~3~

515 119 26
                                    

Brak!

"U-uh..." Junpei memegangi perutnya yang terasa sakit akibat ditendang.

"Hahaha! Lihat tuh dia ingin menangis!" Mereka tampaknya bersenang-senang dikala Junpei menderita, guru yang mendapati mereka bahkan hanya diam tak ada niatan untuk memisahkan mereka sama sekali.

"K-kalian--"

Brak!

Junpei menahan rasa sakit dibadannya lagi, ia ingin berteriak, ia ingin membalas, ia benar-benar ingin mengutuk mereka semua. Sudah lama ia diperlakukan seperti itu sedangkan staff guru seakan tidak peduli dengan apa yang ia alami.

Dunia ini tidak adil, Junpei membencinya.

"Heh, dasar sa--"

Buagh!

Seorang gadis memukul kepala si pelaku perundungan itu menggunakan sebalok kayu, "Menyedihkan." Ujarnya.

"Siapa kau hah? Mau sok jadi pahlawan?!" Gadis yang bersama para perundung itu mencengkram kerah gadis itu.

"Apa? Memang kenyataannya kok kalian menyedihkan, iya'kan Yoshino-san?" (Name) tersenyum ke arah Junpei.

"Dia lumayan cantik, bagaimana kalau--" salah satu dari mereka ingin menyentuh (Name).

(Name) melepaskan cengkraman dikerahnya dan mengambil sesuatu disakunya. "Nah~ apa sekarang kalian masih mau melawan?" Ujar (Name) memain-mainkan sebuah pisau lipat ditangannya.

Meneguk ludah, mereka menatap (Name) sinis karena gadis itu membawa benda tajam yang bisa melukai mereka. Kabur, itu pilihan yang tepat. Mereka pergi meninggalkan (Name) dan Junpei disana.

(Name) mendekati Junpei dan berjongkok "Sudah tidak apa-apa."

Junpei menatap (Name) horor, (Name) langsung sadar "Oh ini hanya pisau mainan kok, lihat? Ini bahkan tidak menggores lenganku sama sekali." Kata (Name) mengiris-iriskan pisau mainan itu ke lengannya.

"(Surname)-san..."

"Ya?"

"Kau membuatku takut."

"Ahahaha!"

***

Kamu membawa Junpei ke UKS, sungguh kamu benar-benar merasa kasihan padanya yang selalu dibully.

"Arigatou, (Surname)-san...aku tertolong." Ucap Junpei tersenyum ke kamu.

"Sama-sama." Kamu mulai menyeka darah yang keluar dari hidungnya, "Perutmu masih sakit?"

"S-sedikit..." lirihnya, "Coba kulihat."

"Hah?" Junpei kaget dengan rona merah diwajahnya. "Tunggu apa lagi? Sini kulihat, pasti terluka'kan?" Racaumu.

Junpei hanya menuruti apa yang kamu mau, kamu melihat perutnya dan ya...ada luka lebam mungkin karena dia sudah sering diperlakukan seperti itu oleh pelaku perundungan itu. Kamu memberikan antiseptik dan menutup lebam itu dengan perban.

"Selesai, hei kenapa wajahmu memerah? Kau berpikiran mesum ya saat aku menyuruhmu membuka baju untuk melihat lebam tadi?" Kamu mengeryitkan dahi menatapnya heran.

"A-aku tidak bermaksud--" Junpei menggeleng cepat.

Terbesit ide jahil dikepala kamu, "Kya~ Yoshino-san mesum~!" Teriakmu sambil menirukan pose yang kamu lihat dimanga kemarin. "(S-surname)-san!" Pekik Junpei pelan dengan wajah merona akibat ulahmu lagi, ya itu memang ulahmu.

Kamu menepuk pundaknya, "Hanya bercanda."

.
.
.
.

(Name) dan Junpei sedang menikmati waktu istirahat sekolah, terhitung dari hari pertama mereka bertemu sepertinya mereka berdua semakin akrab.

(Name) memakan roti lapis, ia juga membaginya untuk Junpei.

"Langitnya cantik sekali ya!" Ucap (Name) menatap langit, tangannya ia angkat seperti ingin meraih sesuatu. Junpei tersenyum lebar, ia ikut menengadah lalu memejamkan matanya "Begitulah." Setelahnya ia melanjutkan acara makannya.

(Name) meneguk sebotol air mineral, "Yoshino-san, sudah pernah pacaran?"

"Uhuk-uhuk!" Junpei langsung tersedak saat mendengar (Name) bertanya seperti itu. (Name) panik ia langsung menyerahkan sebotol air mineral yang ia pegang ke Junpei.

"Ini, minumlah!"

Junpei tanpa sadar langsung meraih air mineral yang disodorkan (Name) ia meminumnya, perasaannya sudah lega.

"Tunggu...ini bukannya sudah diminum (Surname)-san? Artinya...c-c-c-ciuman secara tidak langsung!?" Junpei menggeleng cepat menepis pikirannya, "Ayolah Junpei jangan berpikiran seperti itu!" Junpei menepuk pipinya.

(Name) yang melihat tingkah laku Junpei menjadi heran, apa lagi yang dipikirkan pemuda itu sampai menepuk pipinya sendiri?

(Name) peka lah sedikit...

"Yoshino-san, apa kamu baik-baik saja?" Tanya (Name). Junpei mengangguk pelan ia menutup mulutnya, wajahnya benar-benar sudah merona hebat karena ulah (Name). "Syukurlah!" Ujar (Name).

***

(Name) sedang berada diruang klub musik, klub yang ia dirikan anggotanya juga lumayan banyak. (Name) memainkan sebuah piano, jari lentiknya terus menekan tuts piano dengan lihai.

"Sugoi, (Name)-chan!" Ucap Akira bertepuk tangan setelah (Name) selesai memainkan sebuah lagu, wajah (Name) berseri "Benarkah?"

"Iya! Aku yakin kamu bisa menjadi Pianis Professional suatu saat nanti!" Akira masih saja memuji dirimu, "Ahaha, jangan berlebihan! Lagi pula aku tak berniat menjadi pianis kok, aku hanya senang memainkan setiap nada yang ada dipiano." Jelas (Name) sambil menggaruk tengkuknya.

"Heh...sayang sekali." Ujar Akira memanyunkan bibirnya.

Pintu dibuka, (Name) dan Akira menoleh kearah pintu bersamaan.

"Permisi...(Surname)-san?" Junpei melirik kedalam ruangan klub musik. "Oh? Yoshino-san!"

"Are? Kalian sudah saling kenal?" Tanya Akira, (Name) mendelik "Yah begitulah."

"(Surname)-san mau pulang bersama?" Tawar Junpei, (Name) mengangguk mantap sambil mengacungkan jempolnya. "Eh? Pulang bersama? Apa jangan-jangan...KALIAN SUDAH BERPACARAN YA!?" Duga Akira, Junpei langsung tertohok sedangkan (Name) berkata...

"Tidak sama sekali." (Name) menolak mentah-mentah dugaan Akira. "Ya kali aku pacaran kenal saja baru 3 hari, baka Akira." Batin (Name)

"Geh! Kukira..."

"Sudah, aku mau pulang." (Name) langsung menarik Junpei keluar dari ruangan klub musik.

To be continued...

(Name) : Bhaks- double update

Aru : senang-senang aja dulu kalian, nangisnya belakangan °>° //kabur

See ya at next chapter, 17 Desember 2020.

✔ Goodbye [Yoshino Junpei x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang