11. Dia , si Cantik

121 39 4
                                    

Lembar kesebelas ; douloureux

“ jisung , jangan lupa senyum ya ! kamu ganteng kalau senyum ! ” —ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ jisung , jangan lupa senyum ya ! kamu ganteng kalau senyum ! ” —
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

    
"dengan keluarga pasien atas nama Baek Jiheon"

jisung yang tengah duduk dengan rasa khawatir langsung berdiri ketika mendengar nama jiheon disebut ,

ia memperhatikan kedua orangtua jiheon yang sudah memasuki ruangan dokter tadi–

perasaannya tidak enak , ia semakin yakin kalau sesuatu benar terjadi pada jiheon

jisung memejamkan kedua matanya , pikirannya sedang tidak karuan saat ini

jiheon kenapa?

kenapa harus jiheon?

beberapa waktu berlalu– hingga kedua orangtua jiheon keluar dari ruangan tersebut

raut cemas terlihat dari keduanya , bahkan bunda nya jiheon tengah menangis sedu saat ini

"jiheon– kenapa?" tanya jisung , ia memberanikan diri untuk berkata seperti itu

ayah jiheon kini mulai mengangkat tangannya , merangkul jisung yang sedikit lebih tinggi darinya

ia menjelaskan dari awal hingga akhir , membuat jisung tidak bisa berkata kata lagi

"sekarang–"

ayah jiheon menepuk bahu jisung pelan sembari tersenyum ,

"penyakit parkinson yang dialami jiheon sekarang , sudah mulai memasuki tahap stadium empat"






















"cantik , hey"

jisung mengelus pelan pipi jiheon , sang hawa hanya menatap kosong ke arah depan tanpa mengedipka mata barang sekalipun

"jisung" panggil jiheon , jisung tersenyum sembari mengelus pelan pergelangan tangan jiheon

"disini , cantik" jawab jisung kemudian berdehem , bermaksud menghilangkan suara seraknya yang tiba tiba muncul akibat menahan tangis

"kamu– ngga malu punya pacar kayak aku?" tanya jiheon , pandangan jiheon masih lurus kedepan

"ngapain harus malu? kamu kan hampir sempurna , masa iya aku malu gara gara itu?" tanya jisung terkekeh pelan

"tapi– tapi aku cacat , aku gabisa jalan lagi. aku gabisa sering senyum lagi. aku gabisa inget dengan jelas lagi. aku depresi , terus aku–"

"cantik" ucap jisung memotong perkataan jiheon. jisung mengambil salah satu tangan jiheon yang kini mulai gemetar

ia mengelusnya pelan dan lembut , kemudian ia terkekeh

"kata siapa kamu cacat?" tanya jisung ,

mata jiheon sedari tadi tidak berhenti mengeluarkan air mata ,

"aku kan udah bilang , kamu itu mendekati sempurna jiheon" ucap jisung berdiri kemudian menarik jiheon kedalan rengkuhannya

ia menempelkan telinga jiheon tepat ke dadanya ,

"kamu tau ngga sih , berkat kamu aku bisa nerjemahin detak jantung aku" ucap jisung. jiheon tidak menyahut sedikitpun, hanya mendengar dalam diam

"kalau lagi ketemu sunghoon , detak jantung aku bilang– jelek jelek jelek" ucap jisung terkekeh ,

jiheon yang mendengarnya ikut terkekeh , walaupun suaranya sangat kecil bahkan tidak terdengar jelas

"terus , kalau ketemu yujin tuh pasti detak jantung aku bilang.. galak galak galak" lanjut jisung mengelus pelan surai jiheon

"terus?" tanya jiheon , jisung meringis mendengar suara jiheon yang bahkan hampir tidak terdengar

"anehnya waktu ketemu kamu , detak jantung aku banyak omong loh cantik" ucap jisung membersihkan air mata di pipi gadisnya itu

"waktu pertama kali ketemu , detak jantung aku bilang lucu lucu lucu" ucap jisung

"tapi aku ngga lucu tuh" ujar jiheon , jisung terkekeh

"ya ngga tau dong cantik , salahin detak jantung aku–" ucap jisung , jiheon yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya

"terus ya , makin kesini beda lagi nih terjemahan detak jantung aku waktu ketemu kamu" ucap jisung

"emang jadi gimana?" tanya jiheon , jisung tersenyum tipis

"katanya sempurna sempurna sempurna , makannya suka aku marahin nih detak jantungnya" sahut jisung ,

jiheon tertawa kecil , "kenapa? kok dia dimarahin?" tanya jiheon

"suruh siapa muji milik aku seenaknya?" tanya jisung membuat jiheon tersenyum

jisung sedikit membungkukkan badan nya , pandangannya kini berhadapan dengan gadisnya itu

"jadi jangan pernah bilang kamu cacat ya , menurut aku kamu sempurna" ucap jisung sembari tersenyum tipis

"jisung ," panggil jiheon ,

jisung mengangguk "disini , cantik" ucap jisung terkekeh geli ,

"mau kabulin satu permintaan aku?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

eindbestemming [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang