•masalah•

106 78 27
                                    

Happy Reading

°
°
°



Berdiri ditiang bendera dengan posisi tangan hormat sudah biasa bagi Naira.

Tapi hari ini Naira membuat masalah dobel. Ayolah bukan Naira yang duluan tapi setiap masalah selalu disangkut pautkan dengan dirinya.

BUGH

Naira memegang kepalanya yang mendenyut yang benar saja seperti kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah yang Naira rasakan sekarang.

Naira menatap geram pada bola basket yang menghantam kepalanya.

"Sorry gue gak sengaja"

Naira tersenyum sinis, "Lo gak punya mata sampe bola Lo bisa kena kepala gue" nyali Gio menciut mendapat bentakan dari Naira.

Gio Geransyah, anak kelas sebelah playboy cap gagak.

Kenapa cap gagak karna kalau udah didekatin sama Gio otomatis bakalan mati, mati rasa lebih tepatnya.

"Ya-ya sorry gue tadi latihan sambil tutup mata" Naira menyipitkan matanya.

"Kenapa gak sekalian aja mata Lo dihilangin" Gio menelan ludahnya.

Galak bener nih cewek!

"Ada apa kok ribut ribut" Pak Harto selaku guru olahraga menatap heran pada muridnya.

"Naira kamu ngapain disini?" tanya pak Harto.

"Saya dihukum pak"

"Kamu Gio?" Pak Harto mengalihkan pandangan pada Gio.

"Saya mau ngambil bola pak, tadi jatu--"

"Enak banget Lo bilang jatuh kena kepala gue nih!" Naira melarat ucapan Gio.

Nih cowok ngeles kek cewek!

"Ya tapikan gue gak sengaja" Gio meringis kecil Naira menatapnya tajam.

"Lo--" ucapan Naira terpotong.

"Sudah sudah kamu Naira jalani hukuman kamu, ayo Gio pelajaran saya sebentar lagi dimulai" Naira melongo tidak adakah yang membelanya.

Dengan perasaan kesal Naira meninggalkan lapangan.

Bodo amat sama hukuman.

Mendinginkan kepalanya itu lebih baik, kantin.

Naira memesan batagor dan es coklat kesukaannya. Baru ingin memasukkan kedalam mulut..

Brak

Naira menatap kesal, "Lo mau gue mati muda!!" Hana tersenyum polos.

Hana Denanda Velo, sahabat Naira yang gak mau santai, tapi baik.

"Ke kantin gak ngajak ngajak Lo!?"

"Siapa suruh Lo jadi murid rajin" Hana mendengus.

"Enak ya Lo berdua!" Naira lanjut memakan makanannya seolah dunia milik dia sendiri.

"Mending Lo berdua makan juga dari pada ganggu" Rana dan Diara mendelik kesal.

"Yaudah yuk lumayanlah ngisi perut" Rana memesan makanan diikuti oleh Diara.

Rana Zayasfi Guntur, perhatian menurut Naira gak tau kalau menurut Hana dan Diara.

Diantara ratusan siswa mereka berempat yang ada di kantin sebelum waktunya.

"Na, Lo telat lagi?" tanya Diara disela makan mereka yang diangguki oleh Naira.

Diara Revika Diro, kalem tapi boong yang ada bar bar.

"Lo bertiga ngapa keluar kelas?" tanya Naira sambil meminum es coklatnya yang tinggal dikit.

"Bolos" jawab ketiganya.

Naira berdecak kesal, "Ck, gue juga tau bambank, maksud gue alasan kalian itu lohh"

Hana mengangguk, "Pelajarannya Bu Jahe" Naira paham sekarang kenapa ketiga temannya keluar.

"Pantes"

"Apanya yang pantes Na?" tanya Zara heran.

"Ya pantes Lo pada keluar, siapa sih yang mau ngulang masa lalu kayak gak ada masa depan aja" jawab Naira santai.

Ketiga temannya berdecak kagum.

"Teman gue nih" kata Hana.

"Temen gue juga" celetuk Zara.

"Gue kagak gitu!" Diara dengan wajah memelas dibuat buat kek minta sumbangan.

"Hahaha Temen gue semualah" Naira mengajak berpelukan.

"Bukan Hahaha tapi Wkwkwk" mereka bertiga menatap Hana lalu tertawa lagi...

"Kwkwkw"

"Hahaha"

"Hehehe"

"Awokawok"

Para siswa siswi yang tak sengaja dengar atau bahkan melihat kejadian langsung menatap mereka heran antara waras sama enggak.

"Yang waras ngalah" celetuk dari mereka.






Yuk kasih bintang dan komennya!!

Salam manis dari Farah,







•Kisah Naira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang