18. Chūntiān lǐ (In the Spring)

1.7K 120 50
                                    

Siang yang terik menghasilkan fatamorgana tak nyata, membiarkan siluet terinjak oleh kaki sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang yang terik menghasilkan fatamorgana tak nyata, membiarkan siluet terinjak oleh kaki sendiri. Feiyu masih memutar teropong di tangannya, berharap cemas akan penampakan Tuannya. Bibirnya bekedut untuk membentuk suatu garis lengkung pada wajah tampannya.

"Putra Mahkota sebentar lagi sampai di gerbang istana!" Serunya sebelum melompat turun dari atap paviliun tertinggi yang baru saja ia tempati.

"Yang Mulia.." Wajah cerianya seketika berubah menjadi serius, menunduk dengan dalam atas kehadiran Selir Ju. Perempuan itu menatapnya dengan tajam, "Jangan membuat keributan seperti anak kecil." Ia memperingatkan dan berjalan lebih dulu ke arah gerbang istana untuk menyambut kedatangan Wang Yibo.

Begitu gerbang Istana terbuka, semua kepala tertunduk. Mereka tadinya ingin menyambut kedatangan Putra Mahkota dengan bahagia, namun melihat seseorang yang seperti duduk di pangkuannya selama berkuda, membuat wajah mereka memanas dan tidak sanggup melihat pemandangan itu terlalu lama.

Selir Ju adalah satu-satunya yang berjalan ke arah Putra Mahkota, membungkuk dengan anggun untuk menghormatinya. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Xiao Zhan turun dari pangkuan Putra Mahkota.

"Aw.." Wang Yibo segera menatap tajam ke arah Ju Jingyi ketika Xiao Zhan meringis setelah menerima uluran tangan darinya dan melompat ke atas tanah dengan mulus. Perempuan itu demikian, ia tidak sekalipun menggenggam tangan Xiao Zhan dengan erat.

"Ada apa denganmu?" Tanya Selir Ju, memperhatikan pemuda yang sudah memutus kontak dengannya, dan menempatkan kedua tangannya di atas pinggang. Xiao Zhan tidak menjawab, ia masih sedikit membungkukkan tubuhnya menahan rasa sakit ketika dirinya melompat, seakan ada benda tak kasat mata yang kembali membelah tubuh bagian bawahnya.

"Yang Mulia, ada yang ingin kubicarakan denganmu." Tidak mendapat tanggapan dari Xiao Zhan, Ju Jingyi beralih pada Wang Yibo yang telah turun dari kendaraannya, berdiri di samping Xiao Zhan dan merangkul pinggangnya dengan posesif.

"Kita bicarakan setelah ini." Balas Wang Yibo, menarik lengan Xiao Zhan untuk ia lingkarkan pada lehernya dan menggendong pemuda itu seperti tuan putri. Mengabaikan seluruh kepala yang masih menunduk dengan dalam, dan membawa langkahnya sendiri pada paviliun pribadinya.

Tubuh dalam gendongannya ia letakkan dengan hati-hati di atas tempat tidur. Setelah itu jemarinya mengusap keringat yang berada di kening Xiao Zhan, menyelipkan helaian hitam pemuda itu ke belakang telinganya. "Aku akan pergi dulu sebentar." Ia berpamitan, namun cengkraman Xiao Zhan di lengannya membuat ia kembali menoleh.

"Apa kau akan menemui Selir Ju?" Xiao Zhan jelas bertanya padanya, namun wajahnya berpaling ke arah lain.

Wang Yibo tertawa pelan, menyingkirkan tangan Xiao Zhan dari lengannya. "Kami hanya akan berbicara mengenai pekerjaan, tidak ada yang lain."

"Ck, membuat anak juga pekerjaan wajib seorang penerus tahta bukan?" Xiao Zhan berkata dengan sebal, mengerucutkan bibirnya seperti ia telah kembali menjadi bocah tiga tahun. Kepalanya dipaksa untuk menatap Wang Yibo karena kedua telapak tangan pemuda itu telah menangkup kedua sisi wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luòhuā Shāng (The Injuries of Falling Flower) - YizhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang