"Gue salah kah? Atau Dava cemburu lagi? Gue nangis aja apa ya? Sedih banget di tinggalin." —Nara.
"Ngelunjak!" —Dava.
o0o
"Kenapa begitu mukanya?" tanya Nathan yang baru saja masuk ke dalam ruangan.
Nara menggeleng dengan raut wajah muram.
"Kelamaan nunggu gue?"
"Bukan."
"Terus?"
Nara yang cemberut pun menoleh dengan tangan yang sudah bersedekap di depan dada. "Dava ninggalin gue, Nat. Nyebelin banget dah!"
Nathan yang melihat itu diam-diam tersenyum gemas. "Kok bisa?" tanyanya.
"Nggak tahu! Dava tuh aneh tahu, Nat."
"Yaudah jangan cemberut gitu dong, pulangnya nanti biar sama gue aja."
"Ih nggak usah, gue bisa pulang naik ojek." tolaknya.
Nathan tersenyum simpul. "Yaudah, ke ruang dekan dulu yuk."
Lantas Nara berjalan keluar mendahului Nathan yang masih berdiri diam dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
o0o
Setelah selesai mengurus surat perizinan untuk organisasi Mapala yang minggu depan nanti akan berkegiatan diluar, mereka baru bisa pulang setelah sekitar 15 menit lamanya di dalam ruangan dekan. Kini keduanya tengah berjalan di koridor menuju parkiran fakultas.
"Jadi pulang sama siapa, Ra?" tanya Nathan.
Nara hanya menggelengkan kepala membalas pertanyaan itu, raut wajahnya terlihat begitu murung.
"Ikut gue aja ya." ajak Nathan.
"Jangan Nat, biar gue naik ojek aja. Rumah kita kan nggak searah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend • 5 [] Huang Renjun
Fanfiction"Tatap mata aku kalau kamu emang mau hubungan ini selesai." On Going ©Queensky19, 2023 ⚠️⚠️ Don't plagiarize my story! Think with your own ideas. Bijaklah dalam membuat karya sendiri.