Tak apa, tenanglah.
Kalau boleh jujur, sebenarnya bersamamu juga tak sepenuhnya membuatku sembuh dari luka yang kumiliki. Tapi itu lebih baik ketimbang harus sendiri. Bercengkerama dengan diri sendiri sampai menjelang pagi. Dengan adanya kau, yang abu-abu perlahan berubah jadi biru, kuning, jingga hingga senja . Tapi memang, untuk sembuh seperti sedia kala, rasanya mustahil .
Menurutku, setiap manusia membawa bekas lukanya masing-masing. Ada yang kadang masih perih, ada yang tak lagi terasa. Tapi bekasnya, pasti masih ada. Jadi, ketika tiba saatnya denganmu pun menemui akhir. Aku seperti sedang mereka ulang adegan yang sudah-sudah. Bisa dikatakan, sudah terbiasa walau sebenarnya manusia tak pernah terbiasa akan kehilangan. Tapi aku benar-benar sudah berlatih untuk terbiasa. Percayalah, jadi tenang saja. Jangan ada rasa bersalah. Apalagi khawatir, aku tak apa.
Tapi memang harus kuakui. Sekali lagi kukatakan. Hadirmu, memang terlanjur sudah jadi bagian diriku. Warna-warna itu perlahan memudar. Semakin berjarak, semakin tak ada sapa. Warnanya kian menjadi abu-abu lagi.
Aku sudah terbiasa dengan abu-abu. Tapi entah kenapa rasanya lebih suka jika semuanya berwarna. Mungkin, caraku mencintai tak sesuai inginmu. Caraku mencintai memang agak lain. Terbentuk dari beberapa kali patah. Ada dari beberapa luka. Aku pun tak tahu. Tapi aku juga banyak belajar dari semuanya. Mungkin bagimu, semakin cinta semakin harus dijaga. Sejak saat itu, apa-apa yang coba kita rekat perlahan lerai juga. Tapi sekali lagi tak apa, sudahlah. Buktinya kali ini aku tak menangis, kan? Santai saja. Kau masih bisa menghubungiku tatkala datang pilumu. Kupastikan :)
#Sendu #patah #storysendu #rehat #kelabu
KAMU SEDANG MEMBACA
PENA KATAKU
PoesíaBerbagi rasa melalui pena ✒ Cukup pena yang membuat coretan hati✏ Kamu jangan⚠ Konten ini berisi KUMPULAN PUISI ✔ Perihal Rasa ✔ Perihal Rindu ✔ Perihal Kamu ✔ Perihal Masa Laluku denganmu "Perihal rinduku padamu, biarlah pembaca tau. Namun perihal...