Chap 9, kisah sang pangeran

650 72 18
                                    

Ehem intro dulu ya

It's been a while ya 🤧🤧🤧 masih pada nungguin kah?? Heheheh

Aku mau kasih tau dulu buat pembaca semuanya, aku berencana tamatin cerita ini tp ga janji bakal update cepet yaaaa^^ dan satu lagi, genre cerita ini angst, jadi kl ga sanggup baca angst jangan di paksakan yak :")

Sebenernya kenapa aku berencana (?) nulis genre angst tuh.. karna ini genre yang paling ga aku kuasai dan ga pede sama sekali... makanya kadang rasanya pengen aku apus aja ceritanya.. takut malah jd gaada sedih sedihnya 😂😂 (curhat dikit yak)

Semoga kalian suka ya sama cerita ku ini ^^ jangan lupa kritik, saran, like dan comment kalian berarti banget buat aku >.<

Selamat membaca ^^

chap 8, kisah sang pangeran.

Gulf Kanawut Traipipattanapong itu sudah diktakdirkam menjadi pangeran, mejadi bangsawan, menjadi orang terpandang. Bahkan jauh saat dirinya baru berumur 3 bulan dalam kandungan sang ibunda.

Anak laki - laki pertama keluarga Traipippatanapong, sudah dipastikan hidupnya akan mudah, cerah, dijunjung agung.

Maka dari itu semua orang bersuka cita menunggu kelahiran sang pangeran.

Tapi.

Mentari yang diharapkan itu seketika hancur, berganti malam gulita tanpa satu bintang yang menyinarinya sedikit pun. Mendengar ultimatum dari sang dokter yang sudah dilayangkan bahkan hanya beberapa jam setelah sang pangeran merasakan dunia.

"Cacat jantung bawaan, kami tidak tau pasti ia bisa bertahan sampai kapan"

Dan kisah pangeran malang kita pun di mulai.

********

Sejujurnya pangeran kecil kita anak yang manis, hanya sayang seribu sayang, nasibnya tidak mujur, walaupun dia memiliki cukup-bahkan lebih harta yang mungkin tidak habis jika dihamburkan tujuh turunan, tapi tetap saja, siapa juga yang mau terkena penyakit sialan itu?

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tidak memiliki obat, yah kecuali.. ada yang suka rela memberikan jantung nya untuk sang pangeran dan kebetulan cocok.

Jadi semua harta melimpah itu, sekoyong koyongnya hanya untuk mengulur waktu kematian sang pangeran, bungsu dari keluarga Traipipattanapong.

Bahkan vonis dokter yang mengatakan umur sang bungsu tidak akan lebih dari 25 tahun.

Tentu saja membuat sang ibunda histeris, membekap bayi yang digendongnya, pangeran malang kita.

Maka dari itu, mereka semua berjanji akan membuat sang pangeran merasakan bahagia, hanya bahagia, sampai mereka mendapatkan jantung yang pas untuk sang pangeran.

Walau dengan cara yang baik maupun keji sekalipun, kebahagian pangeran adalah absolut.

Dan dari situlah sifat egois sang pangeran muncul.

Sekali lagi, sebenarnya jauh di dalam sana, sang pangeran anak yang baik, manis, penurut, berhati lembut dan semua hal manis yang didamkam semua orang tua pada anaknya.

Tapi, sang pangeran pun mengerti, waktu nya tak banyak! Ia hanya ingin merasakan satu, hanya satu.

Mencintai dan di cintai secara tulus.

Tentu saja orang tuanya serta kakak perempuanya itu memberikan cinta mereka dengan cuma - cuma.

Hanya saja.. kembali lagi... dia ingin egois, setidaknya satu kali ini saja.

Karna ia tidak pernah marah saat mengetahui sang pencipta sudah memberikanya jantung cacat ini

Ataupun masa kecilnya yang harus dilewati dengan bolak - balik operasi dan hanya duduk manis dirumah.

Tidak bisa bermain seperti yang lain.

Padahal, sejak dulu... ia menyukai bola...

Dan ia harus bersabar, tidak akan pernah memainin benda itu... setidaknya sampai ia mendapatkan jantung baru.

Ah kembali lagi...

Egois ya... iya, satu hal egois yang dia inginkan.

Mew Suppasit.

Seorang kakak yang membantunya saat di rumah sakit, cinta pertamanya, seseorang yang membuat dirinya ingin hidup lebih lama agar sekedar bisa melihat eksistensinya.

Mew Suppasit.

Sosok yang membuat dirinya merasakan manisnya cinta pertama.

Mew Suppasit.

Yang membuatnya menjadi lelaki egois yang di benci di seluruh sekolah.

Mew Suppasit.

Yang juga membuatnya merasakan sakitnya dicampakan.

Segala tentang Mew Suppasit itu membuatnya hidup. Pahit, manis, sakit, rindu, sayang... mencintai, dicintai, dibenci.. membenci.

Semua rasa yang tercampur menjadi satu, membuat dirinya merasa hidup seperti manusia normal.

Dan... Gulf bersyukur di sisa umurnya ini, ia dapat merasakan bagaimana berkencan.. kencan pertama nya dengan cinta pertamanya.

Walaupun kenyataan pahitnya semua itu hanya tipuan demi sekedar uang.

Mau bagaimana lagi? Gulf juga sudah terlampau biasa, sampai terkadang ia merasa.. cinta... persahabatan.. sayang.. semua bisa dibeli dengan uang.

Andai saja... andai saja ia terlahir menjadi manusia biasa tanpa penyakit sialan ini... setidaknya mungkin ia bisa berteman dengan Mew... atau memiliki teman tanpa perlu embel embel uang.

Tapi... mau bagaimana lagi? Takdir sialan ini yang membuatnya menjadi begini. Menjadi pangeran yang di agung - agungkan dan di kasihani di waktu yang sama.

Ironis ya.

Dan lebih ironisnya lagi...

Cinta pertamanya kini membencinya, membencinya sampai taraf yang bahkan Gulf rasa sudah tidak bisa di perbaiki lagi.

Ya! Gulf sadar atas kebodohanya, keegoisanya, dan semua hal jelek yang ia lakukan.

Tapi ia tidak punya pilihan, ia tidak memiliki waktu lagi.
.
.
.

Dan beruntungnya Mew, ia tidak akan pernah berurusan dari pangeran egois yang menyedihkan ini.

Maka, tamatlah kisah sang pangeran yang menyedihkan.

To be continued.

Aaaaa maafkan ini bahkan ga sampai 1000 kata.. fokusku cuman mau menjelaskan kenapa sikap Gulf egois selama di cerita ... semoga penjelasanya bagus ya(?) aku udah lama ga nulis.. hampir setahun.. jadi kalau aga cringe maafkan 🥲🥲

Seperti biasa maafkan typo yang bertebaran, love u all semoga aku bisa update cepet aminnnnn

Freesia (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang