[6] Kebimbangan Hati

1.9K 279 172
                                    






**Selamat Membaca**






Pagi yang cerah menyapa kota Daegu hari ini. Hangatnya mentari yang baru menyembul setinggi kepala, mengusik semua makhluk hidup untuk segera keluar menyapa alam raya yang dipijaknya.

Menyambut sebuah harapan dan hari baru, untuk merelakan masa kemarin yang tak akan pernah bisa kembali lagi.

Kehangatan itu turut melingkupi pula, salah satu keluarga sederhana yang sedang menyantap makanannya dengan khidmat pagi ini.

"Jadi, bisa kau jelaskan pada Ibu, apa rencanamu untuk si manis ini?" Tanya Nyonya Kim setelah mangkuk di hadapannya telah kosong.

Taehyung sang anak, tak langsung menjawab. Lezatnya ayam goreng di mulutnya, menuntut untuk dicerna lebih dulu.

"Aku akan membawanya ke kantor polisi, Bu. Tidak mungkin jika aku harus mengantarnya ke panti asuhan. Dia kan sudah besar. Tidak cocok jika ditampung di sana." Jelas Taehyung dengan yakin. Semalam, dia telah memikirkan masak-masak rencana untuk  mengusir orang asing yang duduk di sampingnya ini.

"Lalu, apa yang akan kau jelaskan pada pihak kepolisian nantinya?" Nyonya Kim menyangga kepala dengan satu tangan. Pandangannya mengarah pada tamu manisnya yang sedang menggigit ayam goreng.

"Ya tinggal dijawab saja, Bu. Bereskan?" Sahut Taehyung asal.

"Kalau di tanya nama, kau akan menjawab apa?"

"Sebut saja mawar."

PLAK

Nyonya Kim seketika memukul leher belakang anaknya.

"Ibuuuu ... ayam gorengku hampir melayang nih? Ibu kalau mau mukul beri kode dulu dong. Biar Taetae siap-siap." Rengut Taehyung. Dia mencomot kembali ayam gorengnya.

"Mawar itu nama samaran wanita. Apa kau tidak bisa mencari nama yang lain? Robert, Jackson, atau Charlie begitu? Dia pria sama sepertimu. Kreatiflah sedikit! Jangan permalukan Ibumu!" Omel Nyonya Kim tanpa sungkan, meskipun ada seorang tamu di dekatnya.

"Ya, kalau begitu. Coba Ibu tanyakan saja siapa namanya." Sahut Taehyung tak ingin ambil pusing.

Nyonya Kim menggeser duduknya. Beralih di sebelah Neom Nom.

"Sayang, anak manis ... boleh Ibu tahu siapa namamu?" Tanya Nyonya Kim selembut mungkin.

Neom Nom melepas gigitan ayam gorengnya sejenak, lalu menatap Nyonya Kim.

"Makan ..." Neom Nom menyodorkan ayam gorengnya. Dia berpikir bahwa Ibu Taehyung ingin meminta ayam goreng yang dipegangnya.

"Eh?" Nyonya Kim mengerutkan kening.

"Nama sayang. Na-ma. Siapa namamu? Na-ma-mu!" Nyonya Kim memperjelasnya menjadi sepenggal-sepenggal.

"Neom Nom ..."

"Heh?"

Taehyung terkekeh. Dia tahu akan begini jadinya.

"Nama kamu sayang. Ibu ingin tahu siapa nama kamu. Anak manis ini, pasti punya nama kan?" Nyonya Kim mencoba bersabar. Namanya juga tamu spesial. Harus dibujuk dengan halus.

"Neom Nom ..." Jawab Neom Nom sambil tersenyum lebar. Memperlihatkan gigi putihnya.

"Hei maung loreng, Neom Nom artinya apaan? Itu bahasa dari negara mana? Apa itu bahasa Perancis? Atau bahasa Inggris?" Cetus Ibunya tak mengerti.

Taehyung hanya mengendikkan bahu. "Mungkin namanya memang Neom Nom, Bu. Kemarin saja, dia memanggilku bom besar. Padahal aku kan tidak membawa bom. Entahlah."

GULAKU [TAEJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang