Daniel|Akhir Yang Bahagia 07

441 68 1
                                    

"Oranglain mana paham,
betapa sulitnya kita untuk selalu terlihat baik-baik aja."

–Bara Jordan Bramasta–

"Daniel, kata Tante Maya kemarin Qila kesini ya bawain Mama Kue kesukaan Mama?" Tanya Lana saat Daniel merebahkan tubuhnya di Sofa seraya fokus bermain Ponsel.

"Daniel,"

"Hm."

"Terus Kuenya mana?"

"Daniel makan,"

"Semuanya?"

Daniel duduk, menatap Lana seraya mengangguk polos.

"May, ternyata Daniel yang makan,"

Lana kembali melanjutkan sambungan telfonnya yang belum terputus dari temannya itu, siapa lagi jika bukan Maya. Berjalan menuju kedapur untuk memasak karena pembantunya yang sedang libur pergi ke kampung selama Satu minggu.

"Abang,"

Daniel beralih menatap Arik yang sedari tadi sibuk menggambar.

"Alik mau es,"

Daniel meluruhkan tubuhnya di lantai yang beralaskan karpet berbulu. Mengusap rambut Adinya sayang. "Mau berapa, hm?" Tanyanya pelan.

"Telselah Abang Daniel aja, Alik nulut aja." Jawab Arik polos.

Daniel tertawa pelan. "Yaudah, Daniel tunggu sini."

Arik mengangguk antusias. "Cepetan ya Abang."

Daniel mengacungkan kedua jempolnya ke atas tanpa membalikkan tubuhnya, berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamarnya. Daniel menyambar Kunci Motornya, lalu kembali turun menuju Adiknya.

"Ayo," Ajak Daniel seraya menggendong adiknya.

"MA, DANIEL AJAK ARIK BELI ES!" Teriak Daniel yang dibalas oleh Lana yabg sedang memasak di dapur.

"JANGAN NGEBUT-NGEBUT DANIEEELL!" Peringat Lana berteriak.

"Kenapa ngga naik Mobil aja?" Tanya Arik saat Daniel mendudukkan dirinya didepan.

Daniel menaiki Motor sportnya, melesat pergi dari halaman rumahnya.

"Seruan juga naik Motor," Jawab Daniel saat Arik semoat bertanya sebelumnya.

Alik nenderetkan gigi kelincinya. "Iya, enak naik Motol, besok kalo Alik udah gede, Alik mau bawa Motol aja deh,"

Daniel tertawa mendengar ucapan polos Adiknya itu. "Tapi janji dulu sama Abang, jangan ngebut-ngebut,"

Arik mengangguk polos. "Alik janji."

🦋🦋🦋

"Ma, Qila ke Minimarket bentar ya, beli cemilan." Ucap Qila saat sebelumnya membuka Kulkas dan kosong, tidak ada cemilan ataupun minuman didalam sana.

Maya yang sedang bertelfonan mengangguk. "Ada uangnya?" Tanyanya dengan menjauhkan telfon genggam miliknya.

Qila mengangguk. "Ada kok,"

"Yaudah, hati-hati ya, bawa Mobil jangan ngebut-ngebut."

"Iyaa."

Qila melajukan Mobilnya, melesat pergi dari halaman rumahnya. Bersenandung kecil didalam Mobil, melupakan sejenak masalah Daniel yang membentaknya disekolah tadi. Ia tidak marah sama sekali kepada Daniel, mungkin diam-diam Daniel lagi ada masalah tapa ia ketahui sama sekali bukan?

Daniel | Akhir Yang Bahagia [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang