bagian 3

5.5K 463 11
                                    

Yaoi


Sasunaru



CERITA INI HANYA KARANGAN PENULIS, BILA ADA KESAMAAN CERITA DAN WATAK KARAKTER MAKA ITU HANYA KEBETULAN!

PERINGATAN INI YAOI!!


















dipaksa memilih pilihan yang tidak dia inginkan tentu membuat Naruto tertekan,  setelah beberapa minggu lalu dirinya bertemu dengan ibu Sasuke.  tanpa diduga, setelahnya seorang yang entah siapa menerornya dan tanpa bisa Naruto cegah, fikiran buruknya mengatakan orang yang menerornya adalah suruhan dari ibu Sasuke sendiri.

Namun apa yang bisa Naruto perbuat selain hanya diam? karena sungguh tidak sekalipun ada difikirannya keinginan untuk menghancurkan hubungan antara ibu dengan anak keluarga Uchiha ini, dengan memberi tahukan bagaimana kelakuan ibu Sasuke dibelakang, yang malah makin menyulitkan posisi Naruto nantinya.

Teror itu hanya berupa pesan ancaman pada awalnya, namun semakin bertambahnya hari dan Naruto masih belum memulai untuk membujuk Sasuke agar mau segera menikah dengan seorang wanita, teror yang didapatnya bahkan sampai melibatkan fisik.

Namun bila difikirkan kembali, bagaimana bisa Naruto disuruh untuk membujuk Sasuke agar mau segera menikah dengan wanita manapun, sedangkan posisi Naruto jelas-jelas sebagai “kekasih” Sasuke sendiri? apakah masuk akal?

Kenapa dirinya harus punya hutang budi dengan keluarga Uchiha, terutama ibu Sasuke yang membuatnya dengan berat hati mengiyakan permintaan tidak masuk akan ibu Sasuke ini. kalau saja dia tidak berada diposisi “balas budi” sudah sedari awal Naruto akan mengajak Sasuke untuk kawin lari saja bila tidak diberi restu.











Lalu lihat sekarang, Naruto yang duduk didepan ibu Sasuke dengan perasaan tidak nyaman.

“ini sudah sangat lama sejak kamu menyetujui permintaan tante Naruto….” wanita tua itu terlihat sedih dan memelas.

Naruto menunduk “bisakah aku tidak melakukannya tante….. lebih baik tante menyuruhku untuk menjauhi Sasuke saja……”

Alis nyonya Uchiha itu mengkerut “Tidak!! kau tidak bisa secepat itu pergi Naruto, tunggu sampai Sasuke mau dibujuk untuk segera menikah….”

Naruto akan mengajukan protesnya kembali, namun segera ditahan saat dari kejauhan dirinya melihat Sasuke berjalan kearah mereka berdua, begitu pula ibu Sasuke yang ikut diam sambil melontarkan senyum kearah sang anak.

“ahhhh….. disini kalian rupanya, padahal pagi ini aku mengajakmu keluar sayang… tapi kau malah menolak dengan alasan malas dan lihat, ternyata kau malah keluar dengan calon mertuamu ke sebuah taman…..” Sasuke duduk disamping Naruto, kemudian merangkul pemuda pirang itu sambil memberikan elusan lembutnya, lalu melirik sebentar pada sang ibu.

nyonya Uchiha itu kemudian tersenyum kearah sang anak, lalu menyentuh lembut tangan Naruto “apa salah kalau ibu ingin bertemu dengan calon menantu ibu?......”

Naruto yang mendengar itu hanya bisa menahan cibirannya dalam hati.

“hahahahaha….. sungguh! ini membuatku semakin tidak sabar untuk menikahimu Naruto!” ibu Sasuke memang memperlihatkan senyumnya saat mendengar perkataan sang anak, namun nyatanya  didalam sangat jauh berbeda.














kesalahan dalam cara mengasuh anak membuat orang tua Sasuke mendapat kesulitan karenanya, mereka berdua terlalu mendambakan anak saat itu dan saat keinginan mereka tercapai justru membuat mereka bertindak gegabah.

bisa dihitung dengan jari saat ibu dan ayah Sasuke mengatakan “tidak” pada apapun keinginan anaknya itu sejak sedari awal Sasuke hidup, bahkan saat ibu Sasuke sangat menginginkan sang anak untuk mau menikahi seorang wanita saja dirinya masih membutuhkan Naruto untuk membujuk Sasuke.

Karena sedari awal mereka tahu tentang hubungan antara Sasuke dan Naruto, bukanlah Naruto yang mereka takutkan tidak mau meninggalkan Sasuke, namun Sasukelah yang pada kenyataannya tidak akan mau ditinggalkan dan meninggalkan Naruto.












Naruto pulang larut hari rabu itu, dengan alasan tugas kampus yang menumpuk dirinya berbohong pada sang ibu.

berdiam diri didalam kamarnya kemudian, Naruto mulai memikirkan apa tindakan yang harus dia lakukan untuk kedepannya.

Mengambil telpon genggamnya, dia mulai mengetik sebuah pesan untuk Sasuke.
‘bisakah kita akhiri hubungan kita?...’

namun pesan itu kemudian berakhir dengan dihapus tanpa sempat terkirim kepada Sasuke.

Seakan tahu dengan situasi sulit sang anak, ibu Naruto kemudian memasuki kamar sang anak tanpa diduga. memegang pundak Naruto sambil berbicara “ada masalah apa nak?....” tanya sang ibu lembut.

ada satu orang didunia ini yang paling tidak bisa Naruto bohongi dalam hidupnya dan itu adalah sang ibu, orang yang telah membesarkannya sedari kecil walau jelas tidak ada hubungan darah diantara mereka.

membuat Naruto dengan perlahan mengutarakan setiap beban fikirannya yang belakangan ini dia pendam sendirian.

“beberapa minggu yang lalu, saat menemui nyonya Uchiha….. dia meminta tolong sesuatu padaku bu….dia ingin agar aku membujuk Sasuke untuk mau menikah dengan seorang wanita….” jelas Naruto dengan raut wajah sedihnya.

ibu Naruto mempererat genggaman tangan mereka berdua, sebagai bentuk rasa pedulinya pada Naruto.

menghela nafas ibu Naruto kemudian berbicara kembali “jangan lakukan, ibu tahu bagaimana kalian berdua begitu mencintai satu sama lain,….besok ibu akan menemui nyonya dan membujuknya tentang ini….”

Naruto berwajah cemas “tidak akan berhasil ibu…. bahkan, lihat saja sekarang nyonya sudah berani bertindak lebih dengan menerorku secara fisik (Naruto kemudian memperlihatkan pergelangan tangan kanannya yang terlihat memerah disana seperti bekas  tangan yang dengan sengaja menggenggamnya terlalu keras)…. aku khawatir dengan ibu…..”

“setidaknya ibu telah mencoba nak…. kalau sampai tidak disetujui maka kamu harus mau kalau nantinya kita berdua dengan terpaksa harus menjauhi kelurga Uchiha, kita kan tinggal dikampung dan memulai hidup baru disana, maka kamu juga harus iklas meninggalkan tuan muda….. lalu apa naru tahu tindakan apa saja yang bisa dilakukan nyonya uchiha?  kalau keinginannya masih belum terpenuhi…..”

Naruto menunduk sambil berbicara pelan “dia tidak akan lagi membiayai kuliahku…..”

Fakta bahwa dirinya begitu bergantung dengan keluarga Uchiha adalah salah satu alasan dirinya tidak bisa begitu saja menolak permintaan ibu Sasuke.

bukan hanya biaya kuliahnya, namun nyatanya sampai saat ini ibu Naruto masih memiliki hutang yang tidak sedikit dari keluarga uchiha untuk mencukupi pembelian rumah yang ditempati mereka sekarang juga untuk membuka sebuah kedai didepan rumah mereka.

walaupun masih memiliki sepetak tanah dengan rumah sederhana didesa asal ibunya, tetap saja berat untuk meninggalkan kehidupan mereka dikota besar ini yang terbilang berkecukupan.

lalu belum lagi tentang kenyataan bahwa Naruto harus rela meninggalkan kuliahnya bila memilih untuk tidak menuruti saja permintaan nyonya uchiha itu.











TBC

terimakasih sudah membaca, silahkan tinggalkan jejak sebagai penyemangat utk penulis……

sampai jumpa di bagian selanjutnya…..

memunggungi Langit || SasunaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang