•Baju•

80 70 36
                                    

Happy Reading

°
°
°


Malamnya Naira disibukkan dengan film yang akan dia putar.

Sedangkan pelajar lain disibukkan dengan tugas sekolah.

"Es coklat ada, es krim ada, cemilan udah, apalagi ya" jarinya menghitung makanan yang ada dan berpikir apa yang kurang.

Lama diam, lalu Naira turun kelantai bawah tepatnya dapur dan langkah kakinya jatuh pada kulkas.

Naira suka sama kulkasnya setiap hari bahkan menit kulkasnya tidak pernah kosong selalu terisi. Dan itu memudahkan Naira untuk makan.

Nathan tidak terlalu suka makan, jadi Naira bersyukur punya adik seperti Nathan.

"Ngapain kak?" Aminah berjalan mendekati Naira, sedangkan Naira masih sibuk memilih makanan yang akan dia makan saat menonton film nanti.

"Udah malam, kakak gak tidur?"

"Nana mau nonton film Bun" jawab Naira tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tapi udah malam loh kak?, besok juga sekolah!?"

Setelah Naira rasa cukup, barulah dia menatap Aminah.

Naira menyengir, "Filmnya udah lama Naira tunggu sekarang lagi tayang walaupun gak di tv tapi Naira lihat di hp, gak papa ya Bun sekali ini aja?" tangan Naira sudah penuh dengan makanan, Aminah gak heran sama tingkah laku anaknya yang doyan makan.

Aminah mengalihkan pandanganya ke jam dinding yang di pajang didapur, 09:46.

"Yaudah, bunda izinin tapi jangan lama lama besok kakak sekolah?" Naira mengangguk senang.

"Makasih bunda, makin sayang deh" setelahnya Naira langsung kekamar tak sabar untuk menonton film yang udah lama ia tunggu.

Aminah heran tingkah Naira sangat berbanding balik, Nathan yang kalem dan Naira yang bobrok.

Tapi Aminah bersyukur Naira selalu punya cara agar rumahnya tak sepi walaupun hanya dihuni oleh 4 orang.

_

"Sumpah ni film mengandung bawang banget, andai gue yang berada diposisi tuh cewek pasti udah gue labrak tuh cowok" Naira masih terjaga, film yang dia tonton mengandung emosi serta bawang.

Ditemani berbagai makanan membuat Naira sangat semangat.

"Sad ending kisah cintanya, tapi gak papa lah gue suka tuh cewek gak balikan lagi sama tuh cowok, enak banget ngejatuhin kayak sampah, eh kemakan omongannya balik malah mau ngutip tuh sampah, ngeselin emang" Naira mematikan hp nya yang tinggal 20% lagi.

"Masih jam setengah satu waktunya tidur" Naira naik ketempat tidur yang sebelumnya dia mengambil wudhu dan membaca doa yang di ajarkan ayah dan bundanya supaya tidurnya nyaman.

"Selamat malam dunia tipu tipu".

_

Paginya Naira sangat bersemangat untuk sekolah bahkan tanpa diduga Naira menyiapkan segala perlengkapannya.

Padahal Naira begadang menonton filmnya.

"Pagi semua" ucap Naira lalu duduk disamping Aminah.

"Loh tumben kak bangunnya gak kesiangan?" tanya Adi ayahnya Naira.

"Penjas Yah, nih Naira udah pake bajunya" jawab Naira sambil memakan nasi goreng yang Aminah buat.

Naira tidak pernah membawa bekal dia selalu menyempatkan makan dirumah ditemani Aminah.

Aminah seorang ibu rumah tangga, ayahnya Naira tak mengizinkan Aminah untuk bekerja karna bekerja adalah tugas laki laki.

"Kakak yakin langsung pake baju olahraganya?" tanya Aminah memberikan susu coklat pada Naira.

Naira langsung meminumnya setengah, " Yakinlah Bun" ucapnya dengan susu yang membekas diatas mulutnya.

Nathan menatap datar kakaknya lalu menggelengkan kepalanya pelan.
Bukan kakak gue!!

"Naira pergi dulu Bun, Yah" mencium tangan Aminah dan Adi, lalu Nathan.

Naira menyodorkan tangannya, "Cium tangan Kakak" Nathan hanya nurut.

"Assalamualaikum, Naira pergi dulu!"

"Waalaikumussalam"

_

Tidak seperti yang lain yang diantar bahkan naik kendaraan sendiri, Naira lebih memilih naik sepeda karna baginya menyehatkan apalagi bisa nurunin berat badan.

Sampai disekolah banyak yang menatapnya heran.

"Lah, itu Naira kok pake baju olahraga sih?!" tanya salah satu murid.

Siapa yang tidak kenal Naira cewek terngeselin dan bobrok satu sekolah juga kenal.

"Mana saya tau saya kan ikan" jawab temannya.

Bagi Naira sudah biasa, Naira menganggap mereka semua fans berat Naira

Kalem Na, masih pagi.

Naira berjalan melewati koridor dan butuh waktu agar sampai kekelasnya karna kelasnya paling ujung.

IPS XI 4, kelas yang diisi oleh anak yang kurang disiplin dan itu sangat tepat buat siswi seperti Naira termasuk Hana, Rana, Diara.

Setiap langkahnya Naira selalu diperhatikan bahkan ada yang memujinya secara terang terangan.

Dasar caper!!

Kasian gue sama otaknya!

Naira bodo amat.

Sampai dikelas Naira langsung menjadi sorotan tak terkecuali sahabatnya.

"Lo sakit Na?" tanya Diara menatap Naira dari atas sampai bawah. Hana dan Rana menahan tawa melihat tingkah Naira yang daebak.

Bayangin dari seribu banyak siswa hanya Naira yang pake baju olahraga.
Hanya Naira.

"Gak tuh"

"Tapi kok Lo pake baju olahraga sih?!" tanya Erin teman sekelas Naira.

"Hari ini mapel pertamanya penjas kan?" tanya Naira.

"Iya" jawab Erin pelan. Sedangkan yang lain hanya menyimak.

"Yaudah" jawaban Naira membuat semua orang menyerngit.

"Maksudnya?" tanya Dito selaku ketua kelas.

"Yaudah berarti gue gak salah dong pake baju olahraga kan pelajaran pertamanya penjas, nanti juga lo pada disuruh ganti baju mending kayak gue, kalau ada yang simpel kenapa cari yang ribet".

"Hah!" semua menatap Naira.

Dito menggeleng pelan, nasib banget gue punya anggota kelas kayak Naira.

"Sahabat gua jenius" celetuk Rana yang diangguki Hana dan Diara.

Naira yang dipuji tersenyum bangga.

Yeayy siapp!!

Jangan lupa kasih bintang pojok bawah sebelah kiri ya dan komennya.

Jangan bosen ya bacanya:)


Salam manis dari Farah,

•Kisah Naira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang