15. MALAM MINGGU KATANYA.

4.2K 358 49
                                    

Sesuai dengan yang Saka katakan pagi tadi. Kini lelaki itu sudah berada di depan gerbang rumah Aurin,lengkap dengan hoodie navy celana pendek dan sendal jepit. Elit sekali kan penampilan Saka,bisa bayangin gak tuh?! Arggh, gantengnya pasti berkali-kali lipat. Pingin peluk Saka huwaaa!

Aurin sendiri sudah izin pada Arion. Dan Arion pun memberinya izin, kebetulan lelaki itu juga sibuk dengan laptopnya. Entahlah,Aurin tak tau pasti urusan abangnya.

Aurin keluar dari rumah dengan menenteng helmnya. Saka menoleh,sudut bibirnya terangkat tipis. Penampilan Aurin yang sederhana selalu membuat Saka jatuh hati.

"Ganteng doang, jemput cewek depan gerbang."

Celetukan Aurin membuat Saka terkekeh. "Dari pada jemput di depan gang?!"

Aurin meringis,iya juga sih!
"Denger aja lo pak,"

Aurin sendiri heran,kenapa Saka bisa mendengar ucapannya barusan. Padahal Saka kan menggunakan helm JPX , kupingnya kan ketutupan sama helm.

"Baiklah peta,kemana kita hari ini?!" ucap Aurin dengan nada seperti Dora.

Saka mengangkat bahunya. Ingin rasanya Aurin dorong Saka dengan kasar. "Lo ngajak jalan tapi gak tau tujuan,gimana sih pak?!"

"Ayo naik!"

"Ya,tapi kemana?!"

"Kamu bawel ya,naik dulu."

"Lo gak ada niat jahat kan sama gue?!"

"Ck! Tidak ada sama sekali Aurin."

Dengan penuh rasa gondok,Aurin menaiki motor Saka setelah memakai helmnya. Memposisikan sling bag diantara dirinya dan Saka.

Saka melajukan motornya dengan kecepatan pelan karna ini masih di area perumahan,jangan sampai deru motornya mengganggu warga sekitar.

Aurin sedikit mencondongkan kepalanya pada Saka. "Mau kemana?!"

"Suatu tempat,yang mungkin akan kamu suka."

"Hogeyy!"

Sungguh mentah balasan Aurin. Kalo kata orang rumah sih ta matta e (orang Jawa campuran Madura pasti paham).

Keduanya membelah jalanan kota. Sesampainya di tempat tujuan,Aurin tampak antusias. Gadis itu langsung turun dari motor Saka,hampir saja jatuh jika Saka tidak menyeimbangkan dirinya dan motornya tapi untunglah Saka cepat menyeimbangkannya. Pergerakan Aurin yang sangat tiba-tiba cukup membuat Saka kaget.

"Pasar malam," beo Aurin kagum. Pasalnya,sudah lama gadis itu tidak mengunjungi tempat ini. Sekali berkunjung, langsung bersama dengan orang yang spesial.

"Kamu suka?" suara Saka menyapa pendengaran Aurin.

Aurin mengangguk dengan senyum yang tak luntur. Saka melepaskan helm Aurin,gadis itu sangat senang sampai lupa melepas helmnya.

Aurin salah tingkah?! Ho'o iyo! Pipinya pun sudah memerah. Rasa gugup juga menerpa dirinya,namun gadis itu pintar menyembunyikan rasa gugupnya. Tersenyum manis lalu meninggalkan Saka. Tidak tau diri memang,tapi Aurin melakukan itu demi menyelamatkan kesehatan jantungnya. Bisa-bisa dirinya menjadi pasien papanya.

"Ayo pak!" ajak Aurin menoleh sejenak lalu melanjutkan langkahnya.

Saka menyusul langkah Aurin. Lelaki itu setia mengikuti kemana gadis pendek melangkah. Aurin menoleh lalu menunjuk bianglala ,Saka mengernyit.

"Naik itu,"

"Berdua." sambung Aurin.

Saka meneguk ludahnya kasar. Sungguh ia takut jika naik wahana seperti itu, menurutnya ini lebih seram dari pada kegiatan montainering yang biasa ia lakukan bersama dengan rekannya di lapangan kantor polisi.

MY POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang