{{(°△°; "}}!

1.6K 44 16
                                    

Hari kedatangan Chen pun tiba. Dia tiba di Bandara SoeTa. Vali pun dengan berbaik hati menjemputnya ke bandara.

Vali akhirnya melihat lelaki itu. Lelaki yang menurutnya manis tapi tampilannya urakan. Patut untuk ditaklukkan menurutnya dan mereka pun akhirnya bertemu.

"Hallo, kamu Chen Gui Lie ya?" Vali

"Hah? Pasti lu yang disuruh bokap gw!" Chen

"Wah wah wah, bagus sekali mulut anda ya? Tuhan memberikan mulut untuk berbicara yang baik" Vali

"Gw ga peduli ya? Ayo buruan ke mobil, panas nih. Nanti gw item lagi" Chen

Vali pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Sialan sekali anak ini! Tunggu aja hukuman yang manis dari gw bocah sialan!' Batin Vali

Begitu sampai di apartment Vali.
Chen kembali protes.

"Ini apartment atau kandang sapi? kecil banget" Chen

Vali pun mengunci pintu, lagi-lagi anak itu membuatnya kesal dan membatin.

'Gw bakal tunjukin soft copy kepemilikan gw atas dia!!' Batin Vali.

"Heh om!! Kok gw ga disediain minum sih? Mana nih minumannya? Aus banget tau. Masa lu ga ada sopan- sopannya sih sama gw? mau gw aduin ke bokap gw lu? biar lu dipecat?" Chen

Vali pun berdiri di depannya kemudian menamparnya dengan kencang.

"Heh bangsat!! Lu gila ya? berani banget lu sama gw!! Bentar nih gw aduin dulu lu sama bokap gw" Chen

Vali tetap tak menjawab, kemudian Vali mengambil hp Chen dan membantingnya ke lantai hingga hancur berkeping-keping. Chen yang masih shock hanya berdiam di tempat dan sesaat kemudian tangannya dipelintir ke belakang oleh Vali dan diikat dengan tali.

"Heh apa-apaan ini bangsat!! Lepasin!! Lepas-hhhmmmppptt" Chen

Vali mengikat mulut Chen dengan lap yang tebal. Mulut Chen pun menganga karena itu.

Chen menjerit ketakutan, ahh berisik sekali menurut Vali. Kemudian Vali mengambil lap dapur yang kotor, lalu dipakaikan ke Chen sebagai masker agar suaranya teredam.

"Hhmmpppttt Hmmmppptttt" Chen

"Hei bocah sialan!! Dengarkan ini baik-baik karena aku tak akan mengulanginya lagi" Vali

"Hmmmpphhh" Chen

Nyali Chen pun ciut dan dia mengangguk patuh.

"Pertama!! Gw bukan babu lu atau babu bokap lu!!
Kedua!! Bokap lu udah angkat tangan sama lu dan dia menyerahkan lu sama gw!! Jadi gw bebas perlakuin apa aja yang gw mau ke lu!!" Vali

Vali menunjukan foto surat perjanjian itu pada Chen. Chen yang tak percaya  pun hanya bisa menangis. Dia berfikir kenapa ayahnya tega padanya.

"Ketiga!! Lu harus patuhin semua peraturan yang gw buat atau ada hukuman yang setimpal buat lu!! Sampe sini paham?" Vali

Chen pun mengangguk sambil masih menangis.

Kemudian Vali mengambil rotan panjang untuk memukul Chen jika dia tak menurut dan mengambil baju zentai berwarna hitam, lalu Vali melepas semua ikatan ada Chen dan melemparkan baju itu padanya Chen untuk dipakai.

"Lepas semua pakaianmu dan pakai baju ini!! Bagian kepalanya tak usah dipakai!" Vali

"Lepas semua pakaianmu dan pakai baju ini!! Bagian kepalanya tak usah dipakai!" Vali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chen yang ketakutan pun melepas semua pakaiannya dan memakai baju itu.

'Ini aneh, masa baju tak memiliki lubang di tangan dan kaki? Dan ini terlalu ketat untukku' Batin Chen

Setelah dipakai, Vali menyuruhnya untuk kembali duduk.

"Ok, ada pertanyaan?" Vali

"Kenapa bokap gw nyerahin gw ke lu?" Chen

Vali pun langsung melayangkan rotan yang ada ditangannya pada paha Chen. Tercetaklah bercak merah di paha yang amat sakit disana.

"Awwww sakit om, emang salah gw apa sih sama lu?" Chen

"Gw mau lu ngomong pake aku kamu dan jangan panggil gw om! Gw ga setua itu!! Panggil gw kakak. Satu lagi, ga akan ada toleransi kalo lu ngomong kata-kata kasar atau umpatan- umpatan. Satu kata kasar sama denga satu pukulan Paham?!!" Vali

"Paham Ka" Chen

"Jadi, jawabannya adalah ya karena bokap lu udah ga tahan sama lu. Makanya, jadi anak jangan nakal- nakal amat. Bapak lu aja udah ga mau urus lu haha dan sekarang lu itu milik gw" Vali

"Baik Ka" Chen

Chen yang frustasi terus menerus mengeluarkan air matanya. Kemudian Vali menarik Chen menuju kamarnya, disana sudah terdapat tempat tidur yang memiliki borgol disetiap sisinya.

Vali mendorong Chen hingga jatuh terlentang di atas tempat tidur dan mulai memborgol tangan dan kaki Chen. Chen sekarang sudah membentuk huruf X diatas tempat tidurnya.

Perasaan Chen bercampur aduk sekarang, dia takut, kesal, marah, dan tak berdaya. Perasaan itu membuat Chen menangis tersedu-sedu hingga Vali yang melihatnya menjadi muak.

'Kemana bocah berandal yang sok tadi? Sekarang dia adalah makhluk yang tak berdaya haha' Batin Vali

Vali kemudian keluar kamar dan  mengambil kaus kaki Chen yang ada disepatunya lalu mengambil lap dapur yang tadi dipakai untuk mengikak Chen.

Kemudian Vali menyumpalkan kaus kaki bau itu pada Chen dan meletakan lap dapur kotor itu diatas hidung dan mulut Chen, kemudian memakaikan bagian kepala baju zentai itu pada Chen. Jadi sekarang wajah manis Chen tak kelihatan sama sekali. Masih belum puas, Vali mengambil dua saputangannya yang kotor di bak cucian, lalu memakaikannya pada Chen sebagai masker.

"Ok yaa, gw tinggal kerja dulu ya Chen, nanti pulangnya gw bawain lu makanan" Vali

"Hmmmmppttt Hmmpptt Hmmmpppt
Hhhmmmpppttttt" Chen

Vali pun tak menggubrisnya dan meninggalkan Chen begitu saja.

. . . . .

#ChenPov

Duh gilaa, papa tega banget sama gw. Masa iya gw dikasih ke manusia gila itu? Udah malah gw diiket kaya begini lagi.

Bangsat banget tuh orang, awas aja kalo gw udah lepas dari sini!! Lu bakal rasain akibatnya!! Tai!!

(Chen terus mengumpat dalam hati)

Udah malah bau banget ini yg buat nutup mulut sama muka gw, ga bisa napas nih gw. Pengen muntah banget rasanya hooeeekkk. Tapi ga bisa karena mulut gw disumpal.

Liat aja nanti!! Gw bakal bikin perhitungan sama lu om!!

(Chen terus-menerus mengumpat hingga tak terasa waktu sudah menunjukan waktu petang, Saatnya Vali untuk kembali dari kantor)

.     .     .     .     .

Vali pun sampai di rumah, dia membeli beberapa makanan untuk Chen.

'apa anak itu sudah jera ya? sepertinya sih belum. Gapapa, gw seneng bisa punya kucing liar di rumah' Batinnya

Chen yang mendengar pintu kamar dibuka, langsung berteriak ingin minta dilepaskan, walaupun yang keluar hanya erangan saja.

Vali yang melihat itu hanya tersenyum. Dia tak ingin buru-buru melepaskan Chen, dia masih ingin melihat kucing liarnya menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan.

_______________________________________

See Yaa Next Chap 😉

XiaoGui - Divné Other Side Part I (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang