Tiga hari berlalu, seorang wanita mendatangi kediaman kakek Allura. Wanita itu merupakan kenalan Allura yang dimintai oleh Allura untuk memeriksa obat yang dikonsumsi oleh kakeknya selama bertahun-tahun.
"Aku tidak percaya bahwa Perdana Menteri benar-benar ayahmu." Aileen duduk di kursi yang ada di dalam paviliun Allura.
"Apa yang kau temukan?" tanya Allura sembari meletakan menuangkan teh untuk Aileen.
"Kakekmu diracuni."
Wajah Allura menjadi sangat dingin. Kilat kemarahan memancar di matanya. Perdana Menteri benar-benar sesuatu. Pria itu bahkan meracuni kakeknya. Ckck, dasar pria tidak tahu diri.
Allura ingat betul bagaimana kakeknya mendukung Perdana Menteri hingga pria itu menjadi seperti sekarang ini. Allura pikir Perdana Menteri hanya tidak mempedulikannya, tapi pria itu bahkan lebih kejam. Mengabaikannya, menikmati harta peninggalan ibunya, dan juga meracuni kakeknya.
Apa yang harus Allura lakukan untuk membuat Perdana Menteri membayar segala hal yang sudah pria itu lakukan pada ia, ibunya dan juga kakeknya.
Perdana Menteri benar-benar penuh sandiwara. Di depan orang-orang ia bersikap seolah dirinya penuh perhatian pada mertuanya dengan mengirimkan seorang pelayan untuk merawat mertuanya, padahal Perdana Menteri meletakan seseorang untuk terus meracuni mertuanya.
Sekarang Allura mengerti kenapa Perdana Menteri mengganti semua pelayan yang tinggal di kediaman itu setelah kakenya mengalami gangguan jiwa, itu semua agar tidak ada yang curiga pada obat yang terus diberikan pada kakeknya.
Allura mendengus sinis. Tidak ada manusia yang lebih mengerikan dari Perdana Menteri.
"Obat yang diberikan oleh Perdana Menteri pada kakekmu telah ditambahi dengan racun perusak syaraf otak yang menyebabkan kakekmu berhalusinasi dan kehilangan kewarasannya."
Dada Allura terasa sangat sesak. Kakeknya yang gagah dan tangguh berakhir seperti ini karena sang menantu yang disayangi olehnya. Sungguh bukan sesuatu yang pantas kakeknya dapatkan dari manusia seperti Perdana Menteri.
Ia pikir kakeknya seperti saat ini karena menderita kehilangan, tapi ternyata ia salah, semua ini ulah Perdana Menteri. Hati Allura dipenuh oleh kebencian. Jika saja ia tidak mendapatkan kesempatan hidup kedua maka ia tidak akan pernah tahu wajah asli Perdana Menteri yang mengerikan.
Allura bahkan tidak ingin mengakui pria itu lagi sebagai ayahnya. Ia jijik dan benci.
Keluarga Perdana Menteri harus menderita, tidak peduli ia dan keluarga itu memiliki hubungan darah, ia pasti akan menghancurkannya. Perdana Menteri yang keji, Selir Samantha yang licik dan Arlene yang merupakan kombinasi ayah dan ibunya, Allura bersumpah ia akan menghancurkan hidup tiga orang itu jadi debu.
"Apakah ada cara untuk mengobati kakekku?" tanya Allura. Ia sangat berharap Aileen bisa menyembuhkan kakeknya.
Aileen menghela napas berat. Kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Kakekmu sudah mengkonsumsi racun itu selama belasan tahun. Syaraf di otaknya sudah benar-benar rusak. Tidak mungkin untuk diobati lagi."
Tubuh Lluvena menjadi lemas. Air matanya jatuh. Ia merasa sangat sedih dan marah untuk yang terjadi pada kakeknya.
Sebagai seorang kenalan, Aileen ikut merasa sedih untuk Allura. Hidup wanita di depannya benar-benar tidak beruntung. Menjadi putri sulung Perdana Menteri tidak berarti hidupmu akan bahagia, lihat saja Allura. Wanita ini dikhianati oleh orang-orang yang ia percayai. Diperlakukan seolah tidak terlihat oleh ayahnya sendiri. Dan dianggap lebih rendah dari pelayan oleh ibu tiri dan saudarinya. Lalu dianggap tidak menjijikan oleh tunangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny's Kiss
FantasíaPengkhianatan dari orang yang ia cintai telah mengirim Allura pada kematian. Tunangan yang ia pikir tulus padanya, ternyata tidak lebih dari lelaki keji yang tidak memiliki perasaan apapun padanya. Allura mengingat ucapan tunangannya, bahwa wani...