Tiga hari setelah pulang dari butik itu, kini Natasya dan Zayn tengah berada di depan rumah keluarga Martin. Natasya tampak menarik nafasnya pelan dan mengeratkan genggaman tangannya pada tangan besar Zayn lalu melangkah memasuki rumah besar yang penuh dengan kenangan buruk itu.
Dinding-dinding putih yang dipajangi dengan lukisan-lukisan cantik dan hiasan-hiasan lain itu dilewatinya dengan perasaan yang campur aduk. Semakin ia masuk ke dalam dan semakin dalam ia memasuki rumah itu semakin dalam pula kenangan-kenangan buruk itu kembali menghantuinya. Setelah beberapa tahun lamanya ia hidup sendiri, keluar dari rumah yang rasanya seperti neraka itu kini ia kembali memasukinya lagi. Itu membuat luka lama yang selama ini berusaha ia tutup kini perlahan-lahan terbuka.
"Tidak apa-apa?" Tanya Zayn merasa khawatir melihat wajah Natasya yang terlihat sedikit pucat.
Natasya mengangguk kecil lalu melanjutkan lakangkahnya. Pada saat ia berjalan mendekati ruang keluarga yang masih membekas di dalam ingatannya itu samar-samar terdengar suara-suara orang yang seperti sedang bertengkar dari dalam rumah. Semakin ia melangkah maka semakin terdengar jelas suara itu.
"Kau lihat sekarang putri dari jalang sialan itu tidak mengganggap kita keluarganya lagi bahkan ia akan menikah saja, dia tidak mau mengundang kita bahkan tidak memintamu menjadi pendampingnya!"
"Dia bukan putriku Metha! Dia anak Thomas dan Hera!"
"Aku tau dia putri Thomas dan Hera tapi kenapa kau tidak dianggapnya lagi padahal kau sudah menikahi Hera juga setelah Thomas kita habisi!"
Tubuh Natasya membatu mendengar kata-kata itu. Kedua matanya tampak berkaca-kaca. Satu-persatu air matanya jatuh mengenai lantai keramik di bawahnya. Sebuah kebenaran yang sangat mampu menguncang dirinya kini dihadapinya. Bahhkan saat ini Natasya hanya bisa berdiri dengan berlinang air mata di tempatnya.
"Kalian!" Teriaknya tidak tahan lagi mendengarnya.
Kedua orang yang sejak tadi bertengkar itu terdiam mematung melihat kehadirannya yang kini tengah berdiri tidak jauh dari mereka.
"Nak?"
"Stop!" Teriaknya marah.
Air mata kembali jatuh dari ujung matanya dengan mata yang menatap dua orang didepannya dengan tajam dan penuh kebencian.
"Aku tidak pernah menyangka kalian adalah dalang dari kematian ibuku."
Ia tertawa miris meratapi kebodohannya selama ini, "Padahal aku sudah mengganggap kau seperti ibuku sendiri tapi ternyata aku salah! Kau tidak ada bedanya dengan putrimu yang juga jalang itu!" Ucap Natasya penuh kebencian sambil menatap Metha yang tidak lain adalah ibu tirinya sendiri.
Metha tertawa keras mendengarnya, "Itu memang benar dan sangat setimpal dengan apa yang kami dapatkan sekarang!"
"Kekayaan dan kehidupan yang bahagia!" Tambahnya.
"Dengan mengorbankan kebahagiaanku?"
Metha kembali tertawa penuh ejekkan, "Tentu saja, itu sangat menyenangkan bukan?"
"Jadi, kalian yang membunuh ibu dan juga ayah kandungku?" Tanyanya sekali lagi menatap laki-laki yang selama ini ia anggap ayah untuknya itu dengan air mata yang tidak ada habisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATASYA {#2. KENDRICK SERIES}
RomanceSEKEDAR INFORMASI INI ADALAH SEQUEL DARI CERITA ROSE SIA!! KALIAN BISA MEMBACA CERITA ROSE SIA TERLEBIH DULU. KEMDRICK SERIES! ~■~■~■~■~■~ [DALAM TAHAP REVISI] Menghadapi tingkah atasan yang super dingin, judes, sedikit arogan, suka seenaknya dan j...