Prolog

2.3K 180 37
                                    

Tatap mata miliknya tajam, sesekali senyuman miring terukir di sana, merasa puas akan perbuatan yang baru saja di lakukanya pada seonggok gadis yang menurutnya sampah, gadis malang itu terduduk di lantai dengan keadaan surai dan pakaian yang basah oleh susu kotak yang baru saja Eun Bi siramkan kepadanya, tidak hanya berhenti di sana Eun Bi menarik surai milik gadis itu tanpa perasaan kemudian ikut berjongok menyamaratakan posisinya untuk berhadapan dengan wajah yang telah lengket oleh susu, Eun Bi mengukir senyum yang mengerikan di sana. Sedikit meringis, saat Eun Bi kembali menjambaknya hingga mendongak menyaksikan sekeliling mereka yang sekarang dirinya dan Eun Bi telah menjadi tontonan yang menyenangkan bagi warga kantin.

Banyak siswa dan siswi terlihat berbondong-bondong mengerubuni diri Eun Bi yang sekarang tampak telihat wajah gadis itu marah sekali, hal ini sudah menjadi rutinitas seorang Eun Bi untuk menindas sosok Soo Ah yang membuatnya geram berberapa hari belakangan ini. Biasanya Eun Bi menyenggol makanan gadis itu sampai jatuh, atau menyenggol bahu milik gadis itu sampai terhuyung ke belakang, juga menarik kursi sampai Soo Ah terduduk di lantai. Namun, berbeda untuk hari ini di mana Eun Bi terlihat marah sekali, datang dengan sekotak susu yang telah di robek atasnya kemudian mendorong Soo Ah yang baru saja mengambil makanya sampai terduduk jatuh di lantai dengan makanan yang berserakan dan tubuh yang basah karena susu pisang yang di siram oleh Eun Bi.

Gadis itu masih berjongkok menatap angkuh diri Soo Ah yang masih terduduk di tempatnya.

“Kwon Soo Ah, kau benar-benar membuatku muak.” gumam Eun Bi sembari memainkan surai milik gadis itu untuk di jambak berkali-kali, Soo Ah hanya diam selagi berpasrah diri dengan semua kekejaman yang di lakukan Eun Bi kepadanya.

“Kau tidak mendengarkanku, apa kau tuli. Jauhi Jungkook, maka aku tidak akan berbuat hal menyenangkan ini kepadamu.” kata Eun Bi kembali, sebelah tangannya menampar kecil sisi kanan wajah Soo Ah yang tertunduk takut. Eun Bi hanya terkekeh melihat wajah ketakutan yang di tunjukan oleh Soo Ah. “Ya, seharusnya kau menunduk seperti itu. Orang miskin sepertimu harusnya sadar diri.”

“Su Jin, berikan minyak belut yang telah aku siapkan untuk gadis tidak tahu diri ini.” Seo Su Jin terdiam sesaat sebelum Eun Bi berdecak dan mengambil sendiri dari tangan sahabatnya itu, berdiri di hadapan Soo Ah yang masih terduduk di lantai menunduk sembari memejam menunggu botol itu di buka dan di tumpahkan isinya ke tubuh miliknya yang telah basah lebih dulu karena susu. Gadis itu masih menunduk, sembari memejam kuat namun berberapa detik kemudian ia mendengar suara botol kaca itu pecah beiringan dengan suara tamparan yang cukup kuat.

Soo Ah mendongak untuk melihat apa yang sebenarnya telah terjadi, matanya membulat saat melihat di mana Jungkook berdiri di sana dengan diri Eun Bi memegangi sisi kanan wajahnya yang tampak memerah, wajah gadis itu tampak menahan tangis sedangkan kantin kembali bersorak heboh saat Jungkook memilih untuk tidak mengatakan apapun setelah menampar diri Eun Bi, dan berjalan ke arah Soo Ah yang sekarang ikut menahan tangis ke arahnya.

Lelaki itu melepas Jas miliknya, dan menyelimuti punggung milik Soo Ah yang basah karena tumpahan susu. Karena gadis itu hanya memakai baju kemeja saja, Jungkook takut jika dalaman gadis itu terlihat di sana, selagi menarik untuk Soo Ah berdiri, lelaki itu manatap penuh benci ke arah Eun Bi. “Kau Iblis, tidak sepantasnya kau berlaku seperti ini kepada Soo Ah. Dia kekasihku, dan jika kau menyakitinya kau berurusan denganku.”

Setelah kata-kata itu terlontar di depan wajahnya, Eun Bi bahkan tidak sanggup untuk menahan tangisnya terlebih sudut kanan wajahnya yang masih terasa jelas sakit dan panas tamparan yang baru saja Jungkook layangkan kepadanya, Su jin mengelus punggungnya sepergian Jungkook yang membawa Soo Ah di sisi tubuhnya. Eun Bi menatap ke arah kantin yang terlihat menertawakan dirinya, membuat gadis itu merasa malu dan memilih untuk berlari di susul oleh Su Jin yang ikut menemaninya berlari menuju toilet.

Su Jin menatap nanar ke arah Eun Bi yang sekarang tertawa menatap cermin toilet di depannya, mata gadis itu basah namun yang di keluarkan suaranya hanyalah tawa besar yang menggema penuh kesakitan, Eun Bi menatap ke arah Su Jin yang masih bersandar di pintu toilet yang tertutup. “Tunanganku memiliki kekasih, tanpa memikirkan perasaanku. Su Jin, apa aku harus membunuh mereka?”

“Eun Bi, sudah seharusnya kau berhenti mengejar Jungkook yang membencimu. Apa tamparan darinya tidak cukup untuk menyadarkanmu? Sadarlah, dia itu membencimu sama sekali tidak mencintaimu.” Su Jin sejujurnya sudah muak untuk mengatakan hal ini kepada Eun Bi, mereka sudah berteman sejak lama dan melihat Eun Bi di perlakukan seperti tadi jelas membuatnya sakit hati. Su Jin sangat menyayangi sahabatnya, namun Eun Bi selalu saja keras tentang apa yang menjadi miliknya.

Eun Bi mengganguk. “Ya, jika aku tidak bahagia, maka akan aku buat mereka juga tidak bahagia. Impas.”

Senyum licik terukir di sana, membuat Su Jin hanya mengeleng tidak habis pikir lagi dengan jalan pikir Eun Bi yang kelewat luar biasa untuk mencari luka sendiri, namun begitulah Eun Bi, gadis itu memiliki kepribadian yang dimana ia memiliki kesombongan dan keegoisan yang tinggi, kerap melanggar aturan karena ia berpikir berada di atas lebih tinggi dari aturan-aturan itu. Padahal, di balik semua aturan yang ada pasti ada hukum yang belaku. Yang mungkin akan memenjarakan gadis itu pada sebuah kesakitan dan kesenduan tanpa ujung.

[ ]

A/n: hai, maaf sebelumnya aku sebenernya mau nge-up cerita ini sesudah tamat evanescent, tapi jari" aku gatel banget pengen ngenalin cerita baru pada kalian...

Jadi, gimana ini lanjut atau udahan?

Antagonis✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang