[22] Obat patah hati

1.5K 218 158
                                    





***Selamat Membaca***







"Taetae ... dari mana? Jinjin sudah lelah menunggu." Seru Seokjin setelah membukakan pintu utama untuk Taehyung.

GREB

Taehyung tak menjawab, dia justru menyergap Seokjin dengan pelukannya.

"Taetae..."

"Berikan aku obatnya, Jinjin! Berikan aku obatnya!" Racau Taehyung.

"Obat apa Taetae? Lepas ... Taetae berat."

Seokjin mendorong tubuh sang Kakak yang terlalu erat mendekapnya. Dia selalu suka pelukan Taehyung. Tapi kalau seperti ini, dia bisa sesak napas lama-lama.

"Berikan obatnya ... Jinjin. Berikan aku obatnya sekarang juga. Aku lelah..."

Taehyung semakin meracau tak jelas. Tubuhnya kini merosot ke bawah lalu rebah di lantai. Kedua tangan dan kakinya telentang lebar-lebar.

"Berikan obatnya padaku Jinjin. Berikan aku obatnya ... hiks ... hiks ... berikan aku obatnya..."

Air muka Seokjin berubah bingung. Ada setitik rasa khawatir terselip di hatinya. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan Kakak angkatnya saat ini, yang tiba-tiba meracau meminta obat dan terus menangis.

"Taetae, jangan tidur di sini. Ayo masuk kamar. Bangun Taetae."

Seokjin mengguncang tubuh Taehyung sambil menepuk-nepuk kedua pipinya cukup keras. Berharap Taehyung sadar dan berhenti menangis.

"Berikan aku obatnya Jinjin."

"Obatnya di kamar Taetae. Jika kau terus di sini, monster jahat akan memakanmu." Bujuk Seokjin dengan sok tahu.

"Monster apa Jinjin ... hiks ... hiks..."

Taehyung yang pada dasarnya sedang mabuk berat, entah kenapa justru menanggapi ocehan itu.

"Monster kodok hijau jelek dan gendut, Taetae. Dia akan melompat, lalu menerkammu."

GREB

Taehyung seketika mendekap perut Seokjin kuat-kuat.

"Hiiiiii ... selamatkan aku Jinjin. Selamatkan aku. Jangan biarkan dia memakanku. Aku takut hiks ... hiks..."

Si manis justru terkekeh geli melihat itu. Siapa sangka, ternyata dia berhasil juga membujuk Taehyung.

"Taetae mau pindah, kan?"

Taehyung mengangguk dan menurut. Dia bahkan tak protes kala Seokjin memapahnya berdiri menuju kamar.

"Sudah malam, kita harus tidur Taetae. Besok kerja." Nasihat si manis, sembari melepas jaket yang dikenakan Kakaknya.

Taehyung menggeleng. "Berikan aku obatnya Jinjin ... ayo berikan! Di sini sakit sekali hiks ... hiks..."

Kedua tangan Taehyung mengadah ke arah Seokjin. Meminta obat patah hati yang Seokjin janjikan kemarin lusa.

Si manis menaruh jari telunjuk kanannya di pelipis. Berpikir keras akan tingkah aneh Kakaknya malam ini, yang sangat berbeda dari biasanya.

"Obat Jinjin ... baby ... obatnya berikan padaku!" Desak Taehyung dengan bibir mengerucut. Alkohol benar-benar mengambil alih pikirannya.

"Ini obatnya. Sudah Taetae."

Seokjin memberikan sebuah permen jahe di atas telapak tangan Kakaknya.

Taehyung langsung menghempasnya dalam sekali buang.

GULAKU [TAEJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang