Happy reading 💕
**
~Flashback on~
Lka datang ke sekolah putri nya sebelum berangkat ke kantor. Ia di persilahkan memasuki ruang guru untuk berbicara dengan wali kelas nya yang sekarang.
Wali kelas nya bernama bu Jila. Lka di persilahkan duduk di kursi yang ada di hadapan Bu jila.
"Maaf Bu mengganggu sebelum nya. Saya ingin memberitahu bahwasanya anak saya sekarang tidak bisa hadir dan mengikuti pelajaran di sekolah hari ini,"
Bu jila menggangguk paham,ia mengambil buku absensi dan menanyakan nama sang anak.
"Baik Bu. Nama nya siapa Bu?,"
"Melitha Danastri."
Ujung pulpen mendarat di atas kertas putih tertulis tabel dan menabur tinta hitam di atas kertas bertuliskan nama Melitha Danastri.
"Sudah Bu"
Lka menggangguk dan mengucapkan terima kasih setelah itu pergi bekerja.
"Sudah,loh iya pengumuman ini?," Jila melupakan satu informasi penting yang perlu di sampaikan langsung kepada wali orang tua siswa,salah satu nya Lka selaku wali murid Melitha. Anak didik nya.
Jila keluar dari ruang guru di SMA Balumba untuk menghentikkan lka.
"Tunggu Bu Lka,"
Lka menengok ke arah belakang,"iya Bu jila ada apa lagi ya?"
"Saya lupa menyampaikan bahwasanya besok akan di adakan pembagian rapot. Jika ananda Melitha masih belum sehat bisa di wakili," jelas jila.
Lka manggut manggut mengerti dengan ucapan nya. Ia mengucapkan terima kasih sekali lagi terutama untuk informasi penting ini.
"Makasih banyak Bu,saya permisi dulu." Pamit Lka sebelum menaiki grab.
"Iya."
Jila kembali masuk ke dalam kantor dan Lka berangkat menuju kantor nya.
~to the next day~
Pada pukul 10.00 wib setelah mengambil hasil akhir ujian.
"Assalamualaikum," salam Lka memasuki pintu depan.
Bi ina yang tengah masih mengelap perabotan di rumah majikan nya.
"Wa Alaikum salam,ibu sudah pulang,"sapa bi Ina.
"Sudah bi. Oh iya Melitha masih di kamar kan?dia sudah makan?," Tanya cemas Lka.
Bi Ina manggut manggut,Lka menaiki tangga menuju kamar Melitha,sang putri.
Lka masuk tanpa mengetuk pintu kamar dulu. Terlihat Melitha sedang terduduk diam menatap jendela kamar yang mengarah langsung pada pemandangan indah.
Ia sedang menatap dengan pandangan kosong. Melamun tak karuan,mungkin ia sedang teringat tentang kepergian Genta.
"Sayang," panggil Lka yang memecahkan lamunan.
Melitha menoleh melihat sang bunda sedang berdiri sembari membawa rapot di jari jemari nya.
"Mama liat,nilai kamu turun drastis. Kenapa nak?," Tanya Lka sembari melenggang menghampiri Melitha dan duduk di satu kasur yang sama.
Melitha menatap sang mama dengan keheranan. Membulatkan mata sempurna dan membuka mulut nya lebar lebar,tak percaya.
Melitha meminta rapot nya. Dan melihat hasil nya sendiri dengan mata telanjang.
"Kata Bu jila kamu menduduki peringkat 5," jujur Lka dengan ekspresi pasrah.
Mereka langsung berhembus nafas panjang bersamaan. Melitha tertunduk,berusaha untuk terlihat baik baik saja meski aslinya tidak demikian. Melitha mengembangkan senyum palsu nya detik ini juga.
"Nak, ada apa?".
Awal nya mengelak tak mau memberi tau masalah yang ia pendam selama ini. Lka tak bisa memaksa putri nya untuk membuka suara.
"Ya sudah,ibu yakin kamu pasti bisa melewati semua masalah nya yaa," ucap nya sebelum keluar kamar meninggalkan Melitha seorang diri.
Dengan semua bagian tubuh yang pucat. Ia ingin sekali menghentikkan langkah sang ibu namun hati nya berkata tidak.
"Tunggu Bu," teriak nya dengan suara pelan.
Bayangan sang mama tak lagi terlihat. Hanya pintu kamar yang sudah di tutup rapat.
Melitha merasa tak enak dengan sang mama. Ia muak setelah melihat hasil nya. Meski tak turun drastis tapi hal ini bisa membuatnya kecewa.
Melitha mengacak acak kamar nya. Entah selama ini hal apa yang selalu ada di pikiran nya. Hingga hingga bisa mengalihkan titik fokus tujuan hidup nya selama ini.
"Arggh !!,"
**
Hellow👋
Ikuti terus yuk..Dan akan terjadi satuuuuu...ending yang belum di sampaikan:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Semakin di lepas,semakin ikhlas [ END ]
Short StorySiapa yang siap dengan kata kehilangan seseorang yang di sayang? Satu kalimat menohok yang sangat mewakili perasaan gadis cantik berumur 16 tahun itu. Meski di bilang usianya sudah cukup hampir di penghujung masa remaja, tapi ia menjadi satu-satunya...