kecapean

4 1 0
                                    

Rara masuk kedalam mobil Alvaro.
Lalu alvaro menancap gas nya dengan sangat cepat.

"Al pelan al gue takut".

"Lo mau telat?". Tanya Alvaro santai.

"Ya ngga si tapi kan gagituu juga bawanya aelah".

Mereka pun sampai pas saat gerbang ingin ditutup. Untung saja mereka dapat masuk walaupun telat.

"Jantung gue". Ucap Rara sambil mengelus dadanya.

"Al Lo kok kenceng ba----". "Loh all?".

Ternyata Alvaro sudah berjalan mendahului Rara dan meninggal kan Rara di parkiran.

"Ngeselin banget si".

Rara pun berlari kecil menuju kelas sesampainya Rara di koridor dia menghentikan langkahnya. Dia melihat seseorang pria yang sedang berbicara ria dengan seorang gadis.

Alvaro? Tasya? Heh masa bodo. Batin Rara.

Dengan santainya Rara melewati Alvaro dan Tasya. Rara melirik Alvaro sambil tersenyum smirk. Begitu juga dengan alvaro yang melirik Rara dengan sinis.

"Yaudah all kita masuk kelas yu". Ajak Tasya lalu menggandeng tangan Alvaro.

"Raaa...". Panggil Nita.

Rara menoleh ke arah nya lalu dengan malas Rara mengangkat alisnya.

"Yaelah kenapa lu". Tanya Nita heran dengan Rara yang tak biasanya seperti ini. Tentu Rara adalah anak yang sangat ceria.

"Gue gapapa oke!".

Rara menghela nafas nya panjang.

"Nit Adel mana?". Tanya Rara yang sedang menaruh tasnya.

"Oh adel lagi kekamar mandi".

Rara hanya mengangguk.

Adel pun tiba dan duduk di samping rara karna mereka semeja.

"Raa lo kenapa sakit kok lesu banget".

"Kecapean gue". Ucap Rara.

"Iya lah yang habis emmmm".

"Sembarangan lu gue pusing ni".

"Yaudahh lu ke UKS aja".

"Mmm boleh deh ntar kalo udah jam istirahat Lo jemput gue ya sekalian ijinin".

"Oke".

Rara pun tersenyum lalu berjalan menuju UKS. Ketika ia berjalan di koridor ia menabrak tubuh seseorang.
Hingga membuat tubuh kecilnya terhempas.

"Lo yang nabrak gue Luan". Ucap nya masa bodo.

Baru saja ia ingin memarahi seorang yang memiliki tubuh atletis itu. Tapi ketika mendengar suara yang amat ia kenal ia mampu menebaknya pria itu Alvaro.

Rara sebenernya sangat kesal dan ingin memukulnya karna tahu itu Alvaro dia hanya membiarkan nya saja karna dia tau berdebat dengan seorang Alvaro hanya membuang waktu nya.

Rara melewati Alvaro lalu tersenyum smirk kearahnya. Alvaro tercengang ada apa sama Rara padahal dia terjatuh dan sama sekali tidak memarahinya. Aneh. Satu kata itu yang ada di pikiran Alvaro sekarang.

Langkah Rara terhenti ketika Alvaro bertanya kepadanya.

"Lo mau kemana?".

Rara hanya diam lalu mengangkat kedua bahunya acuh.

"Gua nanya baik baik sama Lo". Ucapnya dengan nada tinggi.

Rara mengepal kan tangannya lalu ia menarik nafas lalu ia hembuskan hanya untuk menenangkan diri nya.

"Bukan.urusan.lo". Jawab Rara dengan penekanan disetiap kata.

Lalu Rara kembali berjalan dengan tergesa-gesa ia tidak mau berurusan dengan alvaro entah apa yang ada dipikirannya sekarang.

Alvaro sebenarnya tidak perduli tapi dia melihat Rara yang berjalan menuju keruangan UKS tentu saja ia sedang sakit. Dia kenapa apa sakit. Batin Alvaro.

Rara sampai di ruangan UKS lalu beristirahat dengan memejamkan matanya dan Rara pun tertidur.

Bel berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba semua murid pun berebutan untuk mencari meja makan.

Saat Adel dan Nita hendak menuju kekantin Adel teringat dengan sahabatnya Rara.

"Ahh iyaa Rara".

"Rara? kenapa".

"Rara di UKS gua disuruh bangunin yaudah gue kesana dulu ya". Langkah Adel terhenti ketika ia dihadang oleh seorang pria. Alvaro.

"Lo mau bangunin Rara?".

"E-emm i-iya". Jawab Adel gugup.

"Biar gue aja".

Lalu alvaro segera berlari kecil menuju UKS.

Terlihat seorang gadis yang imut membuat Alvaro alvaro tersenyum smirk. Rara tertidur pulas bahkan bel yang suranya besar saja ia sampai tidak dengar.

"Bangun". Ucap Alvaro dingin.

Rara terbangun dan perlahan membuka matanya dan matanya langsung menangkap seorang Alvaro.

"Al Lo ngapain disini". Tanyanya lalu membenarkan posisi nya dengan keadaan duduk.

"Menurut Lo".

"Ck, gausa sok peduli lo".

"Gue emang ga perduli sama lo gue cuma mau ngasi Lo minum aja".
Lalu alvaro memberi Rara minum dan langsung diterima oleh Rara. Segitu hausnya ya Ra. Hahaha.

"Gue Luan".

Rara mengangguk.

My Husband-Bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang