12. KEJUTAN.

3.9K 352 3
                                    

Aurin tersenyum mengingat peristiwa hari ini. Menghabiskan waktu dengan bapak polisi tampan, tunggu-tunggu! Kenapa perut Aurin terasa seperti di kelilingi oleh ribuan kupu-kupu?! Hatinya juga berbunga-bunga,apakah ia sudah mulai menyukai.... Saka?!

Entahlah!

Gadis itu menggeleng keras. "OMAYGAT! NO NO NO. BAPAK POLISI ITU UDAH OM OM, GUE MASIH ANAK SMA. MASA IYA GUE DEMEN SAMA OM OM?! BIG NO."

"Ehhhh tapi...umur pak polisi itu sepantaran sama abang deh kayaknya. Masih mudah lah,lumayan. Tapi–––"

"AH TAU AH! FIKS GUE KAYAKNYA SUKA SAMA TUH PAK POLISI! PAK POLISI, I LIKE YOU BANYAK-BANYAK!"

Aurin melampiaskan rasa bahagianya dengan meloncat-loncat di atas kasur. Bodoh amat jika kasur dan sprei nya berantakan. Intinya,hari ini gadis itu merasa sangat bahagia!

Aurin mendudukkan tubuhnya, tangan kanannya menggapai boneka beruang ukuran sedang, di peluknya boneka itu dengan erat.

"Aaaaa,gue ngebayangin muka pak polisi terus kan jadinya."

Aurin menghadapkan boneka beruangnya tepat di depan wajah cantiknya. "OPETTT, GUE HARUS GIMANA?! MASA IYA GUE UNGKAPIN PERASAAN INI KE PAK POLISI?! AAAAA GAK MAU AAAA. MALU GUE,HARGA DIRI JUGA!!"

"OPET, GUE BINGUNG!"

Kalian bebas mengatakan Aurin gila. Tapi memang begitu adanya,gadis sebleng itu mengajak boneka beruangnya berbicara. Di kasih nama lagi, Opet namanya. Bagaimana,bagus bukan?!

"INI GIMANA LE. KOK OM OM MANISE, BUAT JATUH CINTA TERNGIANG-NGIANG E. AKU JADI GIMANA-GIMANA GITU YA OM. AKU MASIH KECIL SUKA SAMA OM OM–––"

Aurin menyanyikan lagu yang kini viral di TikTok. Lagu 'Kakak Main Salah' yang liriknya di setting sendiri.

"Huh! Pak polisi, lopyu banyak-banyak dah." ucap Aurin pelan lalu di susul dengan tawa pelan.

–––

Aurin tengah menonton televisi. Gadis itu mengenakan baju santai,baju kesayangannya kaos oversize dan hotpants. Rambutnya yang di ikat asal hingga memperlihatkan leher putih mulusnya.

TOK TOK

Suara ketukan pintu mengganggu aktivitas menonton Aurin. Gadis itu menengok sebentar pada jam dinding,ternyata sudah lumayan malam tapi siapa yang masih bertamu ke rumahnya?!

Gadis itu tidak ingin membuka pintunya. Aurin juga waspada takut-takut jika orang yang mengetuk pintunya adalah maling. Tapi,mana ada maling yang ingin mencuri harus mengetuk pintu rumah sasaran terlebih dahulu?! Apa sekarang para maling punya tata krama sebelum menggasak harta pada rumah sasarannya?!

Aurin menggelengkan kepalanya. Benar kata Saka,jika dirinya selalu memiliki pikiran yang...Konyol.

TOK TOK

Aurin semakin dibuat was-was kala suara ketukan pintu masih ada. Sebenarnya siapa sih?! Aurin berdiri dari duduknya,mengambil raket nyamuk yang kebetulan baru selesai di charger di dekat nakas ruang tamu. Setidaknya dengan raket nyamuk ini dapat membantu Aurin jika orang yang mengetuk pintu rumahnya berniat macam-macam.

"Kalo raket nyamuk ini gak mempan buat tuh orang. Maaf-maaf aja nih ya,gue beneran timpuk pala dia pake vas kesayangan mama yang ada di pintu masuk." monolog Aurin.

TOK TOK

Suara ketukan pintu kembali terdengar. Aurin sendiri sudah berdiri di balik pintu dengan perasaan yang was-was. Tangannya yang memegang erat raket nyamuk, bergetar tak henti. Gadis itu membasahi bibir luarnya menggunakan lidah berkali-kali.

TOK TOK

Dengan penuh bismillah Aurin memutar kunci pintu rumah. Semoga saja hidupnya tidak berakhir konyol,mengingat masih banyak sekali impian Aurin yang masih belum tercapai. Membuat onar di sekolah lagi misalnya.

CEKLEK

"LO MAU MA–––"

Ucapan Aurin terhenti seketika karna orang di depannya menahan pergerakan dirinya. Lebih tepatnya,menahan kedua pergelangan tangan Aurin yang kini terangkat ke udara dengan memegang raket nyamuk. Namun kedua mata gadis itu tertutup.

"Apa kisah hidup gue sampe sini aja?! Gue masih banyak dosa Ya Allah." batin Aurin nelangsa.

"Kamu mau setrum abang pake benda itu?!"

Kini mata bulat bermanik coklat madu itu terbuka sempurna, bahkan mata bulat itu melotot melihat objek di depannya.

"ABANG?!" pekik Aurin keras.

Sosok yang di panggil abang itu tersenyum simpul. Melangkah masuk ke dalam rumahnya yang sudah lama ditinggalkannya untuk mencari ilmu.

"Wa'alaikumsalam." sindir Aurin karena sang abang yang tidak mengucapakan salam.

Arion membalikan badannya,lalu tersenyum menatap adiknya yang masih berdiri di depan pintu rumah.

"Assalamu'alaikum,adek cantik."

"Wa'alaikumsalam."

Aurin menutup pintunya kembali,tak lupa gadis itu menguncinya. Mengikuti langkah Arion yang sedang menyeret koper dari belakang.

"Kok abang nyampenya sekarang?! Bukannya masih satu hari lagi ya?! Penerbangannya di majuin bang?! Ab–––"

"Berisik dek. Abang capek!" potong Arion sebelum Aurin menyelesaikan kalimatnya.

Aurin duduk di samping Arion yang kini sedang menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Gadis itu menoleh pada abangnya.

"Bang abang... oleh-oleh buat Aurin mana?!" cicit Aurin pelan mengingat abangnya yang kelelahan.

"Allahu Akbar. Besok kan masih bisa dek! Abang capek loh ini." balas Arion.

"Ah tau deh. Nyebelin!" balas Aurin lalu mengalihkan perhatiannya kembali pada televisi.

–––

Senin adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Aurin. Entahlah,mengapa hari ini gadis itu bersemangat sekolah. Biasanya juga malas-malasan pas hari senin.

"Abang nanti jemput Aurin,kan?!" tanya Aurin pada abangnya yang kini posisinya sudah sama-sama di dalam mobil.

"Iya."

"Nanti juga mampir ke warung seblak dulu ya bang."

"Mama bilang kamu sering makan yang pedes-pedes. Jadi boleh dong,abang larang kamu buat makan yang pedes-pedes?!"

Aurin yang sedari tadi memandangi jalanan kota menuju sekolahnya langsung menoleh dan menatap tajam pada Arion.

"Mana ada?! Aurin jarang makan pedes,abang. Mama ngarang itu mah!"

Arion menoleh sekilas pada adiknya. "Gak ada ngarang-ngarang,dek."

"Gak ada seblak-seblak. Oke?!"

"Bang–––"

"Aurin. I don't like being denied!

MY POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang