Chapter 5, Wanna go on a date?

883 94 2
                                    

.
.
.
Gulf yang sudah rapih dengan setelah kaos lengan panjang berwarna abu abu itu, berjalan menuju pintu masuk cafe  dengan perlahan.

Kalau boleh jujur sekarang jantungnya berdegup amat kencang, percampuran antara gugup dan senang.

Semoga saja jantungnya tidak meledak karna bertemu dengan Mew.

Sesaat setelah masuk kedalam cafe, dengan sekejap kedua bola matanya menangkap sosok kaka kelas tampanya itu sedang duduk sembari memainkan Handphonenya.

"Phi Mew!" Serunya sembari berjalan kearah lelaki tersebut.

~~~~~~~~~~~

Kalau boleh jujur, sampai detik ini Mew belum mengabari tentang perjanjian ini pada Alice, ia terlalu takut menyakiti perasaan gadis itu.

Membuang nafasnya pelan, cepat atau lambat ia harus menghubungi wanitanya, lebih baik menceritakan kejujuran daripada terlibat kesalahpahaman yang tak berguna kan?

"Phi Mew!"

Mew mengangkat kepalanya, menemukan sosok manis yang menatapnya denagn tatapan senang dan gugup.

Kalau boleh jujur, ada satu titik kekesalah dalam hati Mew saat melihat wajaha bahagia orang dihadapanya, hanya saja Mew sangat paham bahwa anak polos ini sama sekali tidak tau perjanjian licik yang dibuat oleh kakaknya.

Entahlah apakah Mew bisa menyebutnya licik atau tidak, lagipula keluarga Traipipattanapong harus selalu mendapatkan apa yang mereka mau,kan?

~~~~~~~~

"Phi Mew sudah menunggu lama?" Tanya Gulf sembari mengambil duduk dihadapan lelaki itu.

Mew menggelengkan kepalanya,ia mengangkat tanganya, memberi kode kepada pelayan untuk membawakan buku menu ke meja mereka.

"Baru saja" seru Mew sembari tersenyum.... yang Mew harap senyum itu terlihat bersahabat untuk Gulf.

Entahlah, tapi Gulf sedikit merasakan perasaan canggung, padahal bukan sekali ini ia bertemu dengan Mew, bahkan sebelum sebelumnya pemuda manis ini menempel bagaikan benalu.

Tapi kenapa sangat canggung saat Mew yang mengajaknya duluan?

Tanpa sengaja Gulf menggigit bibir bagian bawahnya, sembari membolak balikan menunya, mencari sesuatu yang menarik perhatianya.

"Sudah menentukan pilihan?"

Gulf dan Mew menoleh cepat, cukup kaget dengan kedatangan dan juga pertanyaan pelayan yang tiba tiba itu.

Gulf mengangguk kecil, "spagetti Arabiatta dan air mineral" ucapnya kemudian tersenyum manis.

Mew menaikan sebelah alisnya, "kau suka makanan pedas Gulf? Kupikir kau..."

"Tidak suka pedas dan pecinta manis kan?" Potong Gulf sembari terkekeh kecil.

"Semua orang mengatakan hal yang sama terus menerus phi" lanjut Gulf, "memang mukaku tidak seperti orang yang suka pedas ya?"

Mew menganggukan kepalanya, menyetujui ucapan Gulf barusan, "wajahmu terlihat seperti penyuka sesuatu yang manis"!

"Kau tidak bisa menyimpulkan seseorang hanya dari wajahnya kan?"

Tanpa sadar Mew terkekeh kecil, "benar" lirihnya.

"Bagaimana dengan anda tuan?" Tanya sang pelayan. Ah, mereka terlalu sibuk dengan percakapan mereka sampai tidak menyadari bahwa sang pelayan masih menunggu pesanan mereka.

"Tiramisu dan chamomile tea please"

"Ditunggu sebentar ya" seru sang pelayan kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua.

Setelah sang pelayan pergi, Gulf menatap Mew penuh jenaka, "Ngomong ngomong, phi Mew juga terlihat seperti penyuka kopi ya, padahal..."

"Aku ga suka pahit" potong Mew, kemudian mereka berdua tertawa kecil.

"Seperti yang kau bilang Gulf, jangan menilai orang dari wajahnya saja"

~~~~~~~~~

Mew pikir makan siang bersama Gulf akan terasa menyebalkan, terlebih lagi perlakuan Gulf yang sangat kekanakan padanya dulu, namun ternyata anak itu cukup menyenangkan!

Mew benar benar tak habis pikir dengan pola pikir anak di hadapanya, sedikit ajaib memang, namun cukup masuk akal dan membuatnya membuka pandangan baru akan satu hal.

Mirip Alice.

Entah kenapa perasaan itu datang lagi, perasaan bersalah yang menyerang relung hatinya.

Bukankah secara tidak langsung ia telah berkhianat pada gadis manis itu? Walaupun ini semua demi uang.

Tapi, menemukan perasaan nyaman, sama seperti saat Mew bertukar cerita dengan Alice itu...

Entahlah, Mew tidak ingin memikirkanya sekarang, hari ini ia harus fokus untuk-

"Phi... Phi Mew"

Mew tersadar dari lamunanya, melihat tangan Gulf yang melambai lambai di depan wajahnya.

Ia merasa tidak enak.

Ia merasa tidak profesional dalam perkerjaanya.

Ya, ini pekerjaan, ia digaji untuk melakukan ini.

"Ah maaf Gulf tadi aku sedikit melamun, tadi apa yang kau bicarakan?" Seru Mew sembari tersenyum.

Gulf meninggigit bibir bawahnya, "kalau Phi Mew lelah, kita bisa pulang sekarang phi" seru anak itu sedikit menunduk.

"May pen rai na, hari ini memang phi dedikasikan untuk berkencan denganmu Gulf" seru Mew sembari mengelus kepala anak didepanya.

Yang Mew tidak tau, imbas dari perkataanya tadi membuat Jantung Gulf berdetak sangat cepat, bahkan terlalu cepat dan keras. Gulf takut jika sampai suara itu terdengar oleh Mew.

"Cing o phi? Ada satu hal yang sangat ingin kulakukan sih..."

"Cing! Apa itu Gulf?" Tanya Mew, sedikit penasaran.

~~~~~~~

Mew tidak habis pikir, keinginan Gulf yang ia pikir akan merepotkan hanyalah keinginan yang sederhana.

Ia, Gulf hanya meminta mereka menonton di bioskop seperti orang yang sedang berkencan pada umumnya, perlu di catat itu menurut anak bungsu dari Mr. traipipattanapong.

Entahlah, apakah jalan pikiran orang kaya aneh atau apa?

Tapi Mew sedikit bersyukur sih, hari ini berjalan dengan mudah.

"Phi Mew !! Tadi filmnya seru bangettt!! Aku sampai ga makan popcornku saking serunya" ucap Gulf sembari menatap berbinar kearah Mew.

Sekali lagi Mew terkekeh melihat reaksi polos anak di sebelahnya itu, mengusap kepalanya pelan, "nanti kapan kapan kita nonton lagi ya?"

"Beneran phi?!!! Aaaa makasihhh" seru Gulf sembari memeluk erat tubuh Mew, membuat lelaki yang di peluk itu tidak bisa menggerakan badanya.

Tiba tiba saja telepon milik Gulf berbunyi, menandakam ada pesan masuk.

Gulf membuka pesan itu, membacanya, kemudian membalasnya dengan cepat.

"Phi, Mr. Nawat sudah menjemputku, aku harus pulang sebelum daddy marah, makasih ya phi hari ini aku senang sekali!" Seru Gulf kemudian tanpa aba aba mengecup pipi Mew tipis kemudian langsung berjalah keluar gedung bioskop itu.

Meninggalkan Mew yang tak bergeming dengan apa yang dilakukan oleh Gulf barusan.

Dan sepertinya Mew tidak sadar, ada sesosok gadis yang menatapnya dengan pandangan tak percaya.

....... dan terluka.

To be continued

Halooo

Maafkan aku karna updatenya sangat lama hehe...

Bulan ini dan bulan depan aga sibuk buat kerjaan dan event MewGulf juga jadi susah bagi waktu dan bagi mood juga

Semoga masih ada yang nungguin ya ... hehehe
Sampai berjumpa secepatnya ^^

Freesia (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang