You Are Broken On The Floor Again
.
.
.
.
.
.Baru saja dapat kebajikan sekarang Jongho harus berhadapatan dengan kembaran setan. Sial betul nasibnya ada seseorang yang melihat aksi bajik Wooyoung, tak usah berlama-lama Yeosang mencarinya. Mencekik kerah kemeja dengan sangat sopan, tak ada celah sangat rapat dengan lehernya. Jongho sangat tercekik, darahnya berkumpul di area kepala dan mendadak susah nafas lalu pusing melanda. Hebatnya Yeosang badan kurus tapi berotot. Sangat kuat menggantung anak orang seperti ini.
"Gua yakin, lo pasti rayu Wooyoung buat baik sama lo terus lo manfaatin! Heh sialan busuk banget!" sembur Yeosang tak tanggung-tanggung. Siswa makin ramai menonton, Yeosang itu kreatif, membuat satu aksi yang pasti di notice banyak orang dalam sekali pandang. Jongho dan Yeosang jadi pusat perhatian. Ini area lapangan sekolah.
Jongho mencengkram lemah tangan Yeosang, dengan pandangan memohon untuk dihentikan aksi gilanya ini. Sungguh baru kali ini Yeosang menjalankan aksi di ruang terbuka. Selama hampir dua tahun Jongho di bully di kelas dan yang paling jarang juga paling jauh adalah area toilet siswa, dan satu lagi kemarin di lapangan terbengkalai itu.
"P-please jangan gini ughh." berusaha melepas cekikan tentu saja sia-sia. Air mata sudah berlimbang apa sudi Yeosang berbaik hati? Tidak, sangat jelas tidak akan. Yeosang benci manusia lemah macam Jongho. Dengan penuh energi Yeosang membanting tubuh Jongho yang mendarat sempurna di atas kerasnya beton lapang.
Jongho tak apa bila harus disiksa mungkin lebih dari kemarin. Tapi jangan lah semua warga sekolah tahu. Terlebih kakaknya, Choi San. Nyawanya akan dipertaruhkan jika si Choi San itu tahu akan hal ini dan melaporkan pada mama.
'dugh'
"Gua benci sama lo!"
'dugh'
"Benci benci benci!"
'dugh'
"Mampus lu!"
Tendangan terakhir, maka Yeosang dengan senang hati pergi meninggalkan Jongho yang terkapar tak berdaya. Perlahan satu persatu siswa berhambur pergi. Tontonan bermutunya sudah berakhir. Nasib sial tak ada satupun yang mau membantu pemuda malang itu. Ancaman setan itu menghancurkan hati nurani mereka. Jika dipikir apakah ada yang mampu melapor pada guru? Tak ada. Teringat seberapa kuat pengaruh setan muda itu. Guru tak akan menggubris lebih lanjut jika itu Kang Yeosang, terlebih yang menjadi korban bukanlah orang berpengaruh, hanya sampah.
Jongho terengah, dadanya sesak. Jongho pikir kalaupun ia mati disini tak akan ada yang sudi membuang mayatnya. Air mata lagi-lagi turun deras, Jongho menatap nyalang sosok Kang Yeosang yang kian menjauh dari pandangannya. Mulai detik itu Jongho sangat sangat membenci Kang Yeosang, Jongho berjanji akan membuat pemuda Kang itu menyesal. Untuk sebuah kata maaf dan dimaafkan harus lah ia sembah sujud di kaki Jongho dan setelahnya akan Jongho bunuh si pirang bangsat itu.
Harap-harap cemas. Semoga si Choi San tak ada melihat kejadian tadi, langkah Jongho terseok-seok. Sakit yang kemarin saja belum sembuh lalu ini sudah bertambah. Ada-ada saja dunia dan seisinya. Mau buat Jongho mati perlahan rupanya. Tak masalah, jika ada yang lebih buruk dari hari ini Jongho akan suka rela mengekspos skill lompat indahnya di sungai dalam atau gedung pencakar langit.
Kembali ke kelasnya lagi, sebetulnya tadi sebelum aksi goblok Kang Yeosang Jongho sedang menikmati waktu santainya dengan tidur berbantalkan tas lusuhnya juga beberapa lagu favorit yang mengalun indah dari earphone. Demi tuhan mengingat itu rasa ingin memusnahkan setan itu meningkat tapi apalah daya untuk saat ini Jongho masih upik abu. Kehidupannya belum glow up, ntahlah jika kalau sudah glow up akankah bisa melampaui si setan. Semoga bisa agar dendamnya terbalaskan.
Disambut meriah kotor dan sangat berantakan dimana tempat sampah berpindah haluan menjadi meja dan kursi Jongho, si pelaku tertawa terbahak dengan antek-anteknya. Seisi ruangan ada yang ikut tertawa ada pula yang menatap Jongho kasihan. Tangisnya berlanjut, dengan segenap keberanian Jongho mendatangi Yeosang, air mata yang berlinang pandangan syarat akan frustrasi.
"Aku salah apa sih sama kamu?"
Yeosang menatap Jongho remeh, "Salah lo lahir, dan gua benci lo." jawabnya enteng
"Kalo gitu kenapa gak sekalian aja kamu bunuh aku? Ayo bunuh aku! Hiks ayo bunuh!" teriak Jongho putus asa tangannya mencengkram erat seragam Yeosang.
Yeosang kelabakan, baru kali ini si cupu bersuara, frustrasi. Bertepatan itu guru Min masuk segera ia menarik Jongho menjauh, juga mendekapnya.
"Ada apa ini?" dingin, Yeosang kikuk.
"Si gila ini minta aku untuk membunuhnya pak, sungguh gila! Kurasa dia mabuk!"
Jongho meronta dalam dekapan guru Min, tangisnya masih ada, "Iblis! Hiks kamu iblis Kang Yeosang!" Yeosang terperanjat. Kurang ajar sekali mulutnya. "Shut up bitch. " Yeosang mendesis.
Jongho mendendorong guru Min kuat-kuat, "Hiks dia itu iblis! Selama bersekolah disini disiksanya aku! Aku dibully iblis itu setiap hari! Teman-teman seolah tak punya hati untuk membela atau sekedar memisahkah hiks mereka takut berkat ancaman si iblis itu! Tak tanggung guru guru pun hanya menyepelekan hal ini hiks! Mereka tak akan sudi dan tak akan mau berurusan dengan iblis so berkuasa itu pak hiks hiks."
"Apa aku salah minta dibunuh sekalian, biar aku mati aja! Biar aku gak usah terus-terusan disiksa kaya gini! Aku cape hiks hiks!"
Guru Min tak angkat suara, dia termenung.
"Bapak juga tak akan melakukan apa-apa kan? Terlalu takut sama si bajingan itu! Denger aku udah gak peduli, mau depak aku dari sini juga silahkan hiks."
'PLAKKK'
Jongho terkejut bukan main, guru Min menampar Kang Yeosang sangat keras. Harusnya Jongho yang di tampar bukan karena sudah sangat mengatakan hal yang bermacam-macam tentang Kang Yeosang juga sedikit menuduh guru Min.
"Yeosang temui saya setelah kamu paham arti tamparan itu. "
"Jongho ikut saya bawa tas mu,—
—dan untuk Song Mingi, juga siswa yang berburu video. Berhenti merekam, hapus video itu atau saya lakukan hal yang tak akan kalian duga. Paham?"
Mereka semua terdiam tak menyangka mata gurunya itu sangat tajam. Dengan takut segera mereka hapus video yang sedari tadi direkam.
Ini ruangan guru Min yang kemarin Jongho kunjungi. Belum ada percakapan yang terlibat. Isak tangis Jongho masih setia menjadi backsound.
"Kamu dengan Choi San bersaudara?"
Pada akhirnya guru Min bersuara.Jongho mengangguk.
"Saya sudah panggil ia menuju sini dan juga orang tua mu."
"Apa?!" sentak Jongho.
"Bapak bahkan gak minta persetujuan dulu sama aku!" lupakan sopan santun Jongho meradang setelah mendengar penuturan guru Min.
"Apa perlu? Saya guru mu disini. Saudara mu tak pernah tau hal ini begitu pula dengan orang tua mu. Mereka wajib mengetahui ini."
"Tau apa bapak tentang saya?" Jongho menatap dengan kecewa.
'tuk tuk tuk'
Tak lama pintu diketuk, Jongho sangat tahu apa dan siapa itu. Sekali lagi Jongho menatap guru Min dengan tatapan kecewa tapi saat diperhatikan lebih pada tatapan takut, minta untuk diselamatkan.______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Broken On The Floor
Fanfiction" Semenyakitkan kah ini hidup? „ Choi Jongho " sampai kapan? „ Warn : BL Harsh words Self harm Bullying 18+ under 18? keep out please. Hurt Broken Sweetheart ini memang hanya fanfiction dimana isinya seputar imajinasi. Akan tetapi setia...