Langit tawuran

22 5 11
                                    

"Jangan ke sana." Elle mengatakannya tampa melihat Rose. Bahkan Rose tidak ada niatan untuk ke sana.

"Liat ada Arka, Lintang sama Morgan?" Elle menaikan satu alisnya melihat orang orang yang dekat dengan Langit. Mata Elle menajam. Perempuan itu berusaha menemukan sesosok manusia bernama Langit. Di sebelah kiri sedang bertengkar dengan Aris, Elle melihat Langit. Rose juga memicingkan matanya gadis berkulit putih itu melihat tanda bintang di dada Langit yang menandakan dia ketuanya.

"Kalo Langit ketua Asbestos lu percaya ga?" tanya Rose yang berada di belakang Elle.

"Masa iya ketua osis jadi ketua geng motor ga jelas gitu?" Elle memicingkan matanya ke arah Rose. Ia hanya berfikir menggunakan logika. Tidak mungkin seorang ketua osis menjadi ketua geng motor. Lagian menurut buku dan teman teman Elle yg menjadi ketua geng motor mayoritas anak-anak brandal serta urak-urakan. Sedangkan Langit? Laki-laki taat aturan, dan berpenampilan rapi setiap hari.

"Masa iya anak polos dan menjadi juara umum 3 di sekolah juga ketua PG??" Rose membalikan kata kata Elle. Akankah Langit juga sama dengan dirinya?? Berpura pura jadi orang lain di sekolah dengan tujuan tertentu? Elle kembali memikirkannya.

"Rose jangan cerita ke orang lain dulu." setelahnya Elle masuk perlahan tanpa ada yg mengetahui. Di ikutin Rose dibelakangnya. Elle menuju laci dan mengambil gas air mata. Ditarik benda seperti tali yg ada pada gas air mata kemudian melemparkannya ke tengah ruangan yang jadi medan tauran ini. Tak lama keluar asap yang menyebapkan mata perih, dengan liciknya elle menyalakan alaram polisi dari hp-nya. Sontak semua anak laki-laki yang ada di sana lari kocar kacir ke luar ruangan. Anak PG juga ikut berhamburan ke luar.

"Hey guys. Akhirnya mereka kabur juga! Untung gw pinter." puji Elle pada dirinya sendiri, tak lupa senyum lebar dengan memperlihatkan sederet gigi putih khasnya.

"Anjing lo! Gw kira polisi beneran!" protes salah satu dari mereka. "iya jir." lanjut yang lain menyaut.

"Ayu, yuhuu! Ikut gw bentar yuk." ajak Elle menarik tangan Ayu mencari motor Rose lalu menaikinya.

"Ke mana lu?" tanya Aris heran. Seharusnya mereka saat ini membahas tentang Asbestos dan cara balas dendam.

"Mau beli makan dulu! Bahasnya nanti aja pas udah kenyang. Tenang lu semua gw beliin. Kerupuk tapi hahaha" dengan tawanya Elle pergi perlahan, semakin lama semakin kecil hingga tak terlihat lagi.

"Bocah kenapa? Tumben." Aris terheran. Kemudian masuk ke dalam bersama yang lain. Tak lupa mengobati luka dan lebam yang di sebabkan oleh Asbestos.

•°•°•

"Ayu, tadi lu ngeliat Langit?" tanya Elle sedikit berteriak karena mereka sedang ada di jalan.

"HAH??" teriakan Ayu tak kalah kencang. Ayu adalah golongan orang yang jika berbicara di atas motor pasti bilang hah.

"LU TADI NGELIAT LANGIT??!" Elle berteriak lebih kencang dari sebelumnya.

"OOH IYA LIAT!"

"JANGAN BILANG SIAPA SIAPA DULU YA."

"HAH?!"

"JANGAN BILANG SIAPA SIAPA!"

"KENAPA? GW G DENGER."

"ANJING!"

"MANA ANJINGNYA?" Elle terlanjur malas menjawab. Ia hanya diam enggan melanjutkan obrolannya.

Sesampainya di warung nasi, Elle memesan makanan untuknya dan untuk yang lain juga. Walau Elle bukan orang kaya dia tidak enak jika makan sendiri. Tidak papa tabungannya dulu yg terpakai.

"Yu! Jangan bilang ke siapa siapa kalau lu satu kelas sama Langit! jangan cerita apa pun tentang Langit! Kita selidiki dulu." elle menjelaskan dengan tatapan tajam, seolah membirikan perintah dengan tegas.

"Kalau ditanya giman Raa?"

"Jawab aja g tau."

Sekitar 54 menit mereka menunggu pesanan nasi gorengnya. Tidak heran mereka memesan banyak nasi goreng jadi wajar lama.

"Berapa pak?" tanya Elle mulai meraba sakunya berniat mengambil uang yang tersimpan di sana.

"Harga satunya 7000 neng. Nah nengnya kan pesan 34 bungkus, jadi 34 x 7 berapa tuh neng?"

"238 pak, sudah sy orak orek di otak." kemudian Elle menyodorkan selembar uang limapuluhribu dan dua lembar seratusribu kepada bapak penjual nasgor tadi.

"Bapak teh percaya sama nengnya ya." Dengan sigap bapak tadi memberikan kembaliannya. Setelah mengambil kembalian pandangan Elle fokus pada dua orang laki-laki yang keluar dari Indomaret. Gadis berambut panjang itu terus menatap Langit dari pangkalan nasgor. Tak lama netra indah milik Elle bertemu dengan mata tegas Langit. Entah mengapa tatapan mereka berlangsung cukup lama hingga Elle yang memutus tatapan. Dan berlalu pergi dengan Ayu membawa banyak nasgor.

"Kenapa lu?" tanya Lintang diseberang. Langit masih diam enggan menjawab pertanyaan Lintang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 naughty coupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang