chap 8, the unspoken truth(2)

1K 126 42
                                    

.

.

.

.

Jika kalian berfikir 'apakah Gulf akan melepas Mew setelah kejadian itu?' tentu saja jawabanya tidak. Gulf mengaku dirinya memang sungguh egois, tapi bukankah itu cara kerjanya? lagi pula Gulf sudah mulai kehabisan waktu.


Gulf tidak bodoh, ia mengetahui dengan jelas bagaimana raut wajah Mew yang berubah kelam, apalagi setelah bertemu dengan Alice saat itu. Saat dimana ia harus bersembunyi di balik bilik kamar mandi untuk menangis, kemudian mencuci mukanya berkali kali agar matanya tidak terlihat sembab.


Mengetahui Mew yang ternyata sama saja seperti orang - orang diluar sana. Mendekat padanya hanya untuk uang, membuat Gulf sakit, sakit sekali sampai dadanya ngilu.


Tapi, ia sudah terbiasa akan hal itu.


Maka dari itu, ia akan lebih jahat lagi, lebih ditaktor lagi dari sebelumnya.


Contohnya? pertama, Gulf akan lebih menempel pada Mew, memonopolinya hanya untuk sendiri, bahkan membuat Mew tidak bisa berinteraksi dengan teman temannya.


Entah Mew sadar atau tidak dengan sikap ditaktornya, lagipula Mew tidak punya pilihan lain selain menurutinya. Setidaknya sampai ayahnya sembuh.


Dan sekali lagi, Gulf harus mempergunakan waktu nya dengan sangat baik.


~~~~~~~~~~~

Apakah Mew sadar dengan sikap Gulf yang berubah menjadi ditaktor itu? tentu saja ia sadar. Sangat sadar malah. Entahlah, apakah anak itu menguping saat Mew berbicara pada Alice? atau memang sifat aslinya yang egois seperti itu? Mew pun tak tau.


Tapi... jauh di lubuk hati Mew, ia merasa sedikit... sedih? Mew sendiri sebenarnya tidak yakin dengan perasaanya sendiri. Hanya saja, itu tidak seperti Gulf yang ia kenal. Walaupun mereka tidak terlalu lama bersama, tapi, ia dapat merasakan bahwa anak itu sebenarnya anak yang baik.


Entah apa yang membuat anak itu seperti ini?


********

Gulf menghela nafasnya, saat ini ia bersama Mew, melakukan kencan yang entah keberapa kalinya. Tapi kenapa rasanya seperti sendirian? memang betul raga Mew tepat di hadapanya, tapi hatinya?


Tentu saja tetap dan akan selalu bersama dengan kekasihnya.


Sekalipun ia mencuri raga itu.


Dan itu membuat dada Gulf kembali sesak.


"Phi Mew, makananya enak kan? rating tempat ini cukup bagus di internet" seru Gulf yang berusaha


"Hmmm" jawab Mew sekenanya. Bukan, bukan bermaksud untuk membuat Gulf lebih merasa bersalah dari sebelumnya, hanya saja... akhir - akhir ini nafsu makanya menghilang, padahal Mew yakin makanan di depanya ini terlihat sangat nikmat.


Rasanya sangat melelahkan dan seperti tercekik untuk Mew, ia ingin ini semua berakhir.


"......"


Mati matian Gulf menahan air matanya yang mau tumpah. Ia tidak boleh meyerah! ini adalah hal kecil, mungkin nanti... suatu saat, Mew mau melihat kearahnya, dan tersenyum kepadanya... dengan sepenuh hatinya, bukan karna paksaan.


DEG.


Gulf meraba dadanya yang berdenyut menyakitkan, berusaha mengambil nafas dan menghembuskanya secara perlahan, ia harus tenang sekarang.


Freesia (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang