Chap 4, the deal 2.

929 106 3
                                    

*author note : italic for flashback

Happy Reading ^^
.
.
.
.

Gulf sedikit mengaga membaca apa yang baru saja Mew kirimkan kepadanya, sebuah ajakan kencan?!

Rasanya dirinya ingin berlari keliling rumahnya yang cukup besar itu dan berteriak kegirangan.
.
.
.
.
Yang tentu saja tidak akan dilakukan oleh seorang Gulf Kanawut, bisa kena ceramah Mae kalau sampai ia melakukan itu.

"Aaa.. apa yang harus aku kenakann" seru Gulf setelah puas berguling diatas kasur, terlalu bahagia sepertinya.

~~~~~~~

Mew melemparkan handphone miliknya kekasur dengan lemah, sebenarnya aga tidak yakin apakah hal yang dilakukanya itu benar.

Memejamkan matanya perlahan, kejadian barusan masih terus terngiang di kepalanya.

*****

"Mew, benar kan?"

Mew mengangguk pelan, sedikit bingung dengan apa yang terjadi.

Wanita itu menganggukan kepalanya? Kemudian mengulurkan tanganya. "Kenalkan, aku Grace, Grace Traipipattanapong"

Mew menganggukan kepalanya sekali lagi, Traipipattanapong? apakah dia melakukan kesalahan terhadap Gulf, sampai salah satu keluarganya datang ke kondonya seperti ini?

"Bolehkah aku masuk?" Tanya Grace, pada sosok laki laki yang mungkin tidak jauh berbeda dengan umurnya.

Mew membukakan pintunya, memberikan akses kepada wanita muda itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Kalian tunggu disini" seru Grace pada bodyguard yang berangkat bersamanya.

~~~~

"Aku tidak akan berlama lama disini Mew, kami tau keluargamu sedang membutuhkan dana yang cukup besar, dan kami berencana akan membantu"

Mew menaikan alisnya, keluarga Traipipattanapong berniat membatu, terlebih dengan cuma cuma? Hal yang sepertinya mustahil untuk dilakukan.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Mew tanpa basa basi.

Grace tersenyum manis, sepertinya laki laki di depanya cukup tahu diri.

"It's not that difficult, kau hanya perlu menjadi kekasih adikku, that's it" seru Grace masih dengan senyuman manis yang terpampang di wajahnya, senyuman bisnis.

"Adikmu?" Ulang Mew sedikit bingung.

"Yup Adikku, Gulf Traipipattanapong"

Badan Mew sedikit menegang, sedikit kesal tentu saja, apakah Gulf melakukan cara selicik ini untuk mendapatkanya?

Bukan mau sok tau atau apalah itu, lagipula anak itu sendiri dengan terang terangan mengatakan bahwa ia tertarik pada dirinya.

"No.. itu bukan permintaan darinya" seru Grace tiba tiba, seakan tahu apa yang di pikirkan pria bermarga Jongcheevevat itu.

Mew menatap wanita di depanya bingung, entah apa yang harus dijawab olehnya.

"......."

"Itu permintaan khusus dariku" seru Grace sembari tersenyum manis.

"Aku harap kau memikirkan tawaranku baik baik Mew, karna mungkin saja aku bisa berubah pikiran nanti" lanjutnya kemudian berlalu pergi menuju pintu keluar.

"Oh ya, aku menaruh kartu namaku di meja, jika kamu sudah menentukan pilihanmu, Mew" ucapnya sebelum hilang di balik pintu.

Mew menatap sendu kearah pintu yang baru saja terututup itu.

"Apa yang harus kulakukan"

**********

Mew mengacak rambutnya dengan frustasi, dia membutuhkan uang itu dalam waktu cepat, tapi di sisi lain ia tidak ingin menyakiti perasaan Alice.

"Maafkan aku.. Alice" lirih Mew amat pelan

~~~~~~~~~

"Phi Graceeee sudah pulang?!" Seru Gulf ceria sembari mengetuk kamar milik kakaknya itu.

Tak lama kemudian pintu terbuka, menampakan sosok wanita cantik nan elegan walau hanya dengan setelan tidurnya.

"Baru saja Gulf, ada apa?" Seru sang kakak.

"Phi Grace, Phi Mew mengajakku berkencan!! Aku senang sekaliii phii, kira kira apa yang harus kupakai" seru Gulf dengan semangat.

"Aww, ceritanya cintamu terbalaskan Gulf?" Seru Grace sembari tertawa kecil, menjahili adik imutnya sekali kali tak apa kan?

Seketika pipi gembil milik Gulf memerah dengan sempurna, menggigit bibir ranum itu pelan, tanda bahwa sang anak sedikit malu.

"S-sebenarnya hanya ajakan makan siang besok di cafe sih phi... itu termasuk dalam kencan bukan?" Tanya sang adik dengan pandangan lugu.

"Itu sih tergantung dari kamunya Gulf" seru Grace sembari terkekeh.

"Jadi, mau pakai baju seperti apa?" Tanya sang kakak lagi membuat Gulf yang sedari tadi termenung itu tersentak kaget.

"Eumm.. err .. gatau phi Grace.. aku sudah coba berbagai baju, tapi semua terlihat jelek dimataku" seru Gulf sembari memanyunkan bibirnya.

Sontak Grace menjitak kecil kepala adiknya itu, "kata siapa kamu jelek Gulf, nong Gulf kan paling imut sejagat raya kata Mae juga" seru Grace sembari tertawa, membuat sang adik memerah karna malu.

"Tapi aku tampan phi Graceeeee"

"Tapi menurutku kau tetap menggemaskan nong Gulf" seru Grace sembari memberi penekanan pada kata 'imut'

Gulf hanya mendengus kesal sembari melipat tanganya di dada, kalau phi Gracenya sedang jahil seperti ini sangat mengesalkan memang.

Melihat adik kecilnya mulai merajuk, Grace akhirnya menyerah kemudian mengelus kepala Gulf pelan, "maafkan phi na, ayo kita cari baju yang cocok untukmu" seru Grace sembari menuntun sang adik menuju ke kamar miliknya.

To be continued.

Aaaaaaa Maafkan karna baru sempet update sekarang, bulan Desember memang kerjaanku full banget, aku usahain buat bisa lanjutin chap berikutnya lebih cepet 😞🙏

Jangan lupa di like dan comment ya

Freesia (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang