시어머니 - Mother-In-Law

143 30 7
                                    

UP lagi hehe..aku berencana mau UP 2× dalam seminggu. Bagusnya hari apa yahh🤔🤔
Sarannya dong ☺️💖

Jimin tersenyum mengingat kejadian siang ini. Percakapannya dengan keluarga Bae cukup membuatnya menemukan sedikit informasi tentang Jennie. Jimin berjalan menatap ramainya kota Seoul dari jendela ruang kerjanya. Segelas wine ditangannya menemani dinginnya malam namun hati Jimin sedikit menghangat saat kembali mengingat percakapan siang ini.

*Flasback*

"Apakah kalian hanya berdua ?"tanya Jimin hati-hati.

Irene menatap Jimin sambil menggeleng "Sahabatku baru saja pergi"

Jimin tersenyum tipis "Ah, wanita yang terlihat sedang terburu-buru saat aku sedang dalam perjalanan kesini. Dia sahabatmu ?"

Kai sedikit curiga dengan Jimin. "Sahabat kami lebih tepatnya. Dia memang sedang terburu-buru karena tunangannya sedang menunggunya"Kai menekan kata tunangan agar Jimin berhenti bertanya tentang Jennie.

Jimin menatap Kai sesaat. "Tunangan ?"tanya Jimin lagi.

"Ya, dia telah bertunangan"Irene menjawab cepat.

Jimin diam dan berpikir. Jennie tengah menghindarinya dan tak ingin bertemu dengannya "Apa kalian tahu tunangannya ?"tanya Jimin semakin ingin tahu.

Kai dan Irene menggeleng.

"Dia belum mengenalkannya pada kami"Irene angkat bicara meski mulai curiga.

"Tapi kurasa dia pria yang baik"Kai melirik Jimin sesaat agar Jimin tahu bahwa Jimin bukanlah pria yang baik. Karena setahu Kai, Jimin adalah gay.

"Akulah tunangannya"jawab Jimin dalam hati. Rasanya ingin sekali Jimin menjawab itu dengan cepat namun bibir dan otaknya tak dapat melakukan hal tersebut.

"Dia terlihat seperti gadis yang sangat baik"ujar Jimin menutupi rasa ingin tahunya.

"Tentu saja. Dia sangat mandiri karena telah hidup seorang diri"jawab Kai cepat mengingat sosok Jennie.

Jimin menaikkan satu alisnya "Seorang diri ?"

Irene mengangguk "Dia tak pernah bertemu dengan orang tuanya sejak ibu kandungnya meninggal. Dia pergi dari rumah saat tahu Appanya menikah lagi dan mulai mandiri sampai kami bertemu dan menjadi sahabat baik. Dia bah-"

"Irene"potong Kai cepat untuk mencegah Irene berbicara lebih banyak tentang Jennie.

Jimin menoleh pada Kai "Aku hanya sedikit tertarik dengan sahabatmu. Jangan khawatir hal lain, karena aku melihat surat lamaran kerjanya di perusahaanku beberapa hari yang lalu. Kami menghubunginya untuk interview namun tak ada jawaban darinya. Dan kebetulan aku melihatnya bersama kalian"

Sebuah alasan yang logis dari Jimin membuat Kai dan Irene mengangguk mengerti. Sahabatnya memang bercerita telah mengirim surat lamaran kerja ke banyak perusahaan. Dan jika itu perusahaan Jimin, bukankah itu sangat mungkin ? Mengingat perusahaan Jimin memiliki banyak anak cabang di Seoul.

"Aku menbutuhkan sedikit informasi tentang dirinya. Karena aku akan meletakkannya di bagian terpenting dalam perusahaanku"Jimin menatap Irene dan Kai serius.

"Informasi ?"tanya Irene ragu.

"Seperti apa ? Dan jika boleh tahu, posisi apa yang akan dia dapatkan ? Maaf, tapi sebagai sahabatnya aku tak bisa memberikan informasi jika itu tak membuat hidupnya lebih baik"Kai sedikit menjelaskan dengan bahasa yang halus untuk penolakan permintaan Jimin.

RECIPROCATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang