42 - WHAT?!

12.3K 1.5K 359
                                        

Gimana ya rasanya dapat komen sampai 500/1K dari pembaca😌

Gimana ya rasanya dapat komen sampai 500/1K dari pembaca😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Leyna mengintip dibalik tiang rumahnya. Matahari sudah menunjukkan jati diri sekaligus seragam menempel di badan. Niatnya untuk keluar ia urungkan saat mendapati pemuda misterius itu lagi-lagi ada di depan rumah.

Enam hari belakangan ini dirinya selalu diikuti oleh pemuda misterius itu. Dimulai dari sekolah bahkan sampai pulang ke rumah. Hanya saja pemuda itu selalu menjaga jarak, seolah-olah mengawasinya dari jauh. Tapi sekarang ia justru berdiri di depan pagar rumah masih dengan hoodie dan pakaian yang sama. Tak pernah dicuci atau gimana?

Enam hari memang sudah berlalu. Syukur-syukur Leyna bisa melaluinya tanpa berniat bunuh diri. Tapi, kenangan bersama mendiang Papi dan Exton membunuh perasaannya secara perlahan. Dihantui oleh orang yang tak pernah bisa kita gapai kembali, benar-benar menyakitkan.

Lamunannya langsung buyar saat mendapati pemuda misterius itu pergi dari depan rumah. Pengawal mendiang papi? Leyna izinkan untuk istirahat sebentar, pembantu di rumahnya ia pulangkan, Leyna sedang mengirit duit untuk kehidupan ke depan. Warisan yang ditinggalkan mendiang Papi memang banyak, tapi tidak ada yang tahu kapan habisnya jika ia selalu boros. Alhasil sendirian di rumah sebesar ini benar-benar membuatnya kesepian.

"Woy! Please tungguin!" teriaknya keras.

Leyna berlari menuju depan dengan tas punggungnya naik turun kala hentakan kaki semakin cepat. Dadanya pun naik turun mengatur napas yang memburu, menoleh ke ujung jalan, pemuda itu benar-benar sudah hilang dari jarak pandang.

"Stalker?" tanya Leyna pada diri sendiri. "Iya, dia stalker kayanya," jawabnya lagi. Nanya sendiri jawab sendiri, dari pada mati ditelan rasa penasaran kan? Mending kaya orang gila.

Baru saja hendak menutup pagar, amplop biru di dekat sepatu yang ia kenakan mencuri perhatiannya. Leyna menoleh ke sekeliling. Langsung mengambilnya dan menyimpan ke dalam tas. Apa ini sesuatu yang ditinggalkan oleh pemuda misterius tadi?

Tak mau membuang waktu. Leyna langsung melambai-lambaikan tangannya memberhentikan taksi yang hendak melewati ia dari depan.

Selama di perjalanan Leyna sibuk berkutat dengan pikirannya. Karena kedatangan pemuda misterius itu membuat Leyna tak terlalu memikirkan kemana perginya Exton enam hari terakhir ini. Ia sama sekali tidak pernah melihat wajah ataupun postur tub— sebentar, postur tubuh? Apa hanya perasaan Leyna jiia pemuda itu postur tubuhnya sama seperti Exton, atau jangan-jangan?

Tak ada gelagat aneh seperti ia hendak membahayakan Leyna atau melakukan hal-hal buruk. Salahkah jika mengira itu Exton, atau lebih tepatnya berharap.

Mencoba menepis pikiran itu jauh-jauh. Mana mungkin itu Exton. Leyna terkekeh sumbang kala mengingat ucapan Exton yang masih terngiang-ngiang.

"Saya deketin kamu supaya misinya berjalan mudah. Saya ga sayang sama kamu, saya ga cinta sama kamu. Saya cuman manfaatin kamu. Selama ini, semua yang saya katakan hanya kebohongan. Kamu tidak mengenal saya dengan baik."

GALEXTON ✔️ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang