[13] Jangan lakukan itu!

1.7K 250 145
                                    









***Selamat Membaca***








“Jinjin … cinta Taetae.” Seru Seokjin dengan wajah memerah dan menatap sayu.

Pertahanan Taehyung runtuh saat itu juga.

Naluri lelakinya seolah tertarik keluar kala menatap manik caramel jernih yang seolah
mendamba dan merindukan sentuhannya.

Dan lagi-lagi, bibir merah menggoda itu seolah menantangnya untuk berbuat lebih dan sedikit liar.

Oh my God, tolong tetap sadarkan Taehyung agar otaknya tetap waras dan bisa menjadi kakak angkat terbaik bagi si manis.

Dalam momen menahan hasrat tersebut, ada rasa heran pada diri Taehyung kala menyadari
perubahan pada diri adik angkatnya yang mulai berani menciumnya dan selalu ingin
memeluknya lebih dulu dalam beberapa hari terakhir ini.

Kesadaran Taehyung kini benar-benar terbang bebas kala bibirnya kembali merasakan
sentuhan lembut itu untuk kedua kalinya.

Benar sekali! Si manis Seokjin kembali berulah dengan mendaratkan bibirnya pada bilah tipis milik sang kakak angkat. Seolah lupa akan pesan dan nasehat dari Kakaknya siang tadi agar tidak menciumnya sembarangan.

Benar-benar ya pria manis ini. Minta diapakan kiranya biar
jera dan tidak berulah, hum?

Taehyung yang terlanjur terpanggil hasratnya. mau tak mau terlena juga. Dia menarik pinggang si manis agar menempel sempurna pada tubuhnya, dan membalas pagutan itu tak kalah
agresif.

Lima detik pertama, Seokjin berhasil melenguh lirih. Taehyung yang sedang berkuasa di awang-awang, dengan sigap mengangkat pinggang ramping itu dalam gendongan koala.

Melarikannya menuju kamar yang telah terbuka pintunya dan menjatuhkannya ke atas ranjang.

“Taetae ….” Lenguh si manis kala menatap wajah Kakaknya yang kini terbaring di atasnya.
Nafas keduanya tersengal akibat sentuhan romantis menuju panas yang baru saja mereka
lakukan beberapa detik lalu.

“Apa kau sungguh-sungguh ingin menggodaku, Jinjin? Aku tidak tahu jika ternyata kau tidak
sepolos yang ku kira. Aku salah menilaimu. Siapa sangka jika kau lebih agresif dari sifat aslimu. Apa maumu sekarang, huh?” Todong Taehyung tiba-tiba seakan kewarasannya telah kembali normal.

Seokjin memenjamkan kedua manik matanya sejenak. Deru halus nafasnya terdengar jelas di telinga Taehyung.

“Cinta …Taetae.” Kalimat itu kembali mengalun lembut dari sang pemilik yang masih setia
memejamkan matanya.

“Tatap mataku!” Titah Taehyung pada sosok yang terbaring pasrah di bawahnya.

Seokjin membuka mata. Menatap Beom Bom besar yang selama ini menemani dirinya.

Pria tampan dan baik hati yang telah sudi menolongnya dari kerasnya hidup yang baru diselaminya.

“Cium aku lagi!” Perintah Taehyung.

Seokjin hanya menatapnya polos. Tubuhnya tetap diam, tak bergerak barang seinchi.

“Cium aku Jinjin! Sekarang!” Tegasnya lagi.

Seokjin tetap tak bereaksi.

“Ayo, cium aku. Cium aku seperti yang kau lakukan tadi. Cepatlah!” Desak Taehyung sedikit memaksa.

Seokjin yang merasakan nada berbeda dari ucapan Kakaknya, mau tak mau menurut. Dengan
perlahan, dia mengangkat kedua jemari tangannya dan berhenti di wajah rupawan Beom Bom
besarnya.

GULAKU [TAEJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang