9. Pū (Flutter)

970 160 73
                                    

Senja mulai menyambangi seluruh daratan Qing Yun, menampakkan langit yang terlihat malu-malu dengan menghasilkan semburat kemerahan menghiasi permukaannya. Air yang biasa berwarna biru jernihpun telah berganti menjadi kemerahan, merespon apa yang tengah dirasakan oleh sumber cahayanya.

Kedua insan itu masih berdiri di atas batu dalam diam, menghentikan beberapa argumen tidak penting yang sempat mereka lakukan beberapa saat lalu.

"Malam ini aku tidak akan kembali ke tempatku, ada beberapa pekerjaan yang harus kulakukan." Wang Yibo menjelaskan tanpa perlu ditanya.

"Lakukan saja apa yang harus kau lakukan." Balas Xiao Zhan, memilih untuk menuruni batu itu dengan mengangkat hanfunya tinggi-tinggi, takut jika ia akan menginjak bagian dari kain itu dan menyebabkan malapetaka bagi dirinya sendiri.

Suara hentakan kaki dengan tanah terdengar setelah Wang Yibo melompat dari atas sana ke tanah yang sekarang ia pijak. Ia terkekeh geli melihat Xiao Zhan yang kesusahan mencapai tanah dengan satu kakinya yang terjulur, sementara kedua tangannya mengangkat kain ditubuhnya. "Xiao Zhan, apa kau memang menyukai cara yang rumit? Kenapa tidak melompat saja?"

Dan tepat saat itu, ia kehilangan keseimbangan tubuhnya, kakinya tidak berpijak pada permukaan batu dengan benar, menyebabkan tubuhnya ditarik dengan kuat oleh gravitasi. Beruntungnya pemuda lain sudah merentangkan kedua tangannya di bawah sana, siap menangkap jika kemudian ia akan jatuh pada pelukannya.

Kedua manik Xiao Zhan terpaku pada wajah pemuda yang memeluk pinggulnya dengan erat. Ia menapaki seluruh bagian wajah itu dengan matanya, dari kedua mata sehitam kelam yang mampu menenggelamkan siapapun pada pesonanya, hidung bangir yang begitu sempurna untuk ukuran bibir tipisnya yang kadang terlihat berisi dan empuk jika sang empu sedang membuka kedua belahan daging merah itu. Kulit yang biasanya menampilkan warna seputih salju kini telah terganti menjadi kuning kemerahan, replikasi dari senja yang menyapa keduanya.

"Sedang mengagumi pahatan wajahku ya?"

Dan manusia memang tidak ada yang sempurna, meski wajah Wang Yibo dapat dikategorikan pada kata sempurna, belum tentu sifatnya dapat sesempurna senyuman yang terlukis di sana.

"Berhenti meracau dan turunkan aku." Balas Xiao Zhan dingin, menyesal sudah memuji keindahan wajah pemuda itu.

"Xiao Zhan, dari seluruh penjuru negeri, tidak ada yang pernah menolakku." Wang Yibo berucap sembari menurunkan pemuda itu, membiarkannya menapaki tanah dengan baik.

"Yang Mulia, untuk ukuran seorang Putra Mahkota, Anda terlalu percaya diri!"

Kali ini Wang Yibo tidak bisa menahan tawanya, ia tergelak dengan begitu keras, membuat kedua pipinya tertarik ke atas, menghimpit matanya yang semakin menyipit. Tidak ada yang pernah melihatnya tertawa seperti itu, kecuali pemuda di hadapannya yang merengut tidak suka. Dia memilih untuk meninggalkan Wang Yibo di sana dan berjalan dengan cepat menuju tiga orang yang sudah menunggunya, tanpa mau berbalik lagi pada Wang Yibo.

"Wang Yibo memang sialan!" Umpat Xiao Zhan, meninggalkan keterkejutan dari dua orang yang sudah mengenalnya sejak lama.

"Yang Mulia, tolong jaga perkataanmu. Bagaimanapun, aku adalah orang-nya Putra Mahkota yang harus melaporkan apapun yang terjadi padamu kepadanya." Ucap Meng Ziyi dengan tenang. Mengingat semua yang telah Xiao Zhan utarakan hari ini.

Xiao Zhan menghentikan langkahnya dan berbalik pada perempuan itu, menunjuknya tepat di wajah. "Kau! Jadi kau mata-mata?!"

Perempuan itu menarik tangan Xiao Zhan, menurunkannya ke bawah dan menatapnya dengan prihatin. "Yang Mulia, tempat ini adalah milik Putra Mahkota, tentu saja akan ada banyak mata-mata yang berjaga di setiap sudut. Aku hanyalah salah satu dari mereka yang bertugas menjadi orang kepercayaanmu, namun aku juga harus menjadi telinga untuk Putra Mahkota."

Luòhuā Shāng (The Injuries of Falling Flower) - YizhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang