29. CARI PENYAKIT

3.8K 325 157
                                    

MOHON MAAF KALAU ADA TYPO YA BRODI.




Selamat membaca.

Walau sudah tidak menjadi anak kelas 3 SMA, tapi Aurin dan teman-teman sepantarannya masih sering keluar masuk sekolah SMA GARUDA untuk kepentingan kelulusan.

Sekarang Aurin sudah ada di sekolah, katanya ada keperluan. Gadis itu berangkat dengan menggunakan motor sendiri, tadinya sih Arion mau mengantarkan adiknya itu. Namun Aurin menolaknya, mau motoran sendiri katanya. Arion pun memperbolehkannya, asal dengan syarat. Menggunakan helm dan membawa surat-surat kendaraan.

Kepentingannya di sekolah sepertinya sudah beres, tadi juga Aurin sudah temu kangen dengan ketiga sahabatnya. Padahal sih, belum benar-benar berpisah ya. Sekarang saatnya Aurin pergi.

"Morin nanti di jalan jangan nyadat-nyadat ya!" ucap Aurin pada motor maticnya yang di beri nama Morin alias motor Aurin.

Gadis itu mengenakan helm Cargloss hitamnya. Lalu melajukan motor kesayangannya. Entahlah Aurin tak tau mau kemana ini. Aurin tadi sudah ijin pada abangnya bahwa sehabis keperluannya di sekolah, Aurin mau main sebentar. Dan Arion pun mengijinkannya.

Aurin melewati taman kota. Gadis itu memelankan laju motornya karna di depan sedang lampu merah. Mengerem lalu berhenti saat traffic light menunjukan warna merah. Meskipun Aurin anak yang bandel, tapi tetap dong Aurin harus mematuhi peraturan lalu lintas. Juga, malu lah masa pacar polisi gak taat peraturan.

Lampu berganti menjadi hijau, gadis itu melajukan kembali motornya. Hanya beberapa meter saja dari jarak lampu merah tadi, tiba-tiba motornya berhenti alias mogok. Nah tuh kan!

Aurin mendengkus, sial Aurin kan tidak tau permesinan. Bagaimana ini?! Gadis itu mencoba menstater motornya kembali. Melihat spedometer nya dan jarum yang menunjukkan ketersediaan bahan bakar motornya. Argh! Sial, ternyata bahan bakarnya habis.

Aurin menjadi kesal sendiri, padahal tadi Arion bilang kalau bensinnya masih banyak, dan dengan bodohnya Aurin mempercayainya tanpa memastikannya. Sekarang siapa yang menyesal sendiri?!

Pom bensin masih jauh dari lokasi Aurin berada sekarang. Gadis itu terpaksa mendorong motornya ke tempat yang lebih dingin, jadilah gadis itu memarkirkan motornya di bawah pohon rindang dekat warung kecil. Aurin duduk di trotoar, tangannya mencari ponsel di dalam tas. Berniat untuk menelfon Saka.

Gadis itu mencari nomor polisi tersebut lalu menelfonnya.

"Halo, Assalamualaikum."

Aurin bernafas lega saat mendengar suara Saka. Ia khawatir jika Saka tidak mengangkatnya karna sibuk.

"Waalaikumsalam. Kamu sibuk gak?"

"Sedikit. Kenapa Aurin?"

"Aku mau m–––"

"Permisi, pak Saka. Jadikan kita makan siang berdua?"

Aurin menghentikan kalimatnya ketika mendengar suara seorang wanita di sebrang sana. Saka berdua dengan wanita?! Siapa?!

"Nanti saya kabari lagi." sepertinya Saka membalas ucapan wanita itu.

Apa Saka sibuk untuk makan siang dengan wanita itu?!

"Oh, lagi sibuk ya?! Sibuk mau makan siang berdua. Silahkan pak polisi, maaf sudah mengganggu waktunya."

"Aurin–––"

"Gue gak jadi minta bantuan lo!"

"Ini gak–––"

Karna dilanda rasa cemburu, Aurin pun memutuskan panggilannya dengan Saka. Gadis itu menatap layar ponselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang