apa?" Akira menarik kursi dan duduk disampingmu.

"Aku...sedang bingung saja kok, Akira." Ujarmu lesu, Akira menggeplak punggungmu.

Plak!

"Itte! " jeritmu seketika, "Apasih?"

"Cerita aja sini, gak usah pakai drama." Titah Akira bersiap menggeplak punggungmu lagi. Kamu dengan cepat menggeser kursi kamu dari Akira dan menatapnya jengkel.

"Iya-iya, aku cerita gak usah pakai acara mukul ngapa."

***

(Name) merasa sedikit lega ketika ia menceritakan apa yang menganggu pikirannya, "Begitu ya...aku sih tidak yakin bisa membantumu atau tidak tapi..."

Akira membisikkan sesuatu ke telinga (Name), gadis itu langsung menatapnya horor "Akira kamu ngaco!"

"Bwahahaha!" Akira malah tertawa terbahak-bahak melihat reaksi (Name), "Aku gak bakal minta saran dari kamu lagi deh!" Pekik (Name).

.
.
.
.

(Name) merengkuh tas ranselnya dan berjalan keluar dari kelas, ia tidak henti-hentinya menyumpahi Akira yang telah memberikan saran gila. (Name) mengingat kembali apa yang dibisikkan Akira.

"Bagaimana kalau kamu beralasan sakit parah? Dengan begitu masalahmu selesai!"

"Akira bego! Aku itu masih sayang nyawa ngapain coba sampai buat drama sakit parah segala." (Name) keluar dari lingkungan sekolah, gadis itu awalnya berniat ingin membeli camilan sebelum pulang tetapi ia mengurungkan niatnya tersebut karena ucapan dari Akira lagi, Akira meresahkan emang.

"(Name) kalau kamu banyak makan ntar gendut lho!"

"Lain kali harus kubanting anak itu, agar perkataannya waras." Umpat (Name).

Angin berhembus pelan, perkiraan cuaca meramalkan musim dingin semakin dekat. (Name) kembali melanjutkan perjalanan pulangnya, ia sedikit menggigil ketika angin menerpa badannya. Gadis itu lupa membawa mantel, mau tak mau ia harus berlari agar cepat sampai kerumah dan menghangatkan diri dengan segelas coklat panas.

"Hah...hah..." (Name) mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat berlari, ia memutuskan berhenti sebentar.

(Name) berjalan santai sambil menatap air sungai yang mengalir dengan tenang, sinar mentari yang siap terbenam membuat dirinya tenang.

(Name) terus melangkah dengan perlahan sampai ia mendapati sosok yang tak asing baginya, sosok itu tersenyum dengan lembut lalu berseru...

(Name) terus melangkah dengan perlahan sampai ia mendapati sosok yang tak asing baginya, sosok itu tersenyum dengan lembut lalu berseru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sudah menunggumu lho, (Surname)-san!"

(Name) melangkah cepat menuju sosok itu "Junpei!" Dengan mengulas senyum.

To be continued...

Aru : Hayo, kira-kira ngapain Junpei sampai rela nungguin kalian pulang? Ksksks- daku nangis nonton eps 12 Jujukai, ya meskipun udah tau dari baca manga ya tapikan....//nangis estetik.g

See ya at next chapter, 19 Desember 2020.

✔ Goodbye [Yoshino Junpei x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang