Hiruk pikuk pasar yang menjajakan banyak makanan dan barang bergaung saat ini. Banyak pula orang berlalu-lalang dengan tas rajutan dari jerami di pundak mereka. Menandakan akan di mulainya mengais rejeki untuk keluarga atau diri sendiri.
Tapi diantara itu semua, ada seseorang yang berjalan seorang diri. Dengan kesedihan dan kesengsaraan di mata dan di bahunya. Madara, dia ingin mengobati kerinduannya akan Naruto dengan berjalan-jalan di area pasar tempat dimana wanita itu sering berbelanja.
Kakinya menapak hingga di pinggir danau. Tempat saat pertama kali matanya bertemu dengan mata secerah langit. Saat tangannya pertama kali menyentuh dirinya, saat pertama kali Naruto masuk ke dalam pandangannya.
Senyum kecut Madara lontarkan, sekarang apa? Setelah mengusir Naruto, menceraikan Hinata, dan semuanya tidak kembali seperti semula. Lalu apa sekarang?
Tenggelam dalam pikirannya, Madara tidak sadar ada seorang anak yang menabrak kakinya.
"Auh!"
Madara terkesiap dan menatap ke bawah. Seorang anak berambut hitam dan bermata biru dia temukan dalam netra hitamnya. Membuat Madara menunduk.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Madara sambil menyentuh kepala anak itu dengan lembut.
"Euhm! Aku tidak lemah, ibu bilang aku harus kuat!" Seru nya dengan semangat. Membuat hati Madara tiba-tiba menghangat, seperti tidak asing.
"Hana!"
Madara terkejut ketika seorang wanita mendekat sambil berlari, kedua kakinya spontan kembali tegak, membuat Madara berdiri dari tempatnya. Wanita itu, berambut kuning, bersuara lembut, bermata biru. Dia Naruto.
Ketika Naruto mendekat dia juga ikut terkejut, dari jauh Naruto pikir pria ini hanyalah pria asing. Ternyata setelah benar-benar dekat. Madara Uchiha.
"Naru?" Hatinya membuncah, kesenangan menjalar dalam hatinya bagaikan sulutan api di malam tahun baru. Setelah itu matanya berkedip dan menatap Hana yang mulai mendekat kearah Naruto.
"Dia?" Tanya Madara.
Naruto menunduk untuk meraih Hana dan menggendongnya.
"Dia anakmu."
__
"siapa itu Shika?"
Temari mendekati Shikamaru yang sedang menerima surat dari seorang kurir.
"Kurir. Ada surat." Jawab Shikamaru, Temari pun mendekati Shikamaru ketika pria itu mulai membukanya.
__
"Unik, di jaman sekarang masih ada yang melakukan surat menyurat." Ujar Kakashi sambil menerima amplop berwarna coklat yang terdapat namanya disana.
Tangannya membuka untaian tali yang menjadi segel amplop itu.
"Hm?"
__
"Itu bukan tagihan listrik kan?" Tanya Ino pada Sai ketika melihat suaminya sedang masuk kedalam rumah sehari memegang kertas berwarna coklat.
"Sepertinya kau harus menghemat pemakaian hair dryer, catok, dan lain-lain." Sahut Sai sambil duduk di samping Ino.
Mereka berdua pun membaca isi amplopnya.
__
"Ada surat Saki?" Sasuke yang baru selesai memasak mendekati Sakura yang sedang membaca sesuatu dari balik amplop coklat.
"Um, sebaiknya kau baca juga."
__
"Hashi, ada surat untukmu." Panggil Mito sambil berjalan ke ruang kerja Hashirama. Yang di panggil pun berdiri karena merasa tidak melakukan janji surat menyurat kepada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The legend of Mafia [End] ✓
FanficKiasan kecil tentang kau dan aku, atau mungkin kita? Saat itu, kembali ke 500 tahun silam, ketika kau dan aku masih berbeda. Tapi saat ini kita ada dan menjadi satuan yang dipisahkan oleh masa, ingatan, dan Zaman. Madara meletakkan telapak tangannya...