5. Lái, Líkāi, Bèibù (Come, Leave, Back)

1.2K 176 58
                                    

Kuda hitam yang ia tunggangi berpacu dengan cepat, melesat bagaikan anak panah yang baru saja terlepas dari busurnya. Selama empat tahun tidak menuruni gunung, ternyata keadaan negerinya semakin tak tertolong, ditambah dengan pengangkatan kembali Putra Mahkota semakin memperburuk keadaan karena orang baik semakin berkurang.

Sinar rembulan yang baru keluar dari balik awan membantu penglihatan Wang Yibo menemukan sosok yang selalu ia nantikan selama empat tahun terakhir, terlihat tengah menikmati penutupan festival musim panas dengan matanya yang memancarkan kebahagiaan palsu. Dia lebih terawat di dalam Istana sana, memancarkan keindahan disetiap gerakan yang ia lakukan, meski nyatanya hanya bertepuk tangan, memberikan apresiasi pada sekumpulan orang yang telah menampilkan tarian mereka sebagai penutup acara malam ini.

Kaki panjang Wang Yibo sudah menapaki tanah, berniat melangkah untuk lebih dekat pada sosok itu, namun pemuda lain lebih dulu menjangkau orang yang ia tuju, berbisik di sana seakan informasi yang disampaikannya memang menyangkut rahasia yang cukup besar.

"Kalian hidup dengan baik."

Ia mengambil langkah mundur, terlalu segan untuk sekedar menyapa kedua teman lamanya. Dengan mengetahui jika selama ini mereka berdua hidup dengan baik saja sudah cukup baginya. Wang Yibo kembali menaiki kendaraannya, menungganginya dengan lebih cepat, menerbangkan debu yang cukup tebal ke udara.

Tujuan lain yang ia miliki sekarang adalah memasuki istana, namun caranya masih sedang dipikirkan. Dan tidak mungkin juga jika harus memanfaatkan kebaikan Xiao Zhan, dia tidak ingin membuat pemuda itu menjadi susah lagi seperti dulu.

Manik sehitam malam Wang Yibo menelisik sekitar, instingnya tidak pernah salah, kendati telinganya dipenuhi oleh ricuhnya kegembiraan yang tercipta. Ditengah riuhnya festival musim panas, sekelompok orang berpakaian hitam bersembunyi di tiap sudut, mencari celah agar mereka dapat bergerak dengan leluasa.

Saat lentera kertas telah diterbangkan, beberapa anak panah melesat pada titik di mana Xiao Zhan berdiri, beruntungnya di sana juga berdiri Wu Lei yang dengan sigap menghalau anak panah itu. Suasana menjadi semakin riuh oleh teriakan ketakutan para wanita yang seharusnya dapat menikmati acara dengan baik.

Mata Xiao Zhan menelusuri sekeliling dengan awas, hanya untuk menemukan fakta bahwa tempat itu sepenuhnya sudah dikepung.

"Yang Mulia, kita telah masuk pada jebakan." Dugaan Wu Lei memang benar adanya, karena kini mayat sudah berjatuhan oleh pedang para pengkhianat. Ia tidak pernah tahu jika dirinya akan mendapatkan pengkhianatan dari para pengawal yang sudah mengabdi sekembalinya ia pada Istana.

"Selamatkan siapapun yang bisa kau selamatkan." Ucap Xiao Zhan sebelum pergelangan tangannya dicekal oleh Wu Lei. Pemuda yang memiliki usia tujuh tahun lebih muda darinya itu enggan membiarkannya pergi begitu saja.

"Satu-satunya orang yang harus kuselamatkan hanya kau." Ujarnya, menempatkan Xiao Zhan dibelakang punggung lebarnya. "Yang Mulia, kau harus bisa lari dari sini. Aku akan menarik perhatian mereka, begitu kau melihatku berlari, larilah pada arah yang berlawanan dariku."

Xiao Zhan belum sempat mencerna apa rencana Wu Lei, karena kaki pemuda itu telah berlari menjauhinya. Dan benar jika target para sosok misterius itu hanyalah dia dan Wu Lei, dibuktikan dengan langkah kaki yang hanya mengejar mereka berdua.


Kecepatan berlarinya semakin menurun, seiring dengan jauhnya perjalanan yang telah ia tempuh. Ia telah memasuki hutan semakin dalam, menyebrangi sungai untuk mempercepat perjalanan, menapaki bebatuan terjal untuk sampai pada tempat yang bahkan ia tidak tahu mengenai tujuannya. Berbalik melihat ke belakang untuk menemukan pemuda yang membuat nafasnya sesak, melompat dari atas kuda hitam yang sangat kontras dengan pakaian putihnya.

Luòhuā Shāng (The Injuries of Falling Flower) - YizhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang