Part 1 : Accidentally Meet

15 2 1
                                    

Hidup yang sempurna.

Setidaknya itu yang dirasakan wanita itu sekarang.

Pekerjaan yang mapan, memiliki pacar yang tampan yang pekerja keras--kehidupan normal yang diinginkan semua orang.

Dengan riang, Keisha melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor, berharap kekasihnya senang dengan kehadirannya yang tiba-tiba ini. Ia baru mendarat dari perjalanan bisnis ke Shanghai dua hari lalu bersama Armanta. Jadi, tidak heran jika ia sangat rindu terhadap kekasihnya, bukan? Selama dua hari itu, Keisha tidak dapat menghubungi Daniel. Mungkin karena pekerjaannya yang menumpuk.

"Pagi, Mic!" sapanya kepada wanita yang duduk di front desk. Sudah menjadi rahasia umum jika Keisha adalah seorang wanita yang sangat berdedikasi dalam bekerja. Tidak pernah telat, hampir setiap hari bekerja lembur, dan yang paling utama, kekasih CEO perusahaan.

Kantor terlihat ramai pagi itu. Semua orang sibuk berjalan kesana kemari, dan Keisha berusaha memberikan senyum terbaiknya kepada setiap orang yang ia temui. Ekspresi wajah pekerja yang lain tidak begitu bersahabat, mengingat hari itu hari Senin. Namun, ada beberapa pekerja yang terlihat antusias, seperti Keisha contohnya. Ia bekerja di sebuah kantor agensi artis, dengan posisinya sebagai manager Armanta yang merupakan seorang aktris yang cukup terkenal. Daniel menawarkan Keisha menjadi executive director, namun Keisha menolak. Menurutnya, posisi itu tidak layak dan ia takut tidak bisa melakukan tanggung jawabnya.

Melihat mejanya yang terletak di dekat ruangan CEO, Keisha langsung mendaratkan bokongnya di kursi, lalu menghubungi Armanta agar cepat datang. Mejanya tidak terlalu besar,terdapa berbagai notes warna-warni yang ditempel di dinding meja dan satu laptop yang selalu dibawanya kemanapun. Mejanya sedikit berantakan, toh Keisha juga selalu bekerja di luar kantor.

Seharusnya Keisha menjemput Armanta pagi ini, namun wanita itu baru saja membeli mobil sport dan sedang keranjingan untuk mengendarainya. Sungguh, Armanta tidak seperti yang ada di layar kaca. Di televisi, ia adalah seorang wanita yang anggun, sabar dan penyayang, oh...tidak. Keisha sudah cukup sabar menghadapi moodnya yang sering berubah selama lima tahun. Bayangkan! Ia selalu berusaha tetap tersenyum dan menuruti permintaan Armanta—

Oke, selesai tentang Armanta.

"Kei, ini laporan kegiatan Armanta hari ini. padat sekali! Wah, makin terkenal aja dia. Sebaiknya kau mempersiapkan mentalmu dari sekarang." Ucap Rico sambil mengangkat dan mengepalkan kedua tangannya seolah memberi Keisha semangat. Keisha hanya membalasnya dengan senyuman pasrah. "Kurasa mentalku sudah sekuat baja. Anw, thanks ya!" balasnya, lalu Rico menepuk bahu Keisha dan pergi.

Dimana ya Daniel? Ia menoleh ke ruangan Daniel yang berada di seberang mejanya, namun ruangannya masih kosong. Kok belum dateng ya? Udah jam segini. Jam menunjukkan pukul 09.00 pagi, seharusnya Daniel sudah sampai. Keisha menghubungi Daniel, namun nomornya masih belum aktif. Sudah biasa Daniel menghilang tanpa kabar seperti ini, namun tidak pernah selama ini.

"Nyariin pacar ya?" Diana menggeser kursinya ke arah Keisha. Ia hanya tersenyum tipis, lalu kembali pada laptopnya. "Eh, omong-omong, kelihatannya Daniel sama Deva dekat sekali. Kemana-mana selalu berdua. Iyakan?" tanya Diana. Deva? Keisha menatap Diana dengan tatapan bingung. "Deva seketarisnya?" Diana menggangguk. "Oh—iya deket. Sahabatan udah lama sih. Dan juga Deva itu seketarisnya, bukannya wajar jika ia mengikuti Daniel kemana-mana?" jawab Keisha santai. Iya, Daniel dan Deva sudah kenal jauh sebelum Daniel bertemu dengan Keisha. Dan bahkan Deva sudah menjadi sahabat Keisha juga. Jadi, dia sudah tidak terusik dengan kedekatan mereka lagi.

"Sedekat itu ya? Kau tidak cemburu?" tanya Diana dengan rasa penasaran yang membara. Keisha hanya menggeleng. "Cemburu? Untuk apa? Aneh gak sih kalau aku cemburu setelah bertahun-tahun kenal mereka? Udah deh. Balik sana ke tempatmu!" Keisha mendorong kursi Diana sampai ke depan mejanya. Diana mendecak karena didorong begitu saja.

Knowing You Was MonochromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang