ponjer

73 36 39
                                    

"kenapa gan?" langit berhenti menulis beralih menatap morgan. Yang ditatap hanya menggeleng.

Tak peduli langit melanjutkan tulisan yang sempat terjeda tadi.

Tak lama bel masuk kelas berbunyi. Beruntung mereka sudah selesai menyalin tugas dari buku  morga.

Guru berjalan anggun memasuki kelas,dengan sepatu berhak-nya yang berbunyi saling bersahutan. Sebenarnya tidak ada yang perduli walau guru itu anggun. Guru cantik ketika memberikan freeclass tampa tugas.

Tiga puluh menit berlalu.........  Pelajaran begitu membosankan untuk langit. Tampa sengaja lelaki berbadan Atletis itu meraba sebuah kotak makan, dengan note kecil di atasnya. Langit tersenyum melihat tulisan tangan elle, sungguh mencerminkan seorang Arabelle.

Ada banyak coklat dan makanan ringan di kolong meja langit. Tapi dia lebih tertarik pada kotak makan berisi kukis. Dibukanya kotak itu tampa mengeluarkan suara, lalu langit memakannya. Rasanya enak, tangan langit kembali mengambil kukis di dalam kotak itu.

"eeeh nyet!!  Lo makan apa??  Bagi lah!!!" tangan arka masuk ke kolong meja langit berniat mengambil makanan di sana. Tapi langit menepis tangan arka.

"enak aja lo mau ngambil! Punya gw ini." langit sedikit ngegas ngomong dengan arka.

"ya tau punya lo! Gw kan minta." arka tak mau kalah dengan ketuanya ini, ketua osis maksudnya.

"gak! Siapa yang ngizinin lo ngambil?" langit menaikan sebelah alisnya.

"ya pokoknya gw mau!!" arka sedikit berteriak. Membuat semua pandangan teralih padanya.

"ARKA, LANGIT KELUAR DARI KELAS SAYA!!!!!" bu sinta yang sedang mengajar biologi berteriak dari depan.

"kok sy ikut bu?? Arka aja." langit membela diri, merasa tak bersalah.

"km kira sy tidak lihat tadi??? KELUAR!!!!!!"  ibu sinta tetap teguh pada pendiriannya. 

Langit dan arka terpaksa keluar dari kelas. Langit senang dapat keluar dari kelas tapi dia sengaja memasang wajah kesal.

"lo siii! Kepelitan jadi orang." arka mendengus di depan wajah langit, kesal karnanya arka keluar kelas.

"kesel lu??? Sayangnya gw happy keluar dari kelas. Bosen tau gak." langit masih berjalan tampa arah ke depan.

"ketos macam apa lu ngit??  Heran gw kok guru guru pada muji lo siih?" arka bingung lantaran langit tidak sebaik yang di pikir orang orang.

"udah gw mau ke ponjer. Lo ikut?"

"ikut lah." arka mengintil langit di belakang.

Ponjer itu semacam warung tapi di sebut pondok sama anak anak asbestos karena tempat tongrongannya harus masuk dulu kedalam warung, nh di belakang warung itulah anak asbestos sering berkumpul. Mereka juga biasa nginap di tempat itu ya karena nyaman. Namanya ponjer singkatan dari pondok jero. Orang yang berjualan di sini itu berasal dari bali dan di panggil jero karena sudah disucikan. Bu jero sering memakai kamben serta baju berwarna putih kata beliau itu wajib. Letak warung ini di depan sekolah, tidak depan pagar si tapi sedikit sebelah kiri membuat warung ini cukup dekat dengan tembok kiri sekolah. Jika bolos anak anak akan lompat dari tembok kiri sekolah lalu masuk ke pondok bu jero. Kalau kata morgan hubungan asbestos dengan bu jero disebut simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Asbestos dapat bescam nyaman dan bu jero dapat banyak pembeli serta pondoknya dijaga.

 naughty coupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang