pindah

6 1 1
                                    

Semua makanan sudah siap dan tertata rapi di meja makan.

"Ra tolong panggil Alvaro ya, suruh turun".

"Iya mah".

Rara berjalan menuju lantai 2 sebenernya dia tidak mau menemui Alvaro karena masih kesal dengan nya.kalo saja mertuanya tidak menyuruhnya untuk menemui Alvaro dia pun malas menemuinya.

Rara dengan malas membuka pintu.
Alvaro menduga pasti itu Rara. Ya benar seperti dugaannya bahwa itu memang lah Rara.

"Ngapainn Lo". Tanya Alvaro dingin. Yang membuat Rara ingin sekali membunuh nya.

"Lo disuruh turun buat makan malam".

"Gua juga bisa turun sendiri kali gapayah disuruh".

"Gua juga ga bakal mau nemuin Lo kalo karna ga disuruh sama mama".

"Ck, yaudah Sono lu".

Rara sekarang benar benar marah.
Dia menahan emosinya karna dia tidak ingin membuang-buang energi nya hanya untuk orang gaguna ke dia. Rara keluar lalu menghempaskan pintu dan membuat suara keributan.

Anjing Lo. Umpat Rara.

Alvaro tertawa dengan penuh kemenangan dia tau bahwa Rara pasti sedang sangat marah padanya.

Alvaro pun segara berjalan untuk makan malam bersama keluarga.

"Loh ma,pa belom pulang". Tanya Alvaro yang masih menuruni anak tangga.

"Ngga nak mama sama papa nginap sehari soalnya mama Masi capek". Jelas mama nya.

Alvaro hanya mengangguk paham lalu ia duduk tepat disamping Rara.
Rasanya Rara ingin sekali memukul pria yang berada disampingnya ini.

Semuanya pun makan dan keadaan menjadi hening.

______________________

Setelah selesai makan tiga wanita itu langsung membereskan meja makan dan menyuci piring.

"Udah ra biar mama aja kamu buatin minum aja buat Alvaro". Ucap mamanya yang langsung mengambil alih.

Rara mengangguk lalu ia membuat kan minuman. Lalu  Rara mengantar minuman itu dan duduk di sebelah Alvaro. Lalu disusul oleh mama nya dan mertua nya.

"Jadi gimana Al kamu setuju kan".

"Setuju pa yauda kalo gitu Al sama Rara langsung beres beres ya".

Beres beres kemana apakah mereka akan pergi."eum emang kita mau pa". Tanya Rara heran.

"Kalian bakal pindah rumah dan tinggal berdua".

"Pa tapi kan r___". Ucapan Rara terpotong.

"Gada tapi tapian sekarang kamu susul Alvaro dan beresin semua barang barang kamu". 

Rara kesal dengan papanya. Lalu ia berjalan menyusul Alvaro sambil menghentak hentakkan kakinya.

Rara pun membuka pintu lalu ia masuk.

"Al......". Niatnya ia ingin bertanya kepada Alvaro tapi niatnya ia urungkan karna masih terlalu kesal.

"Al... Apa?". Ternyata Alvaro mendengar panggilan Rara. Tentu ia mendengar karna dia juga punya kuping.

"A-apa?". Rara balik bertanya dengan gugup.

"Gila Lo ya orang nanya malah balik nanya".

Rara mendengus kesal ia masih bisaa menahan amarahnya yang menggebu gebu.

"Ra Lo mau bawa itu semua?".

"Iya". Jawab Rara anteng.

"Ra lo bawa yang penting penting aja gausah di bawa semua".

"Kalo Lo nyuruh yang penting penting aja yaudah ini semua barang barang penting Alvaro". Bantah Rara memanjangkan huruf O.

"Terserah Lo Ra tapi Lo bawa sendiri semua sampah itu".

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi Alvaro.

"Lo udah kelewat Al Lo boleh ngehina gw tapi semua itu ada batasan".

Rara keluar dari kamarnya lalu turun bersama barang barang nya.

Alvaro terdiam tak menyangka seorang badboy sepertinya ditampar oleh seorang wanita tidak mungkin.

Alvaro langsung turun menyusul Rara
Alvaro sebenarnya hanya membawa badan nya saja karna dia tidak membawa baju.

Sesampainya dibawah Rara dan Alvaro langsung berpamitan kepada orang tua mereka.

"Pah,mah Alvaro sama Rara pamit ya". Ucap mereka berbarengan.

"Hati hati ya nak inget Ra kamu harus bangun pagi buatin Alvaro sarapan hilangin kebiasaan kebo kamu kamu sekarang sudah menjadi istri". Jelas mamanya panjang lebar."dan kamu Alvaro tolong jaga menantu mama ya karna sekarang kamu punya tanggung jawab". Ucap mama Alvaro ikut menimpali.

"Iyaa iya mah aman kalo gitu Alvaro pamit ya Pah, mah".

Setelah mendapat anggukan mereka berdua pun masuk kedalam mobil. Alvaro menyalakan mobil dan menjalankan mobilnya.

Disepanjang perjalanan hening hanya ada suara mobil dan kereta berlalu lalang.

Akhirnya Rara pun memberanikan diri untuk memulai bicara. "Al....".

"Hmm"

"Tadi sakit ya".

"Ck, ga, rasanya kaya digigit semut". Elak alvaro jelas jelas rasanya sangat menyakitkan.

"Udah Lo gausa boong buktinya itu sampe merah begitu bekas gue tampar". Ucap Rara dengan nada penuh penyesalan."keras banget ya?, Lagian si Lo buat orang kesel".

"Asal Lo tau hobi gue cuma dua gangguin Lo sama berantem".

"Gaya Lo".

Tak terasa Meraka ternyata sudah sampai berada dalam mobil selama setengah jam membuat tulang Rara seperti patah.

"Al Lo kok malah masuk duluan si bantuin gue ini banyak banget".

"Barang Lo kenapa gue yang repot".

"Ngeselin banget si Lo".



My Husband-Bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang