Sinar matahari membuat Edward membuka matanya pelan-pelan. Matanya menyusuri sudut kamarnya dan menghela nafas panjang. Ia meregangkan tubuhnya, dan bangkit untuk bersiap-siap. Tadi malam ia tidur cukup lama karena bekerja.
Air yang keluar dari keran membasahi tubuh Edward yang atletis, terima kasih atas segala olahraga yang dilakukannya. Bekas luka yang terpapar di punggungnya pun terlihat jelas. Saat lelaki itu sedang membersihkan rambutnya, ia menatap bekas sayatan di pergelangan tangannya. Sejenak, teringat masa dimana ia berusaha untuk menghabisi hidupnya sendiri, karena merasa dunia terlalu manis untuk dirinya yang pahit.
Edward sedang di halaman rumahnya, melihat kolam renang itu dengan tatapan kosong. Ia menutup matanya, mengumpulkan keberanian. Pisau yang ada digenggaman di sayatkannya ke pergelangan tangan, sehingga darah merah segar mengucur deras. Tubuhnya terasa lemas, sampai ayahnya datang, melempar pisau itu ke kolam berenang dan segera membawanya ke rumah sakit.
Dengan handuk yang terlilit di pinggangnya dan matanya yang sayu, ia ke dapur untuk mengambil jusnya dari kulkas. Bahkan air masih tercucur dari rambutnya hingga membasahi tubuhnya, ia tetap turun karena merasa haus. Ia membuka kulkas dan mengambil jus, meminumnya sampai habis. "Entah apa rasanya pun aku tak tau. Tapi, kenapa ini kayaknya enak ya?" ucapnya sambil menutup pintu kulkas.
"Apanya yang enak?"
"EH!"
Edward terlonjak kaget sampai jus mangganya jatuh. Keisha melongo menatap lelaki itu, lebih tepatnya menatap tubuhnya yang indah. Wanita itu menelan salivanya, menghiraukan tatapan mengerikan Edward. Ia mengeratkan ikatan handuknya, takut terlepas.
Keisha. Ia lupa wanita itu ada di rumahnya saat ini. Terlalu lama sendiri ternyata memiliki efek yang besar.
"H...Hey." sapa Keisha. Edward tahu kemana tatapan wanita itu. "Apa yang kau lihat?" gertaknya. Ia mendecak melihat jusnya yang tinggal satu itu jatuh dan tercecer di lantai. "Aish...Kan! jadi jatuh semua!" Ia memicingkan matanya pada Keisha. Wanita itu hanya tersenyum dan segera mengambil kain pel untuk mengelapnya. Namun, Edward dengan sigap menariknya dari Keisha dan mengelap jusnya sendiri. Posisi Edward yang menunduk membuat luka-luka di punggungnya terlihat jelas. "Kau...kenapa?" Edward tetap mengelap jusnya. "Apanya kenapa? Kau tidak lihat aku sedang apa?"
"Bukan." Keisha mendaratkan jarinya di punggung Edward. Tangan lelaki itu berhenti. "Kau dulu sering berantam ya?" tanya Keisha. Edward memilih diam. " Wow, pasti sakit sekali." Jawab Keisha sambil mengambil kain lap dari tangan Edward. "Biasa aja." Ucap lelaki itu. "Ya, terserahmu. Selalu ingin terlihat keren." Ucap wanita itu. Merasa kesal, Edward menghela nafasnya dan naik ke kamarnya.
"Cih, marah pula. Memang sok keren kok." Cibir Keisha.
"Banyak bekas luka di tubuhnya. Kenapa ya?" Ucapnya sambil mengaduk bubur di atas kompor.
***
Tak berapa lama kemudian, lelaki itu turun dengan kemeja hitam dan celana putihnya. "Kau masak apa sih?" tanya Edward kepada Keisha yang masih sibuk dengan masakannya. "Tenang aja. Kau pasti kaget saat merasakannya." Keisha terlihat antusias dengan sop ayamnya. Edward menghiraukannya dan memakai jam tangan dan sepatu.
Keisha menghidangkan semua masakannya di atas meja. Ada sop ayam, bubur, dan ayam goreng. Lelaki itu menatap Keisha aneh. "Kau sangat suka ayam ya?" tanyanya sarkas. "Iya! Kau memiliki banyak simpanan makanan juga ternyata. Memangnya kau bisa masak?" Edward menghentikan sendok yang sudah mau masuk ke mulutnya. " Kau lihat aku tinggal sendiri di sini, dan kau meremehkan skill memasakku?" tanyanya. "Ya...Kau tak terlihat, kau tau. Lelaki yang jago hal-hal seperti itu." jawab Keisha sambil memakan buburnya. Wah, ini enak loh! ucap perempuan itu memuji masakannya sendiri. Edward pun mencoba makanannya. Hambar. Batinnya. "Enak?" Tanya Keisha antusias. Edward hanya mengangguk dan menghabiskan sisa makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knowing You Was Monochrome
RomanceBukan tentang Edward. Bukan tentang Keisha. Ini tentang mereka, dua manusia dengan latar belakang yang berbeda. Edward adalah seorang aktor yang bisa dibilang sempurna. Keluarga yang kaya, karir yang sukses, dan bisa mendapatkan semua yang ia ingin...