Sama perasaan sendiri saja kadang bingung ngapain capek-capek mikirin perasaan orang lain?
"Anjing! Ga nyangka gue, capek-capek nyari informasi tau-taunya ditutupin sama ketua sendiri!" Umpatan kesal Benji mengundang atensi anggota Zertion yang lain.
Memberbaiki kancing celana jeans-nya. Selesai melakukan pembuangan air kecil di toilet. Wajah kesal tak bisa ia tutupi. Mendudukkan pantatnya di kursi dengan kasar.
"Gue perlu duit, bokap gue dipecat dari perusahaan. Cuman misi ini jadi harapan supaya bisa tetap bertahan hidup," ungkap Benji sendu.
Arley tak kuasa. Ia mengelus-elus bahu Benji perhatian. "Kerja di butik Mami aja, nanti gue bantu usulin."
Benji spontan menyentil kening pemuda itu kesal. "Bokap gue cowok, masa kerjanya di butik, ga sekalian aja lo saranin bokap gue ngelonte?"
Benda yang ada di atas meja melayang mulus mengenai wajah Benji. Mulutnya semakin hari semakin mengundang keributan. Sean yang fokus membaca ikut melayangkan benda-benda disekitarnya. Benji mengusap keningnya sesekali mengaduh kesakitan. Tamparan Dion hampir membuatnya oleng.
"Gue lebih ga nyangka kalau Leyna anak bos mafia yang kita cari, aaaarggh kenapa jadi rumit begini!" Dion mengacak-acak rambut frustasi.
"Tapi, kalau bukan karena Exton kita bakalan berenti sekolah." Semuanya menoleh ke arah Bobby. Termasuk anggota-anggota Zertion lain yang juga tengah ada di markas. Hanya mendengarkan dalam diam.
"Kita pindah sekolah gara-gara tawuran waktu itu kan? Pelanggaran yang kita lakuin di sekolah dulu juga banyak. Kalau bukan saran Exton minta kita pindah dan biayain semua kebutuhan sekolah. Mungkin sekarang kita cuman pusing gara-gara diberi peringatan terakhir. Jangan liat masalah dari satu sisi, usahakan ngeliat sisi baik dan buruknya," celoteh Bobby panjang.
Benji dan Dion hanya diam, merasa sedang terkena semprotan kenyataan. Mereka yang sedikit kekanak-kanakkan dan hanya bisa menanggapi masalah dengan emosi yang terus meluap merasa tercerahkan dengan kata-kata Bobby.
"Gue tetap kecewa. Circle kehidupan kadang emang antara cinta dan persahabatan. Ada yang ninggalin sahabatnya hanya karena cewek, dan ada yang ninggalin ceweknya karena omongan sahabatnya. Exton yang biasanya tegas jadi lembek," tutur Benji berbarengan suara langkah kaki seseorang memasuki markas.
Hening tak ada yang bersuara. Semuanya menatap laki-laki dengan tubuh tinggi dan gagah, serta pakaian serba hitam berdiri di depan mereka. Sorot dinginnya tetap terasa, tapi aura menyeramkan laki-laki itu terasa memudar. Wajah datar tanpa ekspresi kini memancarkan kekhawatiran.
"Geng Evter nungguin kita di gudang kosong tempat para preman kumpul. Cuman ada dua preman di sana dan dihajar habis-habisan. Kita berangkat," perintah Exton tapi tak ada yang menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEXTON ✔️ [TELAH TERBIT]
Ficção Adolescente[Telah terbit dan tersedia di shopee rd_official Bisa dipesan kapan saja] ❝Dia Ratuku. Kau menyentuhnya, tinggal pilih. Rumah sakit atau kuburan.❞ Leyna Beatrix Knight. Gadis yang disekap selama 10.080 menit. Semenjak dirinya dikejar preman dan dise...