17

4.2K 897 38
                                    


Ebook sudah tersedia, harga 75k bisa dibeli di playstore ya.

Pdf bisa beli di aku harga 75k by wa ya.

Terus yang mau bukunya bisa po by shopee. Akun nnevangellynstore

harga perjudul 125k

********

Semua tatapan pengunjung restoran kini tertuju pada Arlene. Mereka tidak percaya bahwa Arlene melakukan hal seperti itu.

"Nona Arlene sedang dalam kondisi tidak baik sekarang jadi dia asal bicara." Pelayan Arlene menjelaskan dengan cepat. Ia mencoba memperbaiki kesalahan yang diperbuat oleh nonanya.

Allura tertawa kecil. "Benar, Nonamu saat ini sedang tidak baik. Imajinasinya terlalu liar. Memikirkan menikahi tunangan kakaknya sendiri, sangat tidak bermoral."

Arlene ingin sekali merobek mulut Allura. Wanita jalang di depannya sungguh membuatnya murka.

"Nona Allura, kata-kata itu tidak pantas Anda ucapkan pada adik Anda." Pelayan Arlene bicara lagi.

"Benar, yang pantas adalah menginginkan tunangan kakaknya sendiri." Allura menatap acuh tak acuh pelayan Arlene.

"Semua yang terjadi hari ini hanya kesalahpahaman. Apa yang aku ucapkan tidaklah benar. Aku hanya asal bicara." Arlene menarik kembali ucapannya, tapi orang-orang sudah berpikir liar.

"Bukankah tadi kata pelayanmu kau sedang tidak baik sekarang? Kembalilah ke kediamanmu dan beristirahat dengan tenang agar pikiranmu kembali waras," seru Allura santai.

Kilat membunuh terlihat di mata Arlene, jika saja tatapan bisa membunuh maka saat ini Allura pasti sudah mati berkali-kali karena tatapan Arlene.

"Nona, ayo kita pergi." Pelayan Arlene mengajak Arlene untuk pergi sebelum Arlene melakukan kesalahan yang lebih fatal lagi.

Tatapan mata Arlene mengisyaratkan bahwa ia akan membalas Allura, ia memperingati Allura untuk hal itu. Selanjutnya Arlene pergi meninggalkan tempat itu.

Dan kemudian desas-desus mulai menyebar. Orang-orang kini berspekulasi tentang hubungan rumit antara Allura, Pangeran Jourell dan Arlene.

Makanan Allura datang, wanita itu makan dengan tenang. Menyendokan makanannya tanpa melepas cadarnya. Ia hanya menyingkap penutup wajahnya sedikit lalu melahap makanannya.

Sementara itu Arlene sampai di kediamannya. Belum lama ia mendaratkan bokongnya, ibunya sudah masuk ke dalam kamar itu dengan wajah merah padam.

"Apa-apaan ini, Arlene?" Selir Samantha melemparkan tumpukan pakaian yang tadi Arlene beli. Suasana hati Selir Samantha sedang buruk karena kondisi kulitnya yang semakin memburuk, sekarang ditambah dengan Arlene yang membeli beberapa potong pakaian dengan harga yang tidak biasa.

"Itu semua karena ulah Allura, Bu." Arlene menyalahkan Allura. Wanita picik ini sangat pandai dalam hal menyalahkan orang lain. "Dia menyukai barang-barang itu jadi aku membelinya."

"Apa kau bodoh?! Keuangan kita tidak sebaik dulu! Sekarang kita harus membeli barang yang diperlukan saja!" geram Selir Samantha.

"Ayolah, Bu. Itu hanya puluhan ribu koin saja. Kediaman Perdana Menteri akan malu jika tidak bisa membayar jumlah yang sedikit itu." Arlene tidak terlalu mempedulikan kemarahan ibunya.

Selir Samantha merasa ia terlalu memanjakan Arlene hingga putrinya jadi seperti ini. Tidak begitu peduli dengan kondisi keuangan di rumah mereka. Benar, saat ini mereka masih memiliki cukup banyak uang, tapi karena tiga toko peninggalan ibu Allura telah diambil alih oleh Allura maka tidak ada lagi pemasukan besar.

Destiny's KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang