11

1.2K 165 8
                                    

Permaisuri Naruto sedang mengelilingi istana di ikuti beberapa pelayan di belakangnya. Madara tengah sibuk mendengar keluh kesah dari para rakyat di gedung pemerintahan, tidak mungkin Naruto menghampirinya. Dia hanya akan menganggu.

Saat akan melewati jembatan berbentuk lengkungan yang di bawahnya terdapat kolam ikan, seorang pelayan yang lain menunduk kepada Naruto.

"Kenapa kau tampak buru-buru? Apa ada sesuatu?" Tanya Naruto kepada pelayan pria itu.

"Hormat saya yang mulia permaisuri, ada sebuah surat dari kerajaan Hyuga yang harus saya berikan kepada yang mulia raja." Ucap pelayan itu.

Biasanya Naruto tidak akan ikut campur dalam urusan pemerintahan Madara, tetapi kali ini firasatnya tidak enak tentang surat ini.

"Berikan padaku saja." Kata Naruto.

Pelayan itupun menyerahkan gulungan surat berwarna ungu tua itu kepada Naruto. "Jika kau bertemu dengan yang mulia raja, katakan suratnya ada padaku."

"Baik yang mulia."

Naruto pun berlalu, dia ingin ke ruang belajarnya, tempat yang cocok untuk mengetahui apa isi surat yang kini di genggaman tangannya.

~∆~

Madara berjalan menuju ke kamar permaisuri nya, jika memang surat itu ada di tangan Naruto maka ada hal yang mungkin tidak beres. Saat pintu sudah terbuka nampaklah Naruto yang duduk di sebuah kursi sambil membaca sebuah buku.

"Naruto... Ada apa?" Tanya Madara sambil duduk di kursi yang kosong.

Mata Madara menemukan gulungan surat yang sudah terbuka, tulisan-tulisan disana terlihat begitu jelas. Karena Madara penasaran diambil lah kertas itu. Matanya terlihat bergerak mengikuti tulisan demi tulisannya. Alisnya mengernyit, raja Hyuga meminta Madara untuk menerima putri nya dengan alasan tak kunjung di lamar. Sedangkan Madara sangat mengetahui jika kecantikan putri nya terkenal di kalangan bangsawan.

Ada yang tidak beres, Madara harus meminta Obito untuk pergi dan menyelidiki lebih lanjut.

"Sepertinya kau akan berencana menikah lagi." Interupsi Naruto yang membuat Madara sadar dari pikirannya.

Jemari Naruto mulai membalik lembaran baru buku bacaannya, tidak berniat menatap Madara barang sedetik. Tulisan di depannya bagaikan magnet yang mendukung Naruto untuk menunjukkan betapa tidak sukanya dia terhadap pesan itu.

"Aku tidak mengerti maksud dari raja Hyuga. Kau pasti tahu bagaimana terkenalnya putri dari seorang Hyuga."

Hembusan kecil terdengar tipis di telinga Madara, walaupun begitu wajah Naruto masih datar.

"Lakukan apapun yang kau mau yang mulia." Ucap Naruto sambil menekankan kata yang mulia pada Madara dalam arti jika dia bisa melakukan sesukanya karena dia yang berkuasa.

Naruto berdiri, lalu mengembalikan buku yang dia baca ke tempatnya. Setelah itu memanggil pelayan untuk menyiapkan teh dan cemilan sore.

"Aku akan datang kesini nanti malam." Ucap Madara.

"Semua tempat disini bisa kau datangi kapanpun kau mau." Tukas Naruto sambil duduk di depan meja rias, cermin didepannya menampakkan wajahnya yang cantik.

"Apa kau marah?" Tanya Madara.

"Tidak ada apapun di dunia ini yang mau diduakan yang mulia. Satupun." Sergah Naruto yang berhasil membuat Madara tertegun. Walaupun kaisar memiliki kuasa untuk mendapatkan selir, tapi sekarang sudah berbeda jika Naruto yang bertahta di hatinya.

Tidak mungkin jika dia melukai hati Naruto, tapi apakah Madara juga bisa menolak permintaan dari raja Hyuga yang terdengar benar-benar tidak memiliki pilihan lain.

The legend of Mafia [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang