11. informasi

51 3 4
                                    

Ini sudah memasuki hari ke-3 sejak Snilly memutuskan bergadang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sudah memasuki hari ke-3 sejak Snilly memutuskan bergadang. Bahkan Nathan selalu menemukan Snilly sedang menyeduh kopi tanpa gula di dapur academy walaupun di jam 12 malam. Kenapa tidak pakai gula? Biar makin manjur khasiat kopinya.

"Sampai kapan kau akan seperti ini?" Snillay menghentikan gerakannya ketika suara familiar memasuki indra pendengarannya. Manik emasnya melirik ke sumber suara sambil mengkir senyum kecil yang terkesan di paksakan.

Nafas Nathan tercekat ketika melihat wajah pucat Snilly di tambah dengan mata Snilly yang sudah seperti panda. Nathan sangat yakin jika hari ini gadis itu kembali melakukan kebiasaan buruknya. Bergadang.

Nathan menempwlkan punggung tangannya di dahi gadis itu. Tidak ada sedikitpun penolakan dari Snilly. Malahan gadis itu malah menikmati tangan Nathan yang terasa dingin.

"Kau demam" Snilly hanya cengengesan saat suara Nathan yang terdengar seperti mengintimidasi itu menghampiri indera pendengaran miliknya. Memang bukan hal aneh jika gadis itu demam. Dia sudah tidak tidur selama 3 hari jadi wajar.

"Kembali ke asramamu cepat" perintah Nathan dengan nada dingin. Gadis bersurai putih itu mengerucutkan bibirnya kesal. Matanya menatap sinis Nathan tapi karena kondisi tubuh yang tidak mendukung membuat anak itu seperti menatapnya sayu.

"Gak mau! Ini kerjaan belum selesai!"

"Aku wakil ketua OSIS! Jadi aku akan mengerjakannya" Snilly kehabisan kata-kata. dari awal memang percuma saja ia beradu argumen dengan keluarga Ogong yang terkenal pandai debat.

"Biarkan aku disini sebentar lagi! Tinggal sedikit lagi kok!" Habis sudah kesabaran Nathan. Seolah tuli atau memang Nathan punya kemampuan menutup telinganya seperti kucing(?), remaja itu dengan seenak jidatnya menggendong Snilly seperti di dongeng putri-putri membuat gadis bersurai putih itu salah tingkah.

"A-apa yang kau lakukan?!" Snilly tentu saja menjerit kaget saat tubuhnya tidak lagi mengikuti gaya gravitasi.

Snilly menyerah. Dari awal percuma saja membantah Nathan. Anak itu sangat keras kepala dan pemaksa. Snilly mulai menenggelamkan wajahnya di dada Nathan. Tidak ada larangan untuk modus sama doi kan?

*****

"Informasi apa yang anda butuhkan nona Lifa~" Lifa menarik nafasnya dan menghembuskan pelan. Matanya menatap Neon dengan tatapan serius membuat yang lainnya terjebak dalam sesuana yang tidak mengenakkan.

"Rincian rencana licik mereka" Neon mulai berdehem kecil. Tangannya mulai terjulur seolah meminta sesuatu dari gadis bersurai cream itu. Lifa yang mengerti langsung melempar sekantong besar koin emas kepada Neon. Pemuda itu tersenyum senang sebelum menyimpannya dengan damai di dalam tasnya.

Nisa mengepalkan tangannya berusaha mati-matian untuk tidak menjitak kepala kakaknya yang gila uang itu. Bukan untuk digunakan melainkan di koleksi. Bukankah lebih bagus kalau di sumbang atau tidak setidaknya berbagi dengan adiknya yang manis(?)

"Di Academy ini tidaklah aman. Tanpa kalian sadari musuh yang kalian cari selama ini ada di dalam lingkup Academy. Yang pertama, waspadalah kepada kepala sekolah kalian. Dia adalah musuh yang paling harus kalian waspadai"

"Kenapa begitu?" Melony memiringkan kepalanya bingung. Ia benar-benar belum mengerti sepenuhnya tentang dunia luar.

"Jika kepala sekolah bagian dari mereka, tentu saja kita harus paling waspada kepadanya! Mengingat kepala sekolah adalah orang yang memiliki wewenang di sekolah ini" balasan yang diberikan Dylan cukup berkesan membuat Neon berdecak kagum. Haruskah dia merekrut Dylan sebagai penjual informasi?

"Yang kedua ada bawahannya di dalam Academy ini. Cukup banyak namun yang paling penting dan harus kalian ketahui hanya satu"

"Miss Sora" Neon mengukir senyuman lebar. Sudah ia duga, adiknya sudah tau siapa yang harus diwaspadai mengingat dirinya sangat gemar melibatkan adiknya dalam masalah.

"Yang ketiga, murid-murid academy. Ada beberapa bawahan Acne cuma yang paling penting....."

"Suho, Asher dan si setan Nokwon! Na~na~na~ maaf kak Neon aku sudah tau itu" ucapan Neon sudah keburu di potong oleh Ryan. Jangan bertanya darimana Ryan tau soal itu. Sejak Nokwon seenak jidatnya menggunakan ponsel milik Kory, Ryan langsung berubah menjadi stalker dan memungut semua informasi Nokwon agar bisa membalaskan dendamnya yang sangat sepele.

Neon hanya tersenyum kikuk ketika ucapannya di potong oleh Ryan. Lain kali ia akan meminta Kory untuk mengajak Ryan setiap kali mengujungi dirinya.

Kenapa Kory? Asalkan kalian tau saja, Kory itu sebenarnya salah satu pencari informasi yang direkrut oleh Neon. Itu karena Kory yang peka dengan keadaan sekitar dan kemampuannya dalam bergaul dengan orang lain.

Namun cukup disayangkan, anak itu tidak pernah peka dengan perasaan Dolly. Nasibmu Dolly~

"Academy star moon adalah satu-satunya sekolah yang tidak terikat oleh pemerintah! Artinya....."

"Academy ini satu-satunya sekolah yang membuat pemerintahannya sendiri" kesimpulan yang di buat Dolly cukup untuk membuat Neon takjub. Rupanya memang seperti rumor yang beredar, academy ini berisi anak-anak berotak pintar.

"Dan terakhir....." Neon menjeda kalimatnya. Matanya melirik kepada salah satu dari mereka sambil tersenyum tipis.

"Berhati-hatilah kepada diri kalian sendiri"

TO BE CONTINUED...

Di tulis menjelang keberangkatan kapal yang akan membawaku pergi untuk sementara meninggalkan kampung halaman. Maaf tidak sepanjang biasanya karena dikejar oleh Deadline.

ARTIST ACADEMY(Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang