Bab 22

141 29 10
                                    

Surai sewarna malam tergerai dengan tidak beraturan, tampak menari-nari disapu angin. Si empunya sedang duduk di jendela terbuka seraya menghirup dalam-dalam aroma terapi mawar putih yang menguar begitu manis di kamar tersebut.

Salah satu kebiasaan yang sangat Ji Chong sukai ketika menjelang natal. Melihat lampu warna-warni di cemara kecil yang tampak indah jika dilihat dari lantai dua rumah besar miliknya.

Ia menyandarkan kepala di tepian jendela, merapatkan selimut tebal yang melingkar di tubuh seraya memejamkan netra serupa rusa miliknya.

Namun, tidak berselang lama, lengan kokoh seseorang membopong tubuh pemuda manis itu dari jendela dan meletakkan di pembaringan hangat milik serigala muda keluarga Ji.

Ji Chong yang tengah terkejut langsung membuka mata, melihat pemuda tampan yang sedang tersenyum ke arahnya sembari memainkan anak rambut Ji Chong yang sedikit berantakan.

Xie Yun tidak sepenuhnya berbaring. Ia menggunakan lengan kanan untuk menahan tubuh agar tidak menindih pemuda manis yang sedang mengembangkan pipi karena mendapatkan perlakuan tiba-tiba dari dokter muda tersebut.

"Katakan," Ji Chong menyentuh pipi kekasihnya sambil tersenyum manis, "seberapa besar kamu menyukaiku?" Ji Chong menatap netra elang dengan sorot mata tegas sekaligus teduh milik kekasihnya hingga membuat perasaan yang ia miliki kian mendalam.

Xie Yun yang mendengar pertanyaan Ji Chong, mendekatkan wajah dan mencium bibir yang terlihat menggoda itu sembari menggigitnya karena gemas.

Ji Chong melenguh, merasakan perih sekaligus nikmat di saat yang bersamaan. Ciuman yang diberikan Xie Yun begitu memabukkan hingga melupakan pertanyaan yang terlintas di benaknya beberapa detik lalu.

Sebuah isapan lembut menjalar menjadi sebuah gigitan hingga berakhir dengan suara napas yang memburu nyaris terengah-engah.

"Tu-tunggu!" Ji Chong yang tiba-tiba tersadar, mendorong tubuh Xie Yun yang berada di atasnya agar tercipta jarak di antara keduanya. Pemuda manis itu menelan ludah dengan susah payah. Ia memegangi dada kirinya yang bergemuruh karena perbuatan Xie Yun.

"Apakah aku harus menjawabnya sekarang, A-Chong?" Xie Yun mencium dahi pemuda manis itu sekilas, menelusupkan lengan di bawah kepala Ji Chong agar pemuda manis itu membaringkan kepala di lengan miliknya. Pemuda singa itu membawa Ji Chong ke dalam pelukan hangat, mengusap kepala serigala muda itu seraya memejamkan mata.

Untuk beberapa saat, dunia beserta isinya seolah menjadi milik mereka sendiri. Kehangatan yang perlahan kian menguar mampu membunuh luka, memulihkan angan manis, sekaligus menjadikan dua sosok yang berbeda menjadi satu dengan ikatan takdir yang begitu kentara di antara keduanya.

Xie Yun membuka mata lalu membalikkan tubuh Ji Chong hingga berubah posisi menjadi di atas tubuh dokter muda itu. Netra Ji Chong membola. Ia seperti baru saja terkena serangan gempa mendadak.

"Yak! Apa yang kamu lakukan?!" Ji Chong memukul dada Xie Yun berulang hingga dokter muda itu meringis sekaligus tertawa karena melihat reaksi kekasih manisnya yang terlihat menggemaskan.

Xie Yun memegangi tangan Ji Chong agar menghentikan perbuatannya, memeluk pemuda manis itu hingga wajah Ji Chong menempel di dada kekasihnya yang terasa hangat. Lalu, mencoba menjawab pertanyaan pemuda manis itu yang beberapa saat lalu di tujukan kepadanya.

"Sebelum aku menjawab pertanyaan yang kamu ajukan, beri tahu aku lebih dulu apa definisi cinta menurut Kelinci yang sangat nakal ini." Xie Yun mencubit hidung Ji Chong gemas yang dibalas dengan sebuah cubitan di perut.

"Bukan menjawab pertanyaan yang aku ajukan, malah bertanya balik!" Pemuda manis itu kesal. Bibirnya merengut. Sejujurnya, ia tidak tahu harus memberi jawaban apa. Pertama kali dalam hidup merasakan sebuah rasa yang tidak bisa ia jabarkan dengan kata ataupun kalimat-kalimat indah. Sesuatu yang ia yakini sebagai pilihan hati, sebuah keputusan menyerahkan hati yang beberapa tahun bernanah karena melihat orang-orang memberi caci dan juga ejekan dengan alasan terlahir dari perut seorang pelayan.

Ujung Perjalanan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang