충만한 ? - Pregnant ?

179 33 2
                                    


Happy Reading 🤗💓

"Sampai"ucap Jimin.

Hening, tak ada sahutan. Jimin menoleh dan mendapati mata Jennie yang telah terpejam. Jimin menghela napas dan keluar dari mobil. Membawa tubuh Jennie dalam gendongannya dan berjalan memasuki lift Brown Suite Seoul apartemen. Masuk kedalam apartemen Jennie dan meletakkan tubuh Jennie di tempat tidur. Menyelimuti tubuh Jennie dan menatap wajah Jennie yang terpejam.

"Harus kukatakan bahwa kau kini menjadi kartu As-ku. Kartu pembawa keberuntungan"ucap Jimin lirih.

Jimin mematikan lampu kamar Jennie dan berjalan keluar. Mengunci apartemen Jennie dan meninggalkan Brown Suite Seoul apartemen. Jimin diam didalam mobil dan berpikir. Sesuatu yang Jennie rahasiakan membuat Jimin sangat penasaran.

"Apakah itu mantan pacarmu ?"ucap Jimin menerka.

Jimin menyalakan handphonenya dan kembali menelpon orang kepercayaannya.

"Aku ingin tahu kehidupan pribadi dari calon istriku. Siapa saja orang-orang yang dekat dengannya, masa lalunya dan semua hal yang menyangkut pribadinya.

"Siap Tuan"

"Bagus, aku ingin kabar secepatnya"

Jimin menutup telepon tersebut dan mengenggam erat. "Mari kita lihat apa yang coba kau sembunyikan dariku, Jennie"

Mobil Jimin melaju meninggalkan Brown Suite apartemen. Hari semakin malam namun Jimin masih duduk di ruangan kerjanya. Beberapa informasi yang baru saja masuk, membuatnya tersenyum tipis.

"Kim Jennie, mempunyai masa lalu yang buruk namun lucu"

Jimin kembali membaca informasi yang baru saja ia terima.

"Pffffff,,,hahahaha...ya ampun, aku tak tahan lagi"

Jimin memegang perutnya sambil menghapus air matanya. Tawa lepas yang baru saja Jimin lakukan tanpa sadar membuatnya terus tersenyum dan tertawa kecil.

"Mempunyai dua mantan kekasih, dan keduanya di Seoul. Menarik, siapa sangka gadis kurus tanpa body itu mempunyai mantan kekasih yang tampan"

Jimin kembali tersenyum saat melihat alasan Jennie berakhir dengan semua mantan pacarnya.

"Yang pertama berakhir tragis dengan alasan logis. Mencampakkan Jennie demi wanita lain. Yang kedua, berakhir hanya karena Jennie tak mau disentuh sedikit pun"

Jimin kembali membungkam mulutnya dan menahan tawanya "Ya ampun, apa yang ingin dia sentuh dari wanita datar seperti Jennie"Jimin memajukan tangannya dan meletakkannya di dadanya.

"Segini, tidak. Jennie sangat datar, segini, ah tidak juga. Dia itu perempuan datar yang pernah kulihat"Jimin menelungkupkan tangannya dan mengingat saat ia dengan sengaja pernah menyentuh bagian dada Jennie.

"Dan dia menamparku"ucap Jimin lirih namun kemudian kembali tertawa saat mengingat wajah murka Jennie.

"Beryukurlah karena kau tak menyetuhnya, jika kau menyentuhnya. aku yang akan menghajarmu karena berani menyentuh calon istriku"

Jimin berhenti sesaat dan berpikir.

"......calon istri ? Ya, dia akan menjadi istrimu selama kontrak berlangsung. Kurasa semua kabar buruk tentangku perlahan akan membaik"Jimin beranjak dari ruang kerjanya menuju kamar tidurnya. Merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan kedua matanya.

❤❤❤

Pagi ini Jennie bangun dengan malas, suara bel pintunya yang berbunyi berulang-ulang cukup membuatnya pusing. Dengan langkah gontai Jennie membuka pintu apartemennya dan langsung dihadiahi dengan suara keras milik sahabatnya.

RECIPROCATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang