Lo liat foto gua, fix lu suka sama gua — Diko Randi Pradipta.
———————
Vinda mengamati Diko yang berdiri jauh darinya. Vinda melihat Diko diam melamun, bersedekap dan menatap lurus di dekat kolam ikan hias sekolah. Tadinya Vinda hendak ke kelas, namun setelah melihat Diko, Vinda jadi punya tujuan lain. Vinda menghampiri Diko.
"Galau, Pak?" celetuk Vinda, membuat Diko seketika menoleh.
"Kenapa?" tanya Vinda lagi, "sekarang mikirin yang mana?"
"Yang mana. Berasa banyak banget yang gue pikirin," sahut Diko, tertawa kecil.
"Lah, iya, kan. Pagi tadi aja udah ada tiga cewek nanyain keberadaan lo. Gue nggak nyangka lo jadi banyak cewek gini sekarang," kata Vinda bergurau. Lalu ia lanjut berkata, "atau mikirin si bebeb?"
Diko mengangkat alis, menatap Vinda. Vinda pun tertawa, "Bebeb, Bebi maksudnya. Anak-anak lagi seneng banget ngeledek lo sama Bebi."
"Dan anak-anak yang lo sebut itu termasuk diri lo sendiri," ujar Diko agak sinis. "Gue nggak ada apa-apa sama Bebi. Hubungan gue dan Bebi sama kayak hubungan gue dan kalian termasuk lo," lanjutnya menyakinkan. Akhir-akhir ini teman-temannya memang gencar sekali mengatakan kalau Diko dan Bebi terjebak friendzone, melihat keduanya yang semakin dekat.
Dan Diko yang dikenal baik serta suka menolong itu sudah pasti punya banyak penggemar. Vinda dan yang lain sudah tidak heran kalau setiap harinya ada saja gadis yang menanyai Diko, atau bahkan lebih jauhnya, mencoba mendekati Diko.
"Nggak pa-pa kali, Dik, kalo beneran lo sama Bebi. Gue merestui kok," ujar Vinda masih ngeyel.
Diko hanya mendengus dan menggeleng pelan. Kalau teman-temannya sudah membahas hubungannya dengan Bebi, kalau diladeni malah tidak akan selesai-selesai.
"Hmm, kalo lo galau bukan karena penggemar lo, bukan juga karena Bebi, jangan-jangan lo galau karena cewek jadi-jadian yang lo temuin di pasar malam tempo hari, ya?" cerocos Vinda seakan tak punya rem dengan raut dibuat serius.
"Anjir, nggak usah diungkit lagi!" kata Diko, mencuatkan bibir gemas.
Vinda memang tidak ikut ke pasar malam waktu itu, namun berita tentang Diko yang bertemu 'cewek jadi-jadian' cepat sekali berhembus sampai ke telinga anak-anak yang tak ikut ke pasar malam. Bukan Mamat dan Bima penyebabnya, tidak disangka justru Anin yang memberi tahu berita itu. Ditambah lagi Anin sempat memotret cowok yang dikira cewek oleh Diko itu kemudian memperlihatkannya pada yang lain, membuat Diko menjadi bulan-bulanan satu kelas. Anin memang kalau sudah jail, akhlaknya hilang. Untung Diko sabar.
Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah bentuk dari balas dendam Anin kepada Diko. Sebelum pulang dari pasar malam waktu itu, Diko yang tengah berjalan berdua dengan Anin, iseng mendorong tubuh Anin sampai gadis itu menabrak kumpulan pemuda, setelahnya, Anin malah diserbu para pemuda itu, dimintai nomor telepon dan terus digombali, Anin bahkan sempat dipegang-pegang, Diko kabur dan tak mau tanggung jawab. Sekarang Diko mengerti, dia tidak mau lagi mengganggu ketenangan Anin atau setelahnya dia sendiri yang akan berada dalam bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMI | ✔
Teen FictionCerita para ABG (Anak-anak Bunda Ghea) penyuka keributan. *** Kisah kami bermula saat kelas sebelas. Saat itu hubungan kami benar-benar tak bisa dikatakan baik. Namun setelah melewati banyak kisah sulit, kami berjanji akan menjadi lebih baik. Kami a...