Tatapan matamu sangat tajam
Menghunus panasnya siang di perjalanan pulang
Kita istirahat sejenak untuk sembahyang, sebelum petang akan datang
Kau tatapkan matamu
Menusuk relung kalbu di belahan pilu
Kau sungguh pilu yang terpilih
Untuk singgah di hati yang tertatihKala itu, siang puasa
Kutuliskan puisi di hari puasa
Mengingat dirimu yang pernah bertahta
Menjadi bagian hatiku, sungguh aku bangga
Bangga bahagia tiada taraTetapi sekarang kau tak bersamaku lagi
Sekarang aku menjamu pagi menjelang sepi
Tanganku keram menunggu pesan yang kau kirim
Terima kasih pada hari puasa
Telah mendekatkan dua hati manusiaCurup, Ramadan 1441 Hijriah
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA RASA [Antologi Puisi]☑️
PoetryHakikat Kata Rasa. "Biarkan kata itu mengambang di antara kalimat-kalimat lainnya. Ia akan bersemayam pada syair puisi nan indah, hingga akan tenggelam di bisikan kata rasa yang sesungguhnya."