"Jangan terus mengejarnya jika
dia sudah menolak.
Sadar diri, sadar posisi. Kadang kita perlu tamparan keras
untuk tersadar."–Karina citra bagaskara–
"Hai,"
Qila yang berada di kelas seorang diri, ralat. Bersama satu orang yang ia tidak tahu siapa namanya itu membuat dirinya menoleh, menatap wanita manis berambut panjang yang berjalan kearahnya.
"Karina," Qila menatap uluran tangan didepannya. Dengan wajah tersenyum, ia pun membalas uluran tangan itu sopan.
"Qila."
Karin yang duduk disebelahnya lebih tepat nomor empat sebelah Raka pun tersenyum. "Lo ngga ke kantin?"
Qila menggeleng. "Lagi males, enakan baca novel,"
Karin terkekeh kecil. "Btw lo tau ngga cowok yang disamping lo itu siapa?"
Qila menggeleng. "Ngga tau dan ngga mau tau." Jawab Qila yang membuat Karin mengerjapkan Matanya tak percaya.
"Qil, lo yakin ngga mau tau? Dia itu pentolan sekolah loh, lo itu beruntung banget bisa duduk sebangku sama diaaaa," Gemas Karin saat Qila hanya acuh dengan Daniel.
"Terus? Gue harus apa?"
"Lo 'kan cantik nih, ya pepetlah–"
"Lo sendiri?"
"Gue udah ada Arka, eh." Karin menutup mulutnya, sadar akan ucapannya yang salah.
Dahi Qila berkerut melihat sikap Karin yang aneh. "Kenapa? Arka siapa?"
"WOHOOO!" Kedua wanita itu tersentak kaget saat Lima Most Wanted yang dipimpin oleh Raka memasuki kelas dengan heboh.
"Apaniiihh, dua gadis cantik saling bergosip, ikut duoongg!" Seru Lanang dengan menarik kursi dan duduk ditengah-tengah mereka.
"Gosip apaan sih, Neng. Serius amat," Lanjut Lanang dengan menaik-turunkan kedua Alisnya.
Karin gelagapan, tatapannya sempat bertemu dengan Arka, Mantannya.
Mampus!
Karin berdiri, melenggang pergi keluar kelas.
"EH, NENG KARIN MAU KEMANA NENG?!" Teriak Lanang seraya melirik Arka.
Arka hanya diam, enggan untuk meladeni tatapan teman-temannya.
"Kenapa pindah sekolah Qil?" Tanya Arka akhirnya bersuara yang sedari tadi hanya diam.
Qila mendongak. "Mama gue punya cabang butik baru di Jakarta, dan kebutulan Papa gue pindah tugas kerja juga di Jakarta." Jelas Qila yang diangguki mereka kecuali Daniel.
"Niel," Daniel yang sedari bermain Ponsel mendongak. Menatap Baskara seolah menunggu jawaban.
"Disamping lo ini cewek cantik lho, masa lo anggurin gitu aja!" Cerocos Baskara yang tatapannya beralih menatap Qila yang sibuk membaca Novelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daniel | Akhir Yang Bahagia [On Going]
Teen Fiction[ DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI ! ] [ • Typo Bertebaran !!! • ] [ • Revisi jika sudah selesai • ] _______ Menceritakan seorang anak muda bernama Daniel yang harus menanggung ide gila Kedua Orang-tuanya kare...