Pagi ini Elle sangat senang. Senyum tidak luntur dari bibir mungilnya. Elle lupa kapan terakhir dia merasakan perasaan seperti ini. Oh Elle ingat, sesaat sebelum keluarganya hancur. Elle memang anak broken home, tapi bukan karena orang tuanya berpisah. Tapi karena ayahnya meninggal. Ayah Elle meninggal karena kecelakaan. Keluarga Elle sudah melaporkan kasus ini ke polisi, namun polisi menghentikan kasus ini di tengah jalan Entah apa alasannya mungkin disogok oleh penabrak. Sudah lupakan hal yang membuat mood Elle menurun. Hari ini Langit menyuruh Elle menunggu di kelasnya, kata Langit dia akan mengajak Elle ke kantin bersama.
Tak terasa begi Elle jam pelajaran berakhir. Elle menikmati tiga jam pelajaran sebelum istirahat itu. Seperti yang dikatakan Langit, gadis berambut sebahu itu menunggu Langit di kelasnya.
Jam istirahat akan berakhir dalam 5 menit, tapi Langit belum menampakan batang hidungnya. Elle sebenarnya lapar jika dia ke kantin duluan, takutnya Langit ke kelas Elle.
Tak lama bel masuk kelas berbunyi. Elle sama sekali tidak menyentuh makanan hari ini. Kenapa Langit tidak datang? Apakah dia lupa? Padahal Elle sudah berusaha menelponnya tapi tidak diangkat.
•°•°•
Akhirnya bel pulang berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas mereka. Elle dan teman temannya keluar kelas. Elle berniat menunggu Rose yang akan mengikuti exstrakulikuler padus.
"Lu kalo mau pulang, duluan aja ga papa." Rose meyakinkan Elle untuk pulang duluan karena dia yakin, ia akan lama. Elle hanya menggeleng,memang moodnya sudah rusak tadi saat Langit tak jadi datang ke kelasnya. "gimana Elle pulang kalau Elle ga bawa motor?" Rose mengangguk dan pergi meninggalkan Elle ke ruang kesenian.
"Lee!" Mendengar ada yang memanggilnya, Elle mencari arah suara. Mata Elle menangkap sosok Langit yang datang dari arah utara lorong. Elle ingin marah, gara gara Langit gadis berpipi cubby itu belum makan dari pagi. Elle tidak suka dibohongi, dan yang Langit lakukan menurut Elle adalah berbohong. Yang benar saja, siapa orang yang suka dibohongi? Elle tidak menjawab panggilan itu. Ia hanya tersenyum kecil.
"Le sorry tadi gw lupa," Dengan ringan dan tanpa dosanya Langit mengatakan kalau dia lupa. "tadi gw ke perpus sama Naya."
"Iya, gapapa. Elle cuma belum makan gara gara nunggu Langit tadi," jawab Elle sarkas. "Iya ga papa. Paling asam lambung Elle kumat nanti," Elle tersenyum simpul. "Nayakan lebih penting ya? Naya cantik, putih. Lah Elle?? Item, jelek lagi."
"Iya." Langit memasukan tangannya ke dalam saku celana. Padahal Elle berencana menampar Langit melalui kata katanya. Tapi Elle sendiri tertampar oleh kenyataan.
"Kenapa si cowo mau perempuan cantik? Padahal cowo ga tau apa itu cantik?"
"Cewe emang harus cantik." Pandangan Langit berubah, solah olah merendahkan lawan bicaranya.
"Langit tau apa arti cantik?" Kali ini Elle ingin mengubah pola pikir Langit. Bahwa semua wanita itu cantik.
"Cantik itu kaya Naya." Hanya beberapa kata, namun itu benar benar menusuk buat elle. Dibandingkan dengan cewe lain oleh orang yang kita cintai, sesakit itu ternyata. "Oh, gw cuma mau bilang jauhin gw. Karena gw risih ada lu."
"Cantik itu adalah cewe yang baik dari hatinya, ga semua cantik itu kaya yg Langit bayanggin." Elle menatap Langit dan pergi meninggalkan Langit yang terdiam.
Elle berlari meninggalkan sekolah. Tapi dia lupa jika Elle tidak membawa kendaraan ke sekolah, tadi pagi dia dijemput Rose untuk berangkat. Sudahlah Elle merasa sangat kesal pada Langit. Bukan hanya pada pria itu Elle juga sebal dengan Naya, padahal Naya tidak memiliki kesalahan pada Elle.
Elle berjalan melewati ponjer, tidak terlalu ramai jika dilihat dari luar namun bila masuk ke dalam itu seperti kalian memasuki penangkaran buaya. Elle beristirahat sejenak membeli susu bertuliskan indomilk rasa vanila. Tidak berselang lama segerombol buaya, bukan segerombol laki laki menggunakan baju putih abu-abu serta jaket berlambang kristal itu keluar mengambil motor. Samar samar elle mendegar kata PG. Apa yang akan mereka lakukan kepada PG? Dan yang lebih aneh lagi ada langit menggunakan jaket yang sama. Perasaan elle menjadi tidak enak. Elle kembali ke sekolah mencari Rose.
"ROSE!!!" teriak elle di samping pintu ruang kesenian dengan posisi kepala sudah berada di dalam ruangan. Semua orang yang ada di dalam ruangan melihat ke arah Elle. Tuhan tolong buat Elle hilang sekarang, ini benar benar memalukan.
"ARABELLE!!! ADA MASALAH APA HAH?!?!!!" Sewot guru pembinanya.
"Maaf Buu, tapi Elle mau pinjam Rose bentar bisa??" Elle berdiri sambil memainkan jarinya.
"Ngapain kamu pinjam pinjam?? Rose bukan barang!!" Guru yang diketahui namanya Linda itu tetap kekeh tidak membiarkan Rose pergi.
"Bu pliislaah Mamah Elle sakit. Elle harus pulang, motor dibawa Rose." Jawab Elle dengan mata yg dibuat sesedih mungkin. Karena tidak tega Bu Linda memberikan ijin pada Rose untuk pergi.
Elle segera menarik tangan Rose ke parkiran. Tampa ingin bertanya Rose melajukan motornya ke arah yang Elle inginkan. Yaitu rumah kecil markas PG.
Tak lama mereka sampai, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah banyaknya motor yang terparkir di depan rumah tersebut. Elle dan Rose tergopoh gopoh masuk ke dalam. Keadaannya sama seperti yang Elle bayangkan.
•°•°•
Halo semuaa, apa kabar?? Sehatkan??
Udah tekan bintang di pojok kiri belum? Kalo belum tekan doong.Uuwuuu >_<
Selamat membacaaa
😊😊😊😊😊😊
😊😊😊😊😊😊
☁☁😊😊☁☁
☁☁😊😊☁☁
☁☁😊😊☁☁
☁☁😊😊☁☁
☁☁☁☁☁☁
🙏🙏☁☁🙏🙏
🙏🙏☁☁🙏🙏
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
🙏🙏☁☁🙏🙏
🙏🙏☁☁🙏🙏
☁☁☁☁☁☁
😁😁☁☁😁😁
😁😁☁☁😁😁
☁😁😁😁😁☁
☁☁😁😁☁☁
☁😁😁😁😁☁
😁😁☁☁😁😁
😁😁☁☁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
naughty couple
Teen FictionDunia hanya tentang jadi yang terbaik, luar maupun dalam. Yang rupa hanya sekedar kentang pasti terbelakang. -Arabelle Aristya Krisna. "kamu terlalu baik untuk aku cintai elle, tapi percayalah di dunia ini tak ada yang mustahil! termasuk mencintai...