Hari ini | 00.02

75 18 0
                                    

死亡 時刻 の 1時間前。
1 jam sebelum kematian.

。。。


"Kau yakin mau meneteskan darahmu sendiri disana?"

"Ya, aku harus membuktikannya sendiri."

"Baiklah."

Refleks aku mengenyit saat Saku-chan tanpa ragu menyayat ujung jari tengahnya dan mengalirkan beberapa tetes darah pada pisau dapur. Benda itu sudah dilapisi jimat yang kini sudah berubah merah ternoda darah. Bilah bibir kekasihku terbuka, merapalkan beberapa mantra aneh, sebelum kemudian menggulung pisau tersebut dengan kain gelap.

"Kau yakin?" tanyanya ragu.

"Apapun untukmu," aku menjawab sarat keyakinan lalu menerima gulungan pisau yang ia sodorkan tanpa ragu.

Sepersekian detik aku menilik ekspresi yang Saku-chan pasang, memindai setiap inci lekuk wajahnya, lalu jatuh pada bibirnya yang ranum. Aku mengecupnya sekilas. Dia tersenyum lembut.

"Pria atau wanita tidak masalah tapi kalau aku bisa meminta tolong orang yang punya fisik yang rupawan, ya," dia menyelipkan kekehan kecil di akhir kalimat. Mata sayu dan binar sedih itu tuntas hilang tatkala aku mencetuskan ide beresiko tinggi ini--tolong jangan menganggapku tolol. Pengalaman dalam bekerja memberiku gambaran pola pikir seorang pembunuh dan karenanya aku bisa merencanakan ini dengan rangkaian rapi.

Saku-chan mengingatkan,"Pastikan segalanya tidak meninggalkan jejak."

"Tentu saja, aku sangat berpengalaman soal ini."

Gadis itu tersenyum pahit, "Tidak, kau cuma berpengalaman dalam mengungkapkan, bukan melakukan."

Enggan berpisah, aku mengulur waktu dengan pura-pura kesusahan memakai sepatu. Entah kenapa aku mendadak diselubungi rasa keraguan dan ketakutan sekarang.

"Soal kata-katamu tadi pagiㅡ"

"Tidak, tidak. Jangan bicarakan ini," tolakku sebelum bangkit dan menatap sepasang mata Saku-chan. Rasanya ... mulai tidak rela, akan tetapi kutahu apa yang paling penting bagi Saku-chan. Dengan pikiran begitu lah, kuacak-acak rambutnya dengan gemas. "Jaga dirimu, Saku-chan."

"Terima kasih, Juyeon-kun."

Aku sama sekali tak menengok kembali sewaktu keluar dari rumah. Takut diserbu keraguan yang mungkin berujung tak ada lagi keberanian untuk merealisasikan rencana yang akan membawa kesuksesan besar pada karir Miyawaki Sakura.

ㅡㅡㅡ


Summer Night Scenario✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang