Bentar, ya, sayang-sayangku. Mohon dibaca, sejenak saja. Aku mau kasih tahu. Jadi, untuk latar waktu di sini emang acak. Kalau kemarin kita udah sampai di waktu mereka dewasa, sekarang kita balik lagi ke masa mereka masih jadi anak SMA. Jadi, emang random. Setiap part-nya nggak pasti urut waktunya. Tapi aku bakal kasih keterangan waktunya. Okey?
———————
Kelas 12 MIPA, Sky High School....
Juwi menjadi yang paling akhir keluar kelas, di ambang pintu ia berhenti lalu membuang napas keras, lelah sekali rasanya. Dia mulai berjalan sembari celingukan memerhatikan sekolah yang mulai sepi. Gadis imut itu mengernyit melihat seseorang yang dikenalnya sedang duduk melamun di anak tangga.
Sebuah senyum geli muncul dari bibir Juwi, ia berjalan mendekat kemudian duduk di sebelah orang itu.
"Ngapain, Lang? Mikirin utang?" celetuk Juwi, sengaja menyenggol bahu Gilang.
Gilang tampak kaget dan sontak menoleh menatap Juwi. Setelah berhasil menguasai air muka, Gilang memandang tenang Juwi. "Balik sono, keburu malem. Bahaya anak kecil pulang malem-malem," ujar Gilang seenaknya.
"Anjir!" Dengan kesal Juwi mencubit lengan Gilang.
"Aw!!" Gilang mengusap lengannya. "Dih, anak kecil kalo nyubit sakit juga," lanjutnya masih terus mengejek.
Juwi menatap sinis Gilang dan berkata, "Diem lu, bagong!"
Bukannya membalas, Gilang hanya menatap Juwi sembari diam. Membuat Juwi mengangkat alis, yang lama-lama risi juga ditatap terus, apalagi tatapan Gilang seakan begitu dalam.
"Gue cantik banget, ya, Lang? Ngeliatinnya begitu banget," kata Juwi sok tenang padahal sebenarnya sedang berusaha menenangkan degub jantungnya sendiri.
Gilang terkekeh manis, kemudian perlahan mengalihkan pandangan. Juwi berdeham, kembali santai seperti sebelumnya. "Lo kenapa? Lagi mikirin apa? Cewek, ya? Doi lo? Adek kelas yang itu?" tanya Juwi beruntun.
"Gue … bingung," balas Gilang pelan. Ia menoleh pada Juwi kemudian lanjut berucap, "dia nggak percaya kalo gue serius suka sama dia."
"Terus, lo bingung kenapa?" kata Juwi paham arah pembicaraan Gilang. "Dia nggak percaya lo serius sama dia? Terus apa? Berarti lo harus bikin dia percaya kan. Yakinin dia. Eh, bentar, emang apa yang bikin dia nggak percaya sama lo?"
Gilang tak mudah menceritakan mengenai perasaannya ke orang lain, katakanlah dia tidak biasa curhat, hanya Bima yang selalu ia beri tahu. Tapi entah mengapa, Gilang merasa, cerita pada Juwi membuat keganjalan hatinya lebih plong.
"Katanya...." Gilang mulai bercerita, "dia nggak yakin kalo dia orang spesial buat gue, soalnya dia sering liat gue deket sama banyak cewek. Apa sih, gue nggak paham sama yang dia omongin," katanya terlihat seperti pemuda yang bodoh akan cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMI | ✔
Teen FictionCerita para ABG (Anak-anak Bunda Ghea) penyuka keributan. *** Kisah kami bermula saat kelas sebelas. Saat itu hubungan kami benar-benar tak bisa dikatakan baik. Namun setelah melewati banyak kisah sulit, kami berjanji akan menjadi lebih baik. Kami a...