"Ada hitam dan putih di setiap cerita. Tapi, di setiap jalanmu, hanya ada aku."
💫
Aku menghembuskan napas pelan, sudah setahun semenjak berpindah kedalam tubuh yang tidak pernah ada. Ya, setidaknya aku adalah tokoh utama dalam kehidupanku sendiri.
Aku menatap tumpukan berry dengan kosong, setelah berpindah tubuh ke seorang wanita cantik, tidak mendapat ingatan apapun, dan tidak memiliki siapapun, akhirnya aku hanya menjadi petani buah. Penghasilannya hanya cukup untuk makan, sedangkan tempat tinggal? Aku hanya tinggal di gubuk yang di tinggalkan. Beruntungnya, gubuk itu layak, seperti gubuk dalam drama, jadi itu tidak buruk sama sekali.
Aku berjalan menyusuri kebun dan memetik berry matang yang terlihat menggiurkan itu. Langkahku terhenti saat melihat seorang lelaki terbaring lemah dengan luka sayat tepat di punggungnya. Itu hampir seperti melihat seseorang dengan mandi darah.
"Eum...permisi? Aku cuma mau lihat, kamu masih hidup, tidak, ya?" Akhirnya jari telunjukku tepat berada di bawah hidungnya, merasakan ada sedikit hembusan hangat pada telunjukku. Aku sedikit terkejut, namun cepat - cepat pergi mencari bantuan.
Aku tidak bodoh, tidak ingin berurusan dengan pemeran dalam novel dan berakhir pada adegan masuk dalam cerita dan menjadi tokoh utama. Aku tidak sebodoh itu.
"PAMAN!!!"
Aku berteriak heboh saat memanggil Paman Sam, dia melihat kearahku dengan panik, "Ada apa Arsya?"
Aku menunjuk ke sisi kebun, "Ada orang yang hampir mati! Ayo bantu dia, Paman!"
Paman Sam berjengit, tapi langsung berlari dan meniggalkanku di belakang. Aku melihatnya membopong laki - laki itu saat hampir sampai di tempat, dan segera membantunya karena itu terlihat berat.
"Kenapa tangan kanan Pangeran ada disini?"
Monolog Paman Sam terdengar oleh diriku, aku cepat - cepat menoleh kearahnya, tangan kanan Pangeran?
Aku tidak bertanya kepada Paman Sam, karena itu sudah pasti benar. Aku menganggukkan kepala, jadi itu sudah saatnya? Sebentar lagi cerita hampir tamat.
Ya...cerita dalam novel ini hampir tamat, dengan Sang Pangeran yang akan menemukan kebenarannya saat menemukan tangan kanannya yang masih terbaring lemah namun sudah sadarkan diri. Dia yang akan bersaksi di pengadilan, yang menyebabkan Ibu dari Pangeran harus di penggal karena kejahatan berat, dan Rossaline si pemeran utama wanita yang tersakiti menjadi pendamping Pangeran yang akan naik tahta.
Aku menatap sendu kedepan, masih berjalan dengan baik namun pikiranku di tempat lain. Aku memikirkan akhir kisah dari tokoh kesayanganku, si tangan kanan yang berhati es. Namun sangat mencintai Rossaline. Tragisnya, dia hanya bisa menjadi tameng Rossaline dan mengubur perasaannya dalam - dalam untuk membuktikan kesetiaannya pada negeri dan Sang Pangeran.
Aku sampai di rumah Paman Sam, disambut raut terkejut Bibi Helena, "Astaga! Apa yang terjadi, Suamiku?"
"Tidak tahu. Cepat siapkan air untuk membersihkan luka-nya, dan pakaian juga."
Helena tak banyak bicara, dia langsung mengerjakan apa yang suaminya katakan, "Ini, Suamiku."
Paman Sam segera mengobati tangan kanan pangeran, dia Ashlan. Namanya mirip tokoh singa di film kesukaanku, dan Ashlan yang ini adalah tokoh kesukaanku di novel.
"Bagaimana lukanya?" Aku bertanya pelan setelah melihat sayatan yang cukup dalam menggores kulit punggungnya.
Paman Sam menghela napas, "Dia masih hidup, tapi entah bisa bertahan atau tidak. Lukanya terlalu parah, kita seharusnya membawa ke tabib, tapi kita tidak punya uang."
Aku mengusap bahu Paman Sam, "Tidak apa - apa, Paman. Aku yakin Tuan Ashlan adalah laki - laki tangguh."
"Benar, Suamiku. Tuan Ashlan adalah tangan kanan Pangeran, dia pasti kuat," Bibi Helena membantuku memberi semangat, dia juga memberi senyum manis untuk Paman Sam.
Paman Sam mengangguk, dia berdiri dan mengusap kepalaku, "Helena, bukankah dia lebih mirip putri kita? Kenapa dia tidak tinggal di rumah kita saja?"
Helena tersenyum, "Ya, kau benar. Hanya dia satu - satunya orang yang kita punya sebagai keluarga."
"Tidak - tidak, aku masih punya rumah, Paman, Bibi. Aku ini gadis mandiri," Kataku, aku tidak ingin membuat mereka terbebani. Lagi pula, misiku berubah. Aku ingin menjadi istri dari Ashlan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsya : The Second Life
FantasyApa...ini? ***** Jika bertransmigrasi ke masa lalu atau masa depan, mungkin aku percaya. Tapi...kenapa harus di dalam buku?! Perkenalkan, namaku adalah Arsya Sherlin, tadinya. Namun, semenjak ku berpindah dimensi hanya karena suatu insiden kecil...